Global

DESIGN WEB Mengenal Hujan Meteor Draconid dan Orionid, Dapat Disaksikan Oktober 2024

thedesignweb.co.id, Jakarta. Pada bulan Oktober 2024, akan terjadi dua kali hujan meteor di langit, yaitu hujan meteor Draconid dan Orionids. Melansir laman BRIN, Selasa (8/10/2024), hujan meteor Draconid akan mencapai puncaknya pada 7-8 Oktober 2024.

Sedangkan hujan meteor Orionids akan mencapai puncaknya pada 21-22 Oktober 2024. Fenomena astronomi hujan meteor adalah ketika pecahan meteoroid, komet, atau asteroid jatuh ke atmosfer bumi.

Selasa (10/08/2024) Dikutip dari laman Cosmos Hujan meteor Draconid merupakan salah satu dari sedikit hujan meteor kecil. Jika langit gelap, Anda bisa melihat 5-10 meteor per jam.

Pengamat akan mendapat manfaat pada tahun 2024, ketika bulan berada dalam fase setengah dan kecerahannya sekitar 27 persen. Puncak hujan meteor Draconid dapat diamati di puncak konstelasi Draco.

Namun, Anda tidak perlu menemukan titik bintang Draco untuk melihatnya. Hujan meteor ini masih bisa diamati saat langit cerah dan cahaya sekitar minim.

Hujan meteor Draconida bermula dari pecahan komet. Komet P/Giacobini-Zinner merupakan induk dari hujan meteor Draconida.

Komet ini ditemukan pada 20 Desember 1900 oleh Giacobini di Observatorium Nice di Perancis. Selain itu, komet tersebut diamati oleh Ernst Zinner pada tanggal 23 Oktober 1913.

Dibandingkan komet lainnya, Komet P/Giacobini-Zinner berukuran cukup kecil. Komet tersebut memiliki diameter 1,24 mil atau sekitar 2 kilometer.

 

Komet utama hujan meteor Draconid mengorbit Matahari dalam waktu sekitar 6,6 tahun. Di masa lalu, puing-puing komet P/Giacobini-Zinner pernah menyebabkan badai meteor.

Ini terjadi antara tahun 1933 dan 1940.

Perhatikan bahwa beberapa puing komet tersebar tidak merata di sekitar orbitnya. Namun sebagian besar berkumpul di sekitar komet.

Saat komet mendekati tata surya dan atmosfer bumi, akan terjadi hujan meteor yang spektakuler. Hujan meteor Draconid semakin intensif pada tahun 1985, 1998, dan 2018.

Selain itu, pada tahun 2011, pengamat di Eropa bahkan melihat lebih dari 600 meteor per jam dari hujan meteor Draconid. Namun, seperti dekade sebelumnya, tidak ada badai meteor yang teramati.

Komet 21P/Jacobini-Zinner juga berada di perihelion atau pendekatan terdekat pada 10 September 2018. Saat itu, hujan meteor semakin sering terjadi.

Menghitung periode orbit, perihelion berikutnya diperkirakan terjadi pada tahun 2025. Namun para peneliti tidak bisa memprediksi ledakan tersebut.

Sedangkan hujan meteor Orionids mencapai puncaknya pada pertengahan Oktober setiap tahunnya. Langit ini dianggap sebagai salah satu hujan meteor terindah di tahun 2024.

 

Pada Selasa (10/8/2024), NASA mengaitkan hujan meteor Orionid dengan Komet Halley. Komet ini mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali dan memuntahkan gas dan debu di sepanjang jalurnya.

Saat Bumi melewati komet Halley, partikel-partikel kecil tersebut memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, sehingga dapat memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan hingga 66 km/s. Proses gesekan ini seringkali menimbulkan guratan-guratan warna yang menyerupai bintang jatuh.

Padahal Komet Halley membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengorbit Matahari. Hujan meteor Orionid terjadi setiap tahun.

Meteor Orionid dikenal karena kecerahan dan kecepatannya. Meteor yang melaju kencang ini memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan 148.000 mph.

Meteor cepat dapat meninggalkan aliran cahaya yang berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit. Meteor yang cepat terkadang bisa berubah menjadi nyala api.

Hujan meteor Orionid akan berlangsung hingga 7 November 2024. Pada puncaknya akan ada 20 meteor per jam.

Orionid dapat dilihat beberapa jam setelah tengah malam baik di belahan bumi utara maupun selatan. Bintang atau titik di langit tempat munculnya Orionid adalah konstelasi Orion.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *