Lifestyle

Menanti Gebrakan Memodernkan Wastra Indonesia dari Panggung Jakarta Fashion Week 2025

Liputan6.com, Jakarta – Wastra hampir selalu disebut-sebut dalam setiap pekan mode yang diadakan di berbagai tempat di Indonesia, khususnya Jakarta. Begitu pula dengan Jakarta Fashion Week 2025 yang tahun ini memasuki perhelatan ke-17.

Chief Executive Officer GCM Group sekaligus Ketua Jakarta Fashion Week Svida Alisjahbana mengaku kesulitan memberikan tema khusus setiap kali acara digelar. Mereka hanya ingin mengoperasikan platform yang memberikan tempat bagi para desainer dan brand fashion untuk memamerkan karyanya sesuai dengan tema yang ingin mereka promosikan.

Namun pola pikirnya berubah setelah menjadi bagian darinya dan berinteraksi dengan berbagai aktor dan pemangku kepentingan di dunia fashion. Sebagai penutup, tahun ini JFW 2025 mengusung “Future Fusion: When Tradition Meets Innovation.” Tema ini diharapkan dapat menjadi pencetus arah masa depan fashion Indonesia yang tidak jauh dari merayakan kekayaan budaya melalui berbagai kesenian. 

“Kami bilang fusion bertemu inovasi karena memadukan tradisi dengan masa depan untuk berinovasi,” kata Svida dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Tak ingin JFW berhenti menjadi pameran karya kreatif para desainer dan label, mulai tahun ini mereka memperkenalkan Center Stage. Program ini dirancang untuk berbagi ide, wacana dan solusi mengenai isu-isu fesyen terkini dari para pakar dan pelaku fesyen untuk menarik perhatian berbagai pemangku kepentingan, seperti aturan fesyen sederhana hingga isu kelestarian lingkungan.

“Di ruangan #CenterStage ini, percakapan bisa terus mengalir. Semoga diskusi terus keluar dari JFW dan menjadi topik diskusi yang akhirnya menjadi aksi,” ujarnya.

Andandika Surasetja, Creative Director JFW 2025 mengatakan, total ada 115 perancang busana dan label fesyen yang terlibat dalam acara yang digelar pada 21-27 Oktober 2024 tersebut. Mereka yang akan tampil di panggung JFW dikelola oleh tim JFW. mewakili berbagai generasi, mulai dari maestro Sebastian Gunawan dan Christian Panarese, hingga label-label baru yang bermunculan dari kompetisi Fashion Force.

Menurut Dika, faktor utama yang menjadi pertimbangan tim kuratorial adalah aspek inovasi dan kebaruan. Mereka akan mengisi 34 slot presentasi selama pekan mode. Bahkan ada pula yang berkolaborasi dengan organisasi internasional sebagai upaya membuka jalan bagi desainer atau label lokal untuk terjun ke kancah internasional.

“Selaku Korean Creative Content Agency (Kocca) Indonesia akan diperkenalkan dua desainer asal Korea Selatan, salah satunya Tripleroot yang berlokasi di Seoul. Sebagai gantinya, kami akan mengirimkan dua label ke Fashion Kode pada 18-19 Oktober. dari “Fashion Force dan Alumni Fashion Force,” kata Dika.

Namun sastra Indonesia menjadi fokus utama sebagai bintang JFW tahun ini. Dimulai dari parade pembukaan yang dilaksanakan pada Senin, 21 Oktober 2024 pukul 13.00 WIB, para desainer yang dituju akan memamerkan karyanya dengan sentuhan sastra.

Pertunjukan bersama Cita Tenun Indonesia, perkumpulan penggiat sastra, juga dijadwalkan. Mereka akan menampilkan karya tiga desainer Tanah Air yakni F Budi, Oscar Lawalata dan Era Soekato yang konsisten mengedepankan sampah dalam setiap karyanya.

BIN House bersama Obin juga akan kembali tampil di acara tersebut dengan membawa kreasi fashion batik premium ke kancah fashion. Tak ketinggalan, lanjut Dika, Dewi Fashion Knight, merupakan penampilan terakhir yang banyak menyedot perhatian para fashion executive. Dika menuturkan, pementasan tersebut akan dipentaskan dua malam berturut-turut.

“Pada hari Sabtu (26 Oktober 2024) akan diadakan Dewi Fashion Knights-New Wave, sedangkan pada hari Minggu (27 Oktober 2024) akan diadakan Dewi Fashion Knight-Indonesian. Hari pertama akan ada pendekatan kekinian dari desainer peraih gelar pertama Dewi Fashion Knight. Pada hari Minggu sang maestro akan menampilkan karya dengan “Semangat Indonesia yang begitu kuat,” ujarnya.

Selain pengembangan budaya, isu lain yang disorot pada JFW 2025 adalah aspek keberlanjutan, lingkungan hidup, dan bisnis. Svida mengatakan, mereka tidak ingin pembahasan isu ini berakhir sebagai ‘greenwashing’, melainkan benar-benar mengintegrasikannya ke seluruh aspek industri fashion. “Mudah-mudahan kita lihat inovasi apa yang ada,” ujarnya.

 

JFW 2025 kembali digelar di Pondok Indah Mall. Di tahun ketiga ini, Dika mengatakan ruangan yang digunakan lebih luas, antara lain area pameran, area Fashion Link, penjualan produk premium, dan Central Stage. Dengan menambah luas, ia berharap nilai transaksi yang dicetak akan semakin besar.

“Saya bicara kalau tahun lalu pencatatannya setahun Rp 12 miliar. Tahun ini targetnya Rp 15 miliar. Kita tidak hanya mengatur tren, tapi juga bisa diakses oleh pecinta,” kata Dika.

Berharap bisa menarik banyak pengunjung, pengelola Mal Pondok Indah mengaku mengharapkan peningkatan jumlah kunjungan. General Manager PIM, Eka Dewanto mengatakan, pihaknya menyediakan tujuh ribu slot parkir yang dapat dilengkapi dengan parkir kantor khusus di akhir pekan untuk menampung pengunjung.

“Penyediaan tempat parkir berkembang pesat. Untuk model 7.000 rambu parkir sudah lebih dari cukup,” ujarnya.

Hal ini berdasarkan pengalaman mengelola trafik tertinggi saat libur lebaran yang bisa dikunjungi 80 ribu orang dengan 20 ribu mobil per hari. “Kepadatannya besar tapi bagus dengan PIM 3 (tempat parkir),” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *