Mengenal Cosmic Vine, Kumpulan Galaksi Berusia 2 Miliar Tahun
thedesignweb.co.id, Jakarta – Saat menjelajahi alam semesta, para astronom juga memetakan objek-objek yang ada di dalamnya. Hal inilah yang disebut dengan struktur spasial, yang mengacu pada berbagai bentuk dan fenomena yang terdapat dalam ruang yang tidak terikat oleh aturan atau pola tertentu.
Struktur ini mencakup galaksi, nebula, bintang, planet, dan fenomena kosmik lainnya. Salah satu struktur kosmik yang ditemukan oleh James Webb Space Telescope (JWST) adalah Cosmic Vine.
Melansir Phys, Selasa (24/09/2024), pengamatan menunjukkan Cosmic Vine merupakan struktur yang sangat panjang dan besar, panjangnya sekitar 13,04 juta tahun dan lebar 0,65 juta tahun. Cosmic Vine ditemukan oleh tim peneliti dari Cosmic Dawn Center (DAWN) di Denmark.
Mereka menemukan Cosmic Vine, yang terdiri dari 20 galaksi yang terkunci dan terikat oleh gravitasi. Struktur padat berukuran besar seperti ini diduga merupakan pusat yang membentuk gugusan galaksi.
Cosmic Vine juga merupakan struktur terikat gravitasi terbesar di ruang angkasa saat ini. Penemuan megastruktur yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics ini dapat membantu para ilmuwan menemukan bagaimana struktur terbesar di alam semesta terbentuk.
Karena mereka telah berevolusi selama 13,8 miliar tahun sejarah kosmik. Tanaman merambat kosmik ditemukan saat mempelajari wilayah luar angkasa yang disebut Extended Growth Belt di wilayah luar angkasa yang terletak di konstelasi Ursa Major.
Rantai galaksi ini membentang sekitar 13 juta tahun cahaya dan lebarnya 650.000 tahun cahaya. Selentingan kosmik memiliki massa yang setara dengan sekitar 260 miliar matahari.
Menariknya, Cosmic Vine tidak seimbang, para astronom mengatakan ada kemungkinan struktur tersebut berubah menjadi sekelompok galaksi. Tim ilmiah juga dapat menentukan bahwa rangkaian galaksi ini berjumlah 11 hingga 12 miliar.
Artinya, teleskop James Webb melihat galaksi-galaksi ini seperti keadaan alam semesta sekitar 2 miliar tahun yang lalu. Perkiraan usia ini dimungkinkan karena fenomena pergeseran merah.
Fenomena ini terungkap saat ia bergerak menuju Bumi setelah diabaikan pada awal mula alam semesta. Semakin jauh jarak benda yang memancarkan cahaya, semakin lama cahaya mencapai kita, dan saat bergerak, panjang gelombang cahaya tersebut “diregangkan”.
Semakin jauh cahaya merambat, semakin ekstrim “pergeseran merah” ini. Itu sebabnya JWST dirancang untuk mengamati alam semesta dalam wilayah inframerah, karena cahaya yang meninggalkan galaksi pertama di wilayah spektrum elektromagnetik yang terlihat berubah menjadi cahaya inframerah setelah miliaran tahun dan miliaran tahun cahaya.
Para astronom menganalisis dua galaksi yaitu A dan E di Cosmic Vine. Kedua galaksi ini adalah dua galaksi paling masif dalam rantai galaksi.
Galaksi dan E di Cosmic Vine juga memiliki bentuk yang unik, sehingga memiliki struktur yang mirip dengan galaksi yang lebih “modern”. Galaksi-galaksi ini tampaknya telah memperlambat laju pembentukan bintang secara signifikan.
Seperti yang diamati oleh JWST, objek bintang terbentuk dengan kecepatan yang setara dengan hanya setengah Matahari setiap tahunnya. Galaksi dengan laju pembentukan bintang yang lambat disebut galaksi “tenang”.
Terhentinya pembentukan bintang biasanya terjadi karena galaksi kehabisan gas dan debu yang merupakan bahan penyusun benda langit. Bima Sakti adalah contoh galaksi modern yang damai.
Galaksi-galaksi yang “meluas” seperti itu jarang terjadi di alam semesta awal. Para ilmuwan percaya bahwa Galaxy A dan Galaxy E mungkin telah mendingin akibat tabrakan dan penggabungan dengan galaksi lain selama 500 juta tahun sebelum mencapai kondisinya saat ini.
Fusi ini memicu ledakan besar pembentukan bintang yang dengan cepat membakar gas dan debu. Penemuan Galaksi A dan Galaksi E di Cosmic Vine menunjukkan bahwa galaksi yang diam dan masif dapat terbentuk menjadi struktur kosmik besar yang kemudian membentuk gugus galaksi.
(tiffany)