Kesehatan

THE NEWS Mengenal Trigeminal Neuralgia: Penyakit Mirip Sakit Gigi yang Membuat Pasien Ingin Bunuh Diri

thedesignweb.co.id, Jakarta – Neuralgia trigeminal adalah suatu kondisi medis yang menyebabkan nyeri luar biasa pada salah satu sisi wajah, sering disalahartikan sebagai sakit gigi parah. Namun, rasa sakit yang dialami pasien lebih dari sekadar sakit gigi biasa dan cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Apa yang dimaksud dengan Neuralgia Trigeminal?

Neuralgia trigeminal adalah kelainan saraf yang ditandai dengan nyeri wajah parah yang digambarkan sebagai sengatan listrik, sensasi terbakar atau terpotong. Dr Mustaqim Prasetya, SpBS, SubSp. N-Func (K) dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional sering menyebut kondisi ini sebagai salah satu penyakit paling menyakitkan yang diketahui manusia atau penyakit terburuk yang bisa dialami manusia.

 

Pada skala nyeri 0 hingga 10, pasien dengan neuralgia trigeminal sering menggambarkan nyeri sebesar 16 di atas titik ini. “Nyeri hebat ini menyebabkan pasien terus menerus merasakan sakit,” kata Teo saat memberikan pengarahan di Jakarta. . Apa saja gejala neuralgia trigeminal?

Meskipun penderita trigeminal neuralgia mungkin tampak sehat dari luar, mereka terus-menerus mengalami rasa sakit yang menyiksa. Kondisi ini seringkali menyebabkan mereka dianggap mubazir atau tidak dapat dipercaya oleh orang-orang di sekitarnya. Ketidakpercayaan seperti itu sering kali memperburuk kondisi mental pasien yang depresi dan putus asa.

Rasa sakit yang parah dan terus menerus membuat banyak pasien merasa tidak mampu hidup. Bahkan, ada pula di antara mereka yang ingin mengakhiri hidup karena tak kuasa menahan rasa sakit yang dialami.

“Makanya muncul ide untuk menyerah. Saya ingin menyerah. Saya tidak bisa hidup seperti ini, saya ingin bunuh diri,” imbuhnya.

Salah satu kasus yang ditangani Teo adalah pasien muda berusia 20 hingga 25 tahun asal Semarang yang putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya. Karena sakit yang luar biasa, ia harus terbang ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Penyebab paling umum dari trigeminal neuralgia adalah kompresi pembuluh darah di dasar otak. Ketika pembuluh darah, arteri, dan vena menekan saraf trigeminal, maka dapat menyebabkan cedera pada selubung saraf. Dampaknya adalah nyeri hebat yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi sangat sulit. 

Selain kompresi pembuluh darah, kata Tho, ada beragam penyebab lain yang bisa menyebabkan trigeminal neuralgia: tumor, kelainan pembuluh darah, perlengketan struktural otak, cedera saraf, dan gangguan autoimun.

Dokter biasanya mendiagnosis trigeminal neuralgia berdasarkan gambaran pasien mengenai nyeri yang dialaminya. Rasa sakit ini memang sangat menyiksa, namun jangan khawatir, ada solusi untuk membantu meringankan rasa sakit tersebut.

Apa saja pengobatan untuk neuralgia trigeminal? Obat anti kejang seringkali merupakan langkah pertama dalam pengobatan. Sayangnya, obat pereda nyeri biasa tidak efektif meredakan nyeri akibat kondisi ini.

Seiring waktu, beberapa pasien mungkin kehilangan efek positif obat atau mengalami efek samping yang tidak menyenangkan seperti rasa kantuk yang berlebihan. Menurut Tyo, pilihan pengobatan yang lebih agresif tersedia dalam kasus ini. Apa operasi untuk trigeminal neuralgia?

Kemajuan teknologi kedokteran memungkinkan berkembangnya beberapa teknik bedah untuk mengatasi gangguan saraf trigeminal. Metode yang paling efektif adalah diseksi mikrovaskuler (MVD). Selama prosedur ini, ahli bedah saraf menggerakkan pembuluh darah yang menyentuh saraf trigeminal.

“Dengan cara ini, kerusakan saraf dapat dihentikan dan rasa sakit dapat dihilangkan,” kata Tyo.

Prosedur ini dilakukan melalui sayatan kecil di belakang telinga dan hasilnya sangat bagus. Tyo mengatakan, banyak pasien yang melaporkan rasa sakitnya berkurang atau hilang secara signifikan setelah operasi ini, dan tingkat keberhasilannya sangat tinggi.

 

Bagi pasien yang belum siap menjalani operasi, prosedur pereda nyeri perkutan sangat membantu. Nyeri wajah dapat ditangani dengan lebih baik dengan menggunakan teknik seperti perkutan radiofrekuensi rhizotomi (PRFR) dan kompresi balon perkutan (PBC). Prosedur ini dirancang untuk meredakan sensitivitas saraf terhadap nyeri dengan risiko lebih kecil dibandingkan operasi MVD.

Pilihan menarik lainnya adalah Gamma Knife, prosedur bedah radio stereotaktik yang menggunakan radiasi terfokus untuk mengurangi rasa sakit. Meskipun efeknya tidak langsung terlihat, sebagian besar pasien merasakan perbaikan dalam beberapa minggu setelah prosedur.

Selain pengobatan utama, pengobatan pelengkap seperti akupunktur dan suntikan Botox juga bisa menjadi tambahan yang berharga. Teo mengatakan dukungan psikologis juga penting, mengingat kecemasan dan depresi dapat memperburuk kondisi.

Bantuan psikolog atau hipnoterapis dapat membantu pasien mengatasi stres yang berhubungan dengan nyeri kronis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *