Global

Megawati Puji Presiden Putin: Pemimpin yang Teguh dan Percaya Diri

Liputan6.com, Jakarta – Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, menilai Presiden Rusia Vladimir Putin adalah pemimpin yang kuat dan tangguh dalam prinsipnya. Hal itu diungkapkan Megawati saat wawancara dengan kantor berita Rusia Sputnik.

Megawati, Sekretaris Jenderal PDIP, juga mengaku sudah mengenal Putin sejak presiden Rusia itu masih menjadi pejabat di pemerintahan St. Petrograd.

Pada masa kepemimpinan saya pada tahun 2001-2004. kerja sama ekonomi dan pertahanan berkembang. Saat berkunjung ke Rusia pada tahun 2003, saya menandatangani Deklarasi Persahabatan dan Kemitraan, termasuk penguatan sistem pertahanan Indonesia melalui pembelian pesawat Sukhoi dan peralatan militer lainnya. Mari kita ingat juga Megawati, wakil presiden kedelapan RI, seperti dilansir Sputnik, Senin (10/7).

Megawati pun memuji Putin sebagai pemimpin Federasi Rusia.

“Saya melihat Vladimir Putin sebagai pemimpin yang memegang teguh prinsipnya dan memiliki rasa percaya diri,” tambahnya. “Saya sangat bangga ketika menerima Bintang Persahabatan dari Presiden Putin pada tahun 2021.”

Megawati dianugerahi Bintang Persahabatan atas upayanya mempererat persahabatan, kerja sama, dan pengertian antara masyarakat Rusia dan Indonesia. Menurut Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Megawati menjadi warga negara Indonesia (WNI) pertama yang menerima penghargaan tersebut.

Megawati terakhir kali mengunjungi Rusia pada September tahun lalu. Dalam kesempatan itu, ia memberikan kuliah umum di Universitas Saint Petersburg, menyampaikan bahwa faktor mendasar yang tidak pernah berubah dalam hubungan Rusia dan Indonesia adalah komitmen terhadap hidup berdampingan secara damai.

Megawati mengupas perjalanan panjang hubungan Indonesia-Rusia dalam kuliah umum bertajuk “Tantangan Geopolitik dan Pancasila Sebagai Jalan Menuju Tatanan Dunia Baru”.

Kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa St. Petersburg University dan civitas kampus tersebut disampaikan dalam rangka HUT ke-300 St. Petersburg University pada Senin (16/9).

Megawati mengatakan, kedatangannya di Rusia dikaitkan dengan berbagai kenangan sejarah.

“Awalnya ketika Dr. Ir. Soekarno, juga dikenal sebagai Bung Karno, presiden proklamasi dan pertama Republik Indonesia, mengunjungi Uni Soviet pada tahun 1956 dan bertemu dengan Presiden Voroshilov. Bung Karno sangat tertarik dengan jalan sosialisme dan menerapkan prinsip hidup berdampingan,” kata Megawati mengutip keterangan tertulis PDIP yang diperoleh Liputan6.com.

Kedua, Megawati mengatakan, pada tahun 1962, Bung Karno mendapat kunjungan balasan dari Presiden Rusia Nikita Khrushchev.

Selain menerima bantuan pembangunan Stadion Gelora Bung Karno yang kala itu merupakan stadion terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga menerima bantuan peralatan militer untuk integrasi wilayah wilayah kedaulatan NKRI.

Saat itu, Bung Karno menganugerahkan Penghargaan Bintang Mahaputra kepada astronot Yuri Gagarin. Penghargaan tertinggi tersebut bukan hanya sebagai wujud syukur atas kemajuan teknologi antariksa di Tanah Air, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia untuk membangun Luar Angkasa,’ kata Megawati.

Megawati kemudian menceritakan masa-masa menjabat sebagai Presiden RI dan saat bertemu dengan Presiden Putin pada tahun 2001 dan 2003. Pada saat itu, tatanan dunia masih bersifat polar, dengan perang melawan teror yang terjadi dimana-mana.

“Saya perkuat kerja sama di bidang pertahanan, salah satunya pembelian jet tempur Sukhoi. Sejauh ini jet tempur ini dari segi teknologi, fleksibilitas, dan presisinya masih unggul dan menjadikan penerbangan kita kuat. Bangga,” jelas Megawati. .

Dari seluruh perjalanan tersebut, Megawati mengatakan prinsip itu tertanam dalam politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

“Hal mendasar yang tidak pernah berubah dalam hubungan Rusia-Indonesia adalah komitmen hidup berdampingan secara damai. Ini adalah prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,” kata Megawati.

Dikatakannya, Indonesia aktif, tidak termasuk dalam blok pertahanan mana pun.

“Kebebasan aktif bukanlah kebijakan netralitas, tapi manusiawi dan anti kolonial,” kata Megawati, putri sulung Bung Karn.

Megawati menegaskan, politik luar negeri bebas aktif berpedoman pada falsafah Pancasila Indonesia.

“Dengan prinsip kemanusiaan, kita berkomitmen membangun persaudaraan global. Dengan keadilan sosial, kita memperjuangkan ketertiban dunia yang damai, keadilan dan memperjuangkan kesetaraan antar bangsa. Ini adalah contoh penerapan Pancasila dalam hubungan internasional.” Dia menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *