Global

Mengenal Okultasi Bulan dan Spica 27 November 2024

thedesignweb.co.id, Jakarta – Konjungsi bulan adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan menutupi benda langit lain yang lebih kecil. Hal ini terjadi ketika Bulan melintasi ekliptika, yaitu jalur langit yang mewakili matahari planet tersebut.

Interaksi antara Bulan dan planet-planet terdekat seperti Merkurius, Venus, dan Mars dimungkinkan terjadi. Hal ini juga bisa terjadi pada planet luar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, namun hanya terjadi beberapa tahun sekali.

Peristiwa astronomi konjungsi Bulan dan Spica akan terjadi pada 27 November 2024. Melansir laman Earth SKy, Selasa (26/11/2024), Spica merupakan bintang paling terang di konstelasi Virgo.

Ini juga merupakan waktu terbaik untuk mengamati bintang Spica. Jika dilihat dari Bumi, Bulan akan tampak lebih besar dari Spica.

Memang, Bulan lebih dekat ke Bumi dibandingkan Spica ke Bumi. Spica berjarak 250 tahun cahaya atau setara dengan 9 triliun kilometer.

Sama seperti gerhana matahari, fenomena kedewasaan juga ada waktunya. Melansir In-The-Sky, Selasa (26/11/2024), gerhana Bulan dan Spica akan terjadi sekitar pukul 17.28 hingga 21.50 WIB.

Artinya keajaiban ini akan berlangsung selama 4 jam 22 menit. Perlu diketahui, saat mencapai puncaknya, Spica tidak bisa dilihat orang karena tertutup bulan.

Jika Anda ingin melihat Spica, Anda harus memikirkannya sebelum atau sesudah puncak ajaib. Saat itu, Spica akan berada tepat di sebelah Bulan jika dilihat dari Bumi.

Sayangnya, fenomena bekerja sama dengan Bulan dan Spica tidak teramati di Indonesia. Pasalnya, posisi Bulan di langit berbeda-beda di banyak wilayah.

Fitur ini hanya akan tersedia di wilayah tertentu, seperti Amerika Serikat dan Kanada. Namun orang Indonesia bisa menemukan Spica tepat di sebelah bulan sekitar pukul 04:00 WIB setelah fase okultasi.

Bulan dan Spica akan berada di ufuk timur sesaat sebelum matahari terbit.

 

Spica adalah bintang ganda, artinya dua bintang mengorbit dalam jangka waktu sekitar empat hari. Bintang ini sangat terang dan memancarkan spektrum biru dengan magnitudo +0,9.

Spica juga merupakan bintang paling terang setelah Antares di konstelasi Scorpius. Kata spica berasal dari kata Latin untuk bibit gandum.

Meskipun merupakan bintang, Spica memiliki suhu antara 11.000 dan 25.000 kelvin. Bintang seperti Spica akan meledak sebagai supernova selama evolusinya.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *