Meneropong Arah IHSG di Tengah Penantian Hasil Pilpres AS
thedesignweb.co.id, Jakarta – Seluruh dunia nampaknya masih mencermati perubahan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Berdasarkan hasil awal, tampaknya Donald Trump mengungguli rivalnya Kamala Harris.
Para pengamat menilai hasil pemilu presiden AS akan berdampak pada negara lain. Pasalnya Amerika Serikat merupakan negara besar yang politiknya sering dijadikan acuan. Hendra Wardana, pengamat pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id, menjelaskan pasar saham Indonesia akan terdampak dengan pemilu presiden AS, khususnya di sektor perbankan.
Investor asing yang khawatir dengan kebijakan Trump yang memprioritaskan pasar Amerika mungkin memandang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sebagai wilayah yang berisiko tinggi. Jika situasi ini terus berlanjut, tekanan jual di sektor perbankan bisa berdampak signifikan terhadap indeks harga komposit (IHSG).
“Memang tekanan jual pada saham perbankan bisa membuat IHSG mendekati level support 7.356, apalagi jika aksi jual di luar negeri terus berlanjut,” kata Hendra thedesignweb.co.id, Rabu (6/11/2024).
Untuk itu Hendra meminta investor memperhatikan perkembangan tersebut. Sedangkan IHSG mampu mengalami volatilitas yang tinggi akibat perubahan politik internasional yang dapat mempengaruhi aliran modal dan sentimen pasar modal Indonesia.
Analis pasar modal Desmond Wira mencatat Trump diperkirakan akan mengungguli Kamala dalam penghitungan terbaru. Jika Trump memenangkan pemilu presiden AS dengan sikap tegas terhadap kepentingan dalam negeri, besar kemungkinan dolar akan menguat dan rupee melemah.
“Kalau dolar menguat, akibatnya rupee melemah. Selain itu, Trump mungkin akan lebih merespons langkah Indonesia yang bergabung dengan BRICS. Oleh karena itu, menurut saya, pasar saham IHSG akan ikut terpuruk,” ujarnya. Desmond pada kesempatan lain.
Sebaliknya, jika pemilu AS dimenangkan oleh Kamala Harris, perasaan negatif akan berkurang, meski perasaan negatif masih ada. Sementara itu, perekonomian dalam negeri masih lemah. PDB Indonesia diperkirakan lebih rendah, tumbuh sebesar 5,00% tahun-ke-tahun pada Q3 tahun 2024 dibandingkan dengan 5,05% pada Q2 tahun 2024.
“Jadi masih ada kemungkinan IHSG melemah. Strategi investor adalah wait and see dulu perkembangan pasar saham,” kata Desmond.