Mengenal Penyakit Jantung pada Anak
thedesignweb.co.id, Bandung – Penyakit jantung bawaan (PJK) sangat banyak terjadi pada bayi dan anak-anak di Indonesia.
Reby Kusumajaya, Sp.A(K)., M.Kes, dokter spesialis anak dan konsultan RS Al Islam Bandung, mengatakan enam hingga 10 dari setiap 1.000 kelahiran hidup mungkin menderita penyakit jantung bawaan.
Raby menjelaskan, langkah awal untuk memastikan diagnosis penyakit jantung koroner meliputi evaluasi klinis terhadap anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan rontgen tambahan dan elektrokardiogram (EKG) sederhana, serta pemeriksaan tambahan rinci yang disebut ekokardiogram. menilai struktur dan fungsi jantung.
“Jika diagnosis sudah pasti, maka dapat dilanjutkan kateterisasi jantung, dapat dihitung hemodinamiknya dan dapat dilakukan pemetaan jantung dengan menggunakan angiografi,” jelas Rebi, Sabtu (2/11/2024) di website Rumah Sakit Islam Bandung.
Reby mengatakan, penyakit jantung koroner terbagi menjadi dua kelompok, yaitu penyakit jantung koroner non-sianotik (non-biru) dan penyakit jantung koroner (biru). 75% PJK bersifat asianotik.
PJB non-sianotik meliputi duktus arteriosus persisten (PDA), defek septum atrium (ASD), defek septum ventrikel, stenosis katup pulmonal, stenosis katup aorta, stenosis aorta, dan stenosis katup mitral.
Sedangkan penyakit jantung koroner sianotik disebabkan oleh aliran kanan ke kiri atau bercampurnya darah kotor (miskin oksigen) dan darah bersih (kaya oksigen) yang masuk ke peredaran sistemik melalui aorta (pembuluh darah besar tubuh). , ditandai dengan sianosis sentral. ).
Penyakit jantung koroner sianotik meliputi tetralogi Fallot (TF), transposisi arteri besar (TGA), dan ventrikel kanan dua sisi (DORV), kata Reby.
Tonton video unggulan ini:
Banyak orang tua yang sangat khawatir ketika bayi atau orang yang dicintainya didiagnosis menderita penyakit jantung bawaan.
Raby mengatakan jawabannya adalah ya. Sebagian besar penyakit jantung bawaan dapat diobati dengan operasi jantung. Saat ini sudah banyak pusat jantung di kota-kota besar di Indonesia yang dapat melakukan operasi jantung pada anak.
Namun orang tua kerap bertanya, adakah pilihan lain selain operasi? Pertanyaan ini juga sering dilontarkan oleh para orang tua karena khawatir dan tidak tega membayangkan bayi atau balitanya menjalani operasi jantung.
“Jawabannya ya, intervensi jantung pediatrik non bedah untuk penyakit jantung bawaan tertentu, seperti penutupan PDA, penutupan ASD, penutupan VSD, stenosis pulmonal, stenosis aorta, dan koarktasio aorta. Semua operasi non bedah semuanya dilakukan dengan a kateter.
Namun, operasi jantung terbuka tidak dapat menghindari penyakit arteri koroner sianotik, karena tujuan dari kateterisasi koroner sianotik jenis ini adalah untuk diagnostik atau pengobatan sementara (paliatif) sebelum operasi.
Beberapa erupsi PJK asianotik dapat terjadi secara otomatis atau spontan, yang sangat bergantung pada ukuran rongga.
Jika Anda termasuk dalam kelompok ukuran banjir kecil, kemungkinan terjadinya kejang spontan meningkat seiring bertambahnya usia.
“Anda hanya perlu pemantauan rutin oleh dokter spesialis jantung anak,” tambah Raby.
,
Raby mengimbau orang tua memahami gejala klinis penyakit jantung bawaan. Keluhan paling umum yang disampaikan orang tua ke dokter adalah bahwa mereka makan dengan baik, namun mereka lebih mudah lelah dibandingkan anak-anak lain pada usia yang sama saat bermain atau kekurangan ASI; sering terjadi saat minum alkohol.
Banyak orang tua yang melaporkan keluhan semua jenis PJK (asianosis dan sianotik) kepada dokter anaknya.
Khususnya pada penyakit jantung bawaan sianotik, banyak orang tua akan melaporkan bahwa bibir atau ujung jari dan jari kaki bayi atau anak mereka tampak biru, yang merupakan tanda penyakit jantung bawaan sianotik.
Terkadang orang tua tidak menyadari gejala tersebut, namun secara tidak sengaja ditemukan oleh dokter atau tenaga medis lainnya saat pemeriksaan jantung dan mereka melihat adanya murmur jantung. Suara ini merupakan bukti adanya kebocoran jantung, atau penyempitan suplai darah ke jantung, katanya. Rabi.
Namun semua tanda atau gejala tersebut tidak sepenuhnya menunjukkan penyakit PJK, namun secara umum kesulitan menambah berat badan, mudah lelah dan wajah membiru merupakan gejala PJK yang sangat khas.
,
Reby menuturkan, perhatian harus diberikan pada deteksi dini kelainan penyakit jantung bawaan, terutama bayi prematur atau berat badan lahir rendah, bayi dengan berat badan normal namun berwarna biru dalam waktu 24-72 jam setelah lahir, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan kelainan kesehatan yang terlihat secara lahiriah cacat bawaan dimana bayi diduga menderita sindrom saat lahir, seperti sindrom Down.
Selain itu, bayi atau anak di bawah usia 12 bulan yang menangis atau menangis saat menyusui atau mengalami keterlambatan tumbuh kembang juga harus segera diperiksa.
“Deteksi dini penting dalam memprediksi timbulnya penyakit gagal jantung yang dapat menyebabkan bayi/anak kesulitan beraktivitas akibat gagal jantung,” kata Raby.
Segera konsultasikan ke dokter spesialis anak bagi bayi atau anak yang mengalami gejala penyakit jantung bawaan.