Regional

Mengenal Mangenta, Tradisi Suku Dayak dalam Menyambut Musim Panen Padi

thedesignweb.co.id, Palangkaraya – Mangenta merupakan ritual Dayak yang dilakukan untuk menyambut datangnya musim panen padi. Tradisi yang dilakukan secara turun temurun ini berasal dari nenek moyang suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Tengah.

Mengutip dari mmc2.kalteng.go.id, budidaya mangenta dilakukan oleh petani setempat. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih kepada para petani atas dimulainya panen padi.

Musim panen padi merupakan permulaan musim panen. Sedangkan mangenta adalah olahan nasi dalam kenta, makanan tradisional Dayak Kalimantan Tengah yang terbuat dari ketan.

Kenta biasanya hanya tersedia pada saat acara-acara tertentu, salah satunya adalah acara adat rock feeding. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kenta banyak, yaitu beras ketan, sedikit kelapa, gula putih atau merah, dan sedikit air kelapa.

Proses pembuatannya diawali dengan merendam beras ketan kemudian diekstraksi. Setelah itu ketan digoreng dengan api sedang selama kurang lebih 10 menit. Setelah digoreng, ditumbuk dalam lumpur hingga halus.

Kenta yang sudah murni kemudian dicampur dengan air kelapa secukupnya. Kenta kemudian didiamkan selama kurang lebih lima menit. 

Kemudian tambahkan gula pasir atau gula merah sesuai selera. Kemudian aduk semua bahan hingga tercampur dan diamkan kembali selama kurang lebih lima menit. Setelah semua proses selesai maka kenta siap dihidangkan.

Kenta bisa diseduh dengan cara direbus dalam air panas dan ditambahkan campuran susu. Hidangan ini memiliki tekstur kenyal dengan rasa manis.

Pada tahun 2022, tradisi mangenta mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak. Saat itu, Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 diikuti sekitar 1.043 orang.

 

Penulis: Resla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *