Menggugah Kembali Era Renaisans: Tiga Pameran Disajikan Bersamaan di Bandung
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kecantikan memang menjadi tema abadi dalam sejarah seni rupa. Salah satu masa kejayaan perayaan indah ini terjadi pada masa Renaisans, ketika konsep keindahan dieksplorasi, diubah, dan dirayakan melalui berbagai bentuk.
Renaisans, yang berarti “kelahiran kembali”, mengantarkan seni, ilmu pengetahuan, dan filsafat yang mengubah wajah Eropa dari zaman kuno hingga zaman modern.
Dalam pameran kali ini, Grey Art Gallery bekerja sama dengan Holy Zpace menghadirkan tiga pameran serentak dengan tema besar Reimmaginare Renaissance.
Grey Art Gallery adalah galeri indah yang terletak di jantung kota Bandung, tepat di Jawa Barat, Jl. Tidak ada Braga. 47. Museum seni ini didirikan oleh Grace Christianti dan Elia Yosman.
Ketiga pameran ini membagi ruang Galeri Seni Abu-abu menjadi ruang yang membawa Anda dalam perjalanan menemukan kembali esensi keindahan Renaisans dalam suasana kontemporer.
Pertama, pameran tunggal Tony Antonius bertajuk Reimagining the Past: Contemporary Reflections on Grandeur karya Yogi A. Ginanjar juga akan bertempat di aula utama Grey Art Gallery.
Kedua, pameran bertajuk “Kehebatan Klasisisme” yang diselenggarakan oleh Wildan F. Akbar menghadirkan karya-karya seniman berikut ini. Aryo Saloko, Bambang Sudarto, Bill Mohdor, Didit Sudianto, Rendra Santana, Revaleka, Tommy Putra, Ufa Faizah, Valasara dan Yogi A. Ginanjar.
Terakhir, acara open call bertajuk Decorus Contra Mundum yang diselenggarakan oleh Angga A. Atmadilaga menampilkan total 31 karya 19 seniman.
Pameran ini mengajak kita merenungkan keindahan zaman Renaissance. Melalui analisis mendalam tentang keindahan, filosofi, dan spiritualitas, pameran ini merayakan keindahan sebagai manifestasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan keagungan Tuhan.
Keindahan dalam seni Renaisans bukan hanya soal penampilan; itu adalah ekspresi proporsi, harmoni, dan keseimbangan yang sempurna. Seniman pada masa itu mengikuti prinsip matematika dan menciptakan karya yang menciptakan ilusi mendalam dengan menggunakan struktur rumit, proporsi tubuh manusia yang sempurna, serta cahaya dan bayangan.
Namun, apa yang membuat Renaisans begitu indah adalah kemampuannya melampaui keindahan fisik. Simbol dan metafora digunakan untuk menyampaikan pesan tentang kebajikan, keagungan Tuhan, dan kondisi manusia, sehingga ada kedalaman spiritual dan filosofis dalam setiap karyanya.
Konsep Reimmaginare Renaissance sendiri merupakan upaya menghidupkan kembali bahkan menafsirkan prinsip dan filosofi estetika Renaisans dalam konteks seni rupa modern.
Reimmaginare Renaissance bukan sekedar pengulangan atau penciptaan kembali karya-karya masa lalu, namun berupaya melihat bagaimana mahakarya Renaissance diwujudkan dalam perkembangan dunia seni rupa yang terus berubah.
“Dalam pengertian ini, Reimmaginare Renaissance menggabungkan pencapaian artistik masa lalu dengan pemahaman dan interpretasi masa kini, menciptakan karya yang tidak hanya menghormati tradisi, tetapi juga menciptakan perkembangan penting di masa kini,” Komunikasi Pemasaran Gray Art Management, Anti.
Pameran ini bertujuan untuk menyadarkan kita akan pentingnya keindahan yang tidak hanya terlihat di permukaan namun juga merasuk jauh ke dalam. Dengan menggabungkan warisan klasik dengan teknik modern, kami berharap dapat menciptakan dialog yang kuat antara masa lalu dan masa kini.
Ketiga pameran ini memberikan penghormatan terhadap keindahan dalam bentuk dan makna. Dengan karya kami yang terinspirasi oleh Renaisans, kami berharap dapat merayakan warisan kecantikan abadi dan memperkaya pentingnya kecantikan Renaisans di dunia yang terus berubah, menciptakan pengalaman yang menginspirasi dan menginspirasi.