Global

Mengenal Io, Bulan Jupiter yang Penuh Gunung Berapi

thedesignweb.co.id, Jakarta – Io merupakan salah satu bulan Jupiter yang paling menarik perhatian para astronom. Satelit alami ini merupakan salah satu dari tiga bulan terbesar Jupiter saat ini.

Io pertama kali ditemukan oleh astronom ternama, Galileo Galilei, pada tahun 1610. Dikutip dari laman Life Science, Rabu (28/8/2024), Io merupakan bulan vulkanik paling aktif di tata surya.

Bulan ini terdapat ratusan gunung berapi aktif, banyak di antaranya meletus dengan kekuatan luar biasa. Para peneliti di Institut Teknologi California (Caltech), Universitas New York, dan Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA melaporkan bahwa gunung berapi Io telah meletus selama miliaran tahun.

Aktivitas vulkanik di Io bervariasi, mulai dari letusan lava yang memuntahkan material vulkanik hingga kawah besar dan lautan lava yang menutupi permukaannya. Biasanya, gunung berapi Io memuntahkan belerang dalam jumlah besar ke atmosfer.

Beberapa gunung berapi, seperti Kilauea dan Pele, mampu memuntahkan lava setinggi sepuluh kilometer ke atmosfer. Penyebab utama aktivitas vulkanik Io yang intens adalah gravitasi Jupiter.

Saat Io mengorbit Jupiter, gravitasi Jupiter menciptakan tarikan pasang surut yang sangat kuat. Gaya pasang surut ini tidak hanya mempengaruhi bentuk dan posisi Bulan, tetapi juga menyebabkan deformasi besar pada permukaannya.

Interaksi gravitasi antara Io dan Jupiter menyebabkan magma ini naik ke permukaan dan menyebabkan letusan gunung berapi yang dahsyat. Io juga mengalami gaya pasang surut dari bulan-bulan besar lainnya seperti Europa dan Ganymede.

Interaksi gravitasi bulan-bulan ini berkontribusi terhadap fluktuasi gaya pasang surut yang menyebabkan deformasi lebih lanjut dan aktivitas vulkanik di Io. Selain gunung berapi aktif, permukaan bulan juga dihiasi lapisan belerang dan belerang dioksida yang memberikan warna cerah dan kontras dengan permukaan hitam.

Gunung berapi Io, seperti Pele dan Loki, termasuk yang paling aktif dan memuntahkan lava bersuhu tinggi. Kawah besar dan lautan lava memberikan wawasan tentang proses vulkanik yang sedang berlangsung dan menunjukkan bagaimana permukaan Io terus berubah.

Io memiliki atmosfer tipis yang terdiri dari gas vulkanik seperti sulfur dioksida dan karbon dioksida. Gas-gas ini dilepaskan selama aktivitas gunung berapi dan membentuk atmosfer tipis di sekitar bulan.

 

Io juga memiliki danau lava dingin bernama Loki Patera. Lokasi ini ditemukan oleh wahana antariksa NASA, Juno, saat melintas di atas kepala pada Desember 2023 dan Januari 2024.

Diposting NASA pada Rabu (28/8/2024), danau lava dingin di permukaan Io ini pertama kali diamati oleh pesawat luar angkasa Voyager 1 pada tahun 1979.

Danau tersebut kemudian tampak seperti danau besar yang gelap, dikelilingi oleh daratan yang lebih terang. Awalnya para ilmuwan percaya bahwa Loki Patera adalah kawah meteor.

Namun pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa itu adalah danau lava. Loki Patera adalah danau lava terbesar di tata surya.

Luasnya sekitar 21.000 kilometer persegi atau sekitar satu juta kali luas permukaan rata-rata danau lava di Bumi. Danau ini berbentuk lonjong dan dikelilingi tebing sepanjang beberapa kilometer.

Tanah di sekitar Loki Patera datar. Lava ini memiliki suhu sekitar 200 derajat Celcius, lebih dingin dibandingkan lahar di Bumi.

Hal ini disebabkan atmosfer Io yang tipis sehingga tidak mampu menahan panas dengan baik. Meski dingin, Loki Patera masih menjadi tempat yang aktif.

Lava di danau terus bergerak dan berubah. Ada banyak pulau-pulau kecil yang bisa dilihat dan mengapung di permukaan.

Aliran panas Io lebarnya 100 hingga 200 kilometer. Ada kemungkinan bahwa panas Ionia dilepaskan oleh danau lava yang tenang dan bukan oleh letusan.

Lava Loki Patera mengalir dari mantel Io. Mantel adalah lapisan di bawah kulit bulan yang terbuat dari batuan cair.

Panas dari inti Io melelehkan batuan di mantel, dan magma yang dihasilkan naik ke permukaan melalui gunung berapi. Para ahli meyakini danau ini mengeluarkan gas beracun ke atmosfer sehingga berkontribusi terhadap asap tebal yang menutupi bulan.

Lava dari Loki Patera mungkin juga telah mengubah komposisi permukaan Io, dan mungkin membantu membentuk tanah unik di bulan.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *