Masuk Cum Dividen di Pasar Tunai, Pembagian Dividen Unilever Cair Kapan?
Liputan6.com, Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen tunai interim sebesar Rp 1,56 triliun atau Rp 41 per saham. Rencana aksi tersebut sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 26 November 2024.
Sebelumnya, masa pembagian dividen interim UNVR di pasar reguler dan pasar negosiasi telah berakhir pada 4 Desember 2024. Keesokan harinya adalah tanggal 5 Desember 2024 sebagai tanggal ex-dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi. Pada hari ini, 6 Desember 2024, telah masuk tanggal pembagian dividen interim UNVR di pasar uang cum dividen, sekaligus tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak menerima dividen tunai.
Kemudian pada 9 Desember 2024, eks dividen akan masuk ke pasar uang pada minggu depan. Jika tidak ada kendala, dividen interim UNVR akan dibagikan pada 19 Desember 2024.
Besaran dividen tunai interim yang akan dibagikan kali ini mengacu pada data keuangan perseroan Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,47 triliun.
Sementara itu, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya tercatat sebesar Rp 2,67 triliun dengan total ekuitas sebesar Rp 2,86 triliun. Unilever Indonesia pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik pada tahun 1981 dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1982.
Saat ini Unilever Indonesia yang berkantor pusat di Tangerang memiliki lebih dari 40 merek serta 9 pabrik yang berlokasi di kawasan industri Jababek, Cikarang dan Rungkut, Surabaya. Pabrik dan produk perseroan juga telah memperoleh sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 27,4 triliun, turun 10,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan dalam negeri turun 9,9 persen yoy karena pertumbuhan harga dasar negatif (UPG) sebesar 4,1% dan pertumbuhan volume dasar negatif (UVG) sebesar 5,8%. Penurunan UVG disebabkan oleh volatilitas harga dan berkurangnya inventaris pelanggan pada Q3 2024.
“Setelah kinerja tahun ini, Anda dapat melihat bahwa kami sedang melalui situasi sulit dan kami memahami dengan jelas langkah-langkah yang perlu kami ambil untuk mengatasinya. Seiring kami terus beradaptasi dengan lanskap pasar yang berubah dengan cepat, kami tetap fokus pada produksi berkualitas dan inovasi yang konsisten bagi konsumen kami,” kata Presiden Unilever Indonesia Benjie Yap saat memaparkan kinerja perusahaan, Rabu (23/10/2024).
Dengan penurunan pendapatan tersebut, perseroan meraup laba sebesar Rp 3 triliun, turun 28,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski menghadapi tantangan yang ada, perusahaan berhasil mempertahankan pangsa pasar yang cukup kuat dan tetap menjadi pemimpin pasar di 13 kategori, menunjukkan bahwa produknya masih menjadi pilihan konsumen.
Pangsa pasarnya relatif stabil pada tahun 2024, namun masih di bawah level YTD pada bulan Oktober 2023. Saat ini perusahaan sedang dalam tahap melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Mulai dari meningkatkan jangkauan produk bagi konsumen, hingga memperkuat efisiensi operasional, dengan menggunakan perspektif jangka panjang sebagai pedoman.
“Meskipun perlu waktu untuk melihat dampak dari penyesuaian ini, saya yakin dengan kemampuan kami untuk pulih dan meningkatkan kinerja. Perusahaan berkomitmen untuk menjadi lebih kuat, lebih tangguh, dan siap memanfaatkan peluang di masa depan,” kata Bendzy.
Beberapa tindakan penting yang diambil perusahaan selama sisa tahun ini termasuk memperkuat merek dan portofolio inti Unilever dengan meluncurkan produk dalam format baru. Contohnya seperti Tresemme Serum, Ponds Sun Serum, dan Royco Oyster Sauce yang mendapat respon positif konsumen sejak diperkenalkan. Mengubah distribusi merchandising (DT) dan manajemen inventaris yang efektif.
Mengoptimalkan promosi agar tetap kompetitif sambil berinvestasi pada merek dan portofolio. Hal ini juga memperkuat kehadiran dan kinerjanya di media sosial karena menjadi tempat di mana konsumen lebih memilih untuk berbelanja.
“Dari segi biaya, perusahaan akan meninjau dan mengatur ulang biaya, meningkatkan alokasi sumber daya, dan memfokuskan investasi pada prioritas strategis yang akan mendukung pertumbuhan kinerja dan inovasi,” jelas Benjie.
Pada saat yang sama, perusahaan akan terus memperkuat organisasi agar lebih efisien dan bertanggung jawab melalui transformasi berkelanjutan, termasuk perubahan di tingkat manajemen.
Perusahaan percaya bahwa transformasi organisasi akan membawa energi baru, budaya perbaikan berkelanjutan dan inovasi. Oleh karena itu, bisnis selalu siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
“Kami sedang menjalani transformasi menyeluruh dan perbaikan operasional yang akan berlangsung setidaknya hingga paruh pertama tahun depan. Kami yakin ini adalah langkah yang tepat. Kami juga yakin dengan kemampuan kami untuk menghidupkan kembali kinerja kami. Kami berkomitmen untuk lebih kuat, rebound lebih kuat, dan lebih sigap menangkap peluang di masa depan,” kata Benji.