Mengenal Ragam Tradisi di Klungkung Bali
LIPUTAN6.com, Bali – Kabupaten Klunkung adalah salah satu situs yang terletak di Bali. Area ini memiliki banyak tradisi unik yang masih dilestarikan sampai sekarang.
Keberadaan tradisi yang berbeda di Klungkung adalah kekayaan budaya Bali yang bisa menarik bagi wisatawan. Eventarah.kemenparekraf.go.go.go.go.go.go.go.go.go.go.go.go.
1. Dewa Mesraman
Tradisi Dewa Mesraman dua kali setahun, yaitu Kuningan semua liburan. Tradisi ritual ini berasal dari migran dari kota Karangesem Timbrah. Tradisi yang diadakan di kuil Panti Timbrah biasanya berlangsung satu jam.
Nama tradisi ini berasal dari kata intim, bersenang -senang, melakukan dan bercanda. Seperti namanya, tujuan dari tradisi ini adalah bentuk pengabdian kepada nenek moyang yang mencintai Panti Timbrah di kuil.
Puncak ritual ini adalah dalam enam pengacara kurang dari enam rekan yang dikelilingi oleh penari. Ada ibu jari lain yang merupakan simbol lingir tertua di pengidentifikasi. Jempol itu tidak diarak dengan enam jari lainnya.
Enam masalah diarak seolah -olah ada perang. Mereka mengikuti satu sama lain, menciptakan suasana yang menarik dan tegang.
Setelah prosesi, ibu jari diarak 24 jam sehari, lalu masih ada di Bale Pengaruman Agungan. Kekuatan Ida Batara dari satu per satu dari satu per satu.
2. Mecu menunggu
Mecaru adalah tradisi unik Pakraman Benang Kawan Tohjiwa, desa Semaraapura Kaja. Tradisi khusus ini berlangsung pada bulan Agustus di Tilem Sasih Karo.
Meminta kesuburan lahan pertanian dan menolak hal -hal negatif. Dalam implementasi, tradisi ini berarti keturunan paten Prajapati dan bagian yang tertarik pada sapi cabang yang dipilih.
Sapi ini akan melalui berbagai prosedur, dari masuk, dari pengobatan hingga mati. Selama prosesnya, darah sapi itu terciprat.
Populasi lokal percaya bahwa sirkulasi darah darah menjadi dikorbankan di Benang Kawan untuk melindungi kota Tohjiwa. Selain itu, darah juga seharusnya menyembuhkan semua penyakit.
3. Megibung
Megibung sekarang terbiasa makan bersama di Kabupaten Klunkung. Nama tradisi ini adalah kata gibung yang berarti berbagi balin.
Dalam implementasi, komunitas duduk bersama dan akan memakan beberapa sisi dalam wadah. Tradisi ini meningkatkan keluarga dan suasana solidaritas antara warganya.
Makanan yang disajikan juga bervariasi dari babi yang ditransformasikan, ayam, kambing, dari satu sapi ke sapi lainnya. Bali, Hindu dan masyarakat Islam juga telah membuat tradisi ini dalam upacara atau perayaan tertentu.
4
Tradisi pedagang adalah salah satu tradisi penduduk Kunchkung di Kuningan. Tradisi ritual ini adalah bentuk rasa hormat, karena roh -roh leluhur kembali ke Nirvana.
Cara yang digunakan dalam tradisi ini adalah pintxos matang dan mentah. Penawaran menjadi bentuk pikiran leluhur dengan orang tua yang ada dalam bingkai fatal.
Populasi lokal percaya bahwa roh datang ke liburan Galun dan mengunjungi keluarga selama 16 hari. Selain itu, mereka terpisah untuk melanjutkan hidupnya selama liburan Kuningan.
5. Jangkang Line Dance
Salah satu tradisi sakral Klungkung adalah tarian Row Dangan. Dance in Pelilit Hamlet, desa Pejukutan, Nusa Penida, Kabupaten Klunkung, didasarkan pada sejarah.
Diperkirakan tarian ini telah ada selama tujuh abad. Tarian ini umumnya menari di kerajaan Klunkung.
Terlepas dari gerakan yang sederhana, setiap gerakan tarian melemahkan makna filosofis orang Bali, yaitu hubungan dan sifat manusia. Hari ini, tarian ini diselenggarakan dalam upacara keagamaan dan ketika penyakit adalah lelucon.
Penulis: Resla