Mengenal Karakter dan Cara Merawat Hewan Reptil, Gecko dan Kura-Kura Paling Diminati
thedesignweb.co.id, Jakarta – Memelihara reptil sebagai hewan peliharaan tentunya berbeda dengan merawat mamalia seperti kucing dan anjing. Menurut Dr. Juliani Devi, dokter hewan spesialis perawatan reptil dan hewan eksotik di PetCare Ampere, Jakarta, menekankan pentingnya memahami karakteristik reptil sebagai lingkungan poikiloterm yang bergantung pada suhu untuk mengatur suhu tubuhnya.
“Penting untuk dipahami bahwa proses molting pada reptil membutuhkan pemberian air dan perawatan yang tepat,” kata dr Juliani Devi saat ditemui baru-baru ini di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Selain itu, metabolisme reptil seperti tokek lebih lambat dibandingkan mamalia, sehingga makan lebih jarang memerlukan perhatian khusus pada asupan makanan untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Penting untuk mengetahui pola makan spesifik setiap reptil untuk menjaga keseimbangan nutrisi, termasuk suplemen kalsium dan vitamin D3 untuk kesehatan tulang. Karena sifat ektotermiknya, reptil memerlukan habitat dengan suhu yang sesuai di daerah panas untuk mengatur suhu tubuhnya.
Selain itu, ingatlah untuk membersihkan habitatnya secara rutin untuk mencegah bakteri atau jamur, dan reptil air seperti penyu air tawar memerlukan sistem penyaringan air yang baik. “Spesies reptil seringkali menyembunyikan tanda-tanda penyakit hingga menjadi parah,” jelas Iuliani. Itu sebabnya penting untuk memeriksa tanda-tanda kesehatan, seperti nafsu makan, perilaku, dan kondisi kulit.
Jika reptil Anda tampak lesu, menolak makan, atau memiliki masalah kulit, ini mungkin merupakan tanda penyakit dan memerlukan kunjungan ke dokter hewan yang berpengalaman dalam perawatan reptil.
Komunitas reptil semakin berkembang, banyak anggota yang berbagi informasi tentang koleksinya bahkan bertukar koleksi. Jenis reptil ekstremofil yang paling umum adalah ular, iguana, dan kadal.
Pendiri dan Direktur Repjak, Fakhri Auzan menjelaskan, dirinya sudah berjualan reptil sejak 2012. Repjak bisa menjual hingga 300 ekor tokek dalam sebulan, belum termasuk katak dan penyu.
“Usaha perdagangan reptil bisa dimulai dari skala kecil, skala keluarga, hingga skala peternakan dengan pendapatan bulanan hingga ratusan juta rupee. Dalam beberapa tahun terakhir, tokek dan penyu menjadi salah satu spesies yang paling digemari,” kata Fakhri.
Nama ilmiah tokek adalah Eublepharis Macularius yang biasa dikenal dengan nama tokek di Indonesia. Tokek memiliki corak yang indah dan cocok untuk dijadikan hewan peliharaan. Salah satunya adalah tokek macan tutul yang habitatnya berasal dari Timur Tengah seperti Iran, India, dan Pakistan.
Tokek dikenal sebagai hewan reptil dengan warna tubuh yang indah. Tokek macan tutul ini memiliki beberapa corak dengan warna tertentu yang menambah karakter eksotisnya jika dipelihara sebagai hewan peliharaan. Tokek ini unik karena tidak mengeluarkan suara.
Beternak tokek jenis ini tidaklah sulit. Tokek cukup mudah ditemukan, misalnya tokek kalsium khususnya banyak tersedia di toko hewan peliharaan maupun online.
Selain penjualan, Fakhri mengatakan bisnis yang menyediakan kebutuhan reptil seperti aksesoris dan peralatan habitat, makanan dan suplemen, serta layanan perawatan, perawatan dan pelatihan sapi pengawasan juga berkembang seiring dengan meningkatnya minat.
“Di Indonesia terdapat peraturan ketat untuk melindungi reptil yang dilindungi. Diperlukan izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) jika ingin memperdagangkan reptil jenis langka atau dilindungi, serta memastikan bahwa reptil tersebut adalah reptil langka atau dilindungi. bukan spesies yang dilindungi undang-undang konservasi alam,” ujarnya.
“Jika berencana mengekspor atau mengimpor reptil, ada izin tambahan, terutama karena beberapa reptil dilindungi oleh CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah). Dokumen yang diperlukan, lanjut Fakhri, antara lain izin impor dan ekspor dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta sertifikat kesehatan untuk memastikan reptil tersebut bebas dari “penyakit yang dapat menyebar ke sistem ekologi baru lainnya”.
Ia menambahkan, pihaknya memastikan reptil tersebut dipelihara dalam kondisi yang memenuhi standar kesejahteraan hewan sehingga kesehatan dan kualitas reptil berada pada tingkat tertinggi.
Dalam menjalankan bisnis reptil, hal terpenting untuk menjamin kepuasan pelanggan adalah memastikan keselamatan dan keamanan reptil hingga sampai di tangan pembeli. Sangat penting bagaimana cara mengemas dan memilih kurir yang berpengalaman.
Edwin Vidiantoro, Kepala Operasional dan Teknologi Informasi TIKI, menyarankan untuk memeriksakan kesehatan reptil tersebut sebelum diangkut. Reptil yang sakit atau stres bisa menjadi agresif dan berbahaya. Jika memungkinkan, latih reptil untuk menangani kondisi yang kurang ideal, seperti saat transportasi.
“Perhatikan wadah yang digunakan sesuai dengan ukuran dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang dibutuhkan reptil. Gunakan wadah berwarna gelap atau tutupi dengan kain untuk meminimalkan paparan cahaya dan suara yang dapat menimbulkan stres,” jelas mereka. Edwin.
Pastikan juga ventilasi di dalam wadah memadai untuk kebutuhan reptil, kata Edwin. Isi ruang di kotak pengiriman dengan koran atau busa untuk mengurangi guncangan selama pengiriman. Tempelkan label pengiriman dengan jelas di bagian luar wadah, termasuk label peringatan “Hewan Hidup” dan “Tangani dengan Hati-hati”.
“Periksa peti dan kotak dengan cermat untuk memastikan keamanannya dan label pengiriman terpasang dengan benar. Terakhir, pilihlah jasa transportasi yang khusus mengangkut reptil dan memiliki asuransi untuk ketenangan Anda,” lanjutnya.