THE NEWS Mengenal Tradisi Green Tumbilotohe di Gorontalo
thedesignweb.co.id, Gorontalo – Provinsi Gorontalo memang dikenal memiliki banyak tradisi unik, terutama tradisi yang berkaitan dengan bulan Ramadhan.
Sebut saja Malam Tumbilotohe atau Malam Cahaya. Tradisi budaya yang digambarkan sejak abad ke-15 ini merupakan adat masyarakat Gorodalo pada malam terakhir bulan Ramadhan.
Konon, kebiasaan ini dilakukan masyarakat untuk membantu penerangan jalan yang sebelumnya tidak ada listrik.
Pada malam Tumbilotohe, banyak masyarakat yang merayakannya dengan antusias dengan berbagai cara. Ada pula yang membuat gapura tradisional atau biasa disebut alikusu dan lampu dari botol berisi minyak tanah.
Namun sayang, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi budaya nenek moyang Gorontalo mulai tergerus. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang yang beralih menggunakan lampu listrik untuk merayakan malam Tumbilotohe.
Belum lagi banyak rumah masyarakat yang jarang melakukan tradisi ini dan cenderung berkelompok menata lahan kosong untuk merayakan bersama.
Selain itu, sulitnya mendapatkan minyak tanah juga menjadi faktor yang menyurutkan semangat masyarakat untuk melestarikan tradisi ini.
Mulai dari sana. Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota mencetuskan ide bernama Green Tumbilotohe.
Tumbilotohe Hijau merupakan upaya pemerintah mengembalikan tradisi dan budaya masyarakat Provinsi Gorontalo menjelang akhir Ramadhan, dengan tetap mengedepankan aspek nilai-nilai adat, agama, sosial, dan kearifan lokal yang tentu saja tidak mencemari lingkungan.
Di Green Tumbilotohe, pemerintah menggunakan lampu padamala minyak kelapa dan kapas untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang dilaksanakan di 6 instansi/kota di Provinsi Gorontalo.
“Tumbilothe ini harus kita lestarikan. Hal ini bisa menjadi dorongan bagi masyarakat Gorontalo untuk berkumpul setiap Ramadhan. “Tahun ini Pemprov Gorontalo menggalakkan Tumbilotohe Hijau yang ramah lingkungan dan religius sebagai upaya melestarikannya untuk anak cucu kita,” kata Wakil Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya.
Ismail juga mengungkapkan, banyak masyarakat Gorontalo yang ke luar negeri menjelang akhir Ramadhan yang sadar akan tradisi Tumbilotohe. Ia menambahkan, Green Tumbilotohe ditantang dan dievaluasi langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada tahun ini.
Di tempat yang sama, Wakil Presiden Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Rizay Handayani Mustafa menilai tradisi Tumbilotohe memiliki nilai keagamaan dan kekeluargaan yang kuat. Oleh karena itu, ia berharap tradisi ini bisa menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo.
“Festival ini harus menjadi awal untuk membangkitkan kembali gairah masyarakat Gorontalo dalam melestarikan tradisi dan ini berpotensi besar menarik wisatawan,” kata Rizay Handayani.