Menelisik Pernyataan Kontroversial Dharma Pongrekun tentang COVID-19, Benarkah Agenda Asing?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Calon Gubernur DKI No. 2024, malam.
Dharma mengaku paham betul dengan wabah virus corona yang menjadi musuh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya paham betul dengan wabah ini. Wabah ini adalah rencana rahasia pihak luar untuk mengambil kemerdekaan negara. Jadi, sepertinya orang-orang ini sangat lemah dan harus mengikuti aturan, kenapa Tofik, kenapa ikut. COVID,” kata Dharma.
Ia juga mengatakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa PCR bukanlah alat untuk menguji virus.
“Tentu sebagian besar dari kita belum mengetahui bahwa tes PCR yang digunakan saat ini bukanlah tes virus. Jangan dilakukan dengan air liur jika memang ingin melakukan tes virus,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, seorang pemimpin, khususnya di otonomi daerah DKI Jakarta, harus berjuang sekuat tenaga untuk melindungi warganya.
“Jangan sampai perekonomian hancur karena wabah, kenali internet, UMKM hilang, masyarakat takut. Jalan ke ibu kota dunia kalau hati orang sakit, pikiran.. badannya keracunan,” Dharma mengatakan tentang epidemi COVID-19.
Dharma menambahkan, segala sesuatu yang berkaitan dengan wabah COVID-19 sama sekali tidak berdasar. Itu kata-kata kosong. Mari kita bersinergi menyukseskan proyek Jakartaku Aman karena keindahannya, ujarnya.
Sebelumnya, pertanyaan seputar COVID-19 datang dari calon Gubernur DKI Jakarta pertama, Ridwan Kamil. Ia mengatakan, Indonesia sedang mengalami wabah COVID-19 yang parah.
“Jika kita bisa kembali ke masa lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi epidemi ini?”
Mendengar pertanyaan Ridwan Kamil, Dharma menjelaskan pentingnya bisa melihat apa yang tertulis, tapi juga apa yang diucapkan.
Permasalahan penyakit menular merupakan permasalahan kesehatan yang serius. Menurut Dharma, kita harus belajar memusatkan perhatian pada hal-hal yang tidak terlihat. “Dari pengalaman saya, dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari, penting untuk tetap waspada dan memahami makna yang tersirat,” ujarnya.
“Jadi kita harus mewaspadai segala permasalahan yang ada, baik itu serangan nyata maupun serangan luar negeri untuk mengambil alih kekuasaan negara karena alasan kesehatan. Dan itu mengancam keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Mendengar hal tersebut, ahli epidemiologi Dicky Budiman kembali angkat bicara, khususnya soal tes PCR.
Dicky menegaskan, PCR merupakan metode yang digunakan untuk memperbanyak gen, DNA, dan RNA, dalam sampel agar mudah dianalisis.
“Ya, dalam konteks diagnosis COVID-19, PCR digunakan untuk mendeteksi RNA dari virus Sars-COV2 penyebab COVID-19. Karena RNA virus ini unik, PCR sangat akurat dan sensitif untuk mendeteksi virus tersebut. keberadaan virus SarsCOV2 meski jumlah virus di dalam tubuh masih sedikit,” ujarnya kepada Health thedesignweb.co.id pada Senin, 7 Oktober 2024.