Teknologi

Mengintip Canggihnya Teknologi Kapal Pencari AirAsia QZ8501

Liputan6.com, Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengumumkan telah memberangkatkan kapal kering untuk bergabung dalam tim pencarian hilangnya pesawat AirAsia QZ8501. Kapal BPPT Baruna Jaya IV Kapal Baruna Jaya IV merupakan kapal penelitian yang banyak digunakan untuk pemetaan pelabuhan dan peta bawah laut wilayah kelautan dan perikanan. Baruna Jaya IV dibangun di Perancis pada tahun 1995 dengan panjang 60,4 meter dan lebar 12,1 meter. Kapal tersebut akan dilengkapi dengan multi-beam echo sounder dan side scan sonar untuk mendeteksi dan mencari limbah logam pada berbagai tingkat di dasar laut. laut Alat ini sangat canggih dalam melihat lautan yang gelap dan memungkinkan puing-puing dipetakan dan divisualisasikan. Transduser dapat dipasang dengan sensor kecepatan gerak dan suara untuk memberikan hasil pemetaan yang operasional dan sangat akurat.

Sedangkan sonar sidecan banyak digunakan untuk oseanografi dan arkeologi. Sonar pemindaian samping dapat mendeteksi objek dan puing-puing bawah laut yang dapat mengganggu pengangkutan atau pemasangan minyak dan gas bawah laut di industri. Frekuensi yang lebih tinggi dari itu dikatakan menghasilkan resolusi yang lebih baik, namun cakupan area yang dihasilkan akan berkurang. Minggu pagi kemarin. Baruna Jaya, kapal yang berlayar dari Bojonegara, Panten menuju kawasan Laut Bangka-Belitung, tenggelam di Selat Sunda pada tahun 2012 oleh K.M. Bahuka menemukan Jaya. AirAsia yang hilang kemarin adalah pesawat Airbus A320-200 PK-AXC berpenumpang 155 orang dan 7 pilot, empat awak kabin dan 1 tenaga ahli Saiful Rakhmat, diterbangkan Kapten Iriando dan Remi Emmanuel Blessel. Pengendara didominasi warga negara Indonesia, 1 warga negara Singapura, 1 warga negara Inggris, 1 warga negara Malaysia, dan 3 warga negara Korea Selatan. (lubang/es)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *