Mengenal Rumah Gapura Candi Bentar, Rumah Tradisional Bali yang Penuh Filosofi
thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Rumah Candi Bentar Gapura merupakan salah satu rumah adat Bali yang masih sering terlihat di Bali dan sekitarnya. Selain sebagai objek wisata, rumah adat ini juga menjadi bagian dari masyarakat Bali modern.
Rumah adat Bali biasanya dibangun dari bahan kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu alam dan batu bata. Untuk atap biasanya digunakan atap.
Sebuah bangunan berarsitektur menakjubkan, Rumah Gapura Candi Bentar mempunyai filosofi tersendiri. Mengutip dari indonesia.travel, masyarakat Bali menyebut filosofi subur ini Asta Kosala Kozali.
Astha Gosala Gosali adalah filosofi pengelolaan bangunan dan lahan yang dibingkai dalam konteks keagamaan. Filosofi ini memuat rincian desain arsitektur, teknik konstruksi, pemilihan material, hierarki tata ruang, dan ritual khusus yang digunakan dalam tradisi Hindu terkait pendirian tempat suci.
Rumah Gapura Candi Bentar umumnya memadukan filosofi Asta Gosala Gosali dengan beberapa bagian atau divisi. apa pun?
1. Tembus
Aling-aling merupakan bagian dari pintu masuk rumah adat Bali. Area ini berfungsi sebagai pembatas dan pengalih perhatian sehingga orang luar tidak bisa melihat langsung ke dalam area rumah.
Filosofi lain dari Alling-Aling adalah mencegah cahaya negatif masuk ke dalam rumah. Masyarakat sekitar masih mempercayai hal tersebut.
2. Bergerak
Berikutnya adalah Angul-Angul, pintu masuk kawasan pemukiman. Areanya biasanya berupa gapura besar beratap
3. Bale Dauh
Berikutnya ada Pale Dow. Area ini merupakan ruang tamu tradisional yang dirancang untuk anak laki-laki atau bujangan.
Namun, Pale Dove dapat berfungsi sebagai tempat pertemuan dan mengatur aktivitas sehari-hari. Beberapa kegiatan yang biasa dibicarakan adalah menenun, mengukir, melukis, dan memahat.
4. Blas Gede
Bale Gede dikenal juga dengan sebutan Bale Tangin. Bangunan tersebut merupakan bagian dari rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat diadakannya upacara adat.
Biasanya bale berukuran besar mempunyai 12 tiang. Terdapat ruangan di sisi kiri dan kanan.
5. Manton Pucat
Berikutnya adalah Bale Mandan atau dikenal juga dengan nama Bale Daja. Bale manten merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga.
Selain digunakan oleh kepala keluarga, ruangan ini juga sering digunakan sebagai tempat tidur wanita yang belum menikah. Bale Mandan berbentuk persegi panjang. Letaknya di utara bangunan utama.
Terdapat dua ruangan di dalam gedung yaitu sobat kanan dan sobat kiri. Kehadiran manton pucat dalam rumah adat Bali melambangkan kepercayaan keluarga terhadap wanita perawan agar kesuciannya selalu terjaga.
6.Jineng
Lalu ada Jineng atau Klumbu yang struktur bangunannya biasanya terbuat dari kayu. Fungsinya sebagai tempat menyimpan biji-bijian kering.
Tingkat Jineng dibangun lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Keunikan lainnya adalah bentuknya yang mirip gua dengan atap dari jerami kering. Namun saat ini Jineng sudah jarang terlihat.
7. Pembangkit Listrik (Bavon)
Powergen atau paon merupakan bagian dari rumah adat Bali. Sesuai dengan namanya, ruangan ini berfungsi sebagai dapur.
Ukurannya sedang dan terletak di barat laut atau selatan rumah utama. Pawaregen memiliki dua area yaitu area memasak dan penyimpanan peralatan dapur.
8. Sangha (Kuil Keluarga)
Sangha merupakan bangunan suci yang biasanya terletak di sudut timur laut rumah. Sangha berfungsi sebagai tempat ibadah keluarga gabungan umat Hindu.
Penulis: Russel