Menjulang, Laba Garuda Maintenance Facility Aero Asia Naik 556% pada Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kinerja Perusahaan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) enam bulan pertama tahun buku yang berakhir 30 Juni 2024 dan laba.
Berdasarkan laporan keuangan GMFI dalam keterbukaan informasi bursa, Rabu (16/10/2024), perseroan membukukan pendapatan sebesar $216,48 juta atau sekitar Rp3,36 triliun (kurs Rp15.513,00 per USD). Pendapatan tersebut meningkat 29,70 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 sebesar US$ 166,91 juta.
Perusahaan membukukan biaya operasional sebesar $59,75 juta selama periode enam bulan tahun ini. Disusul biaya personel sebesar US$50,19 juta, biaya material sebesar US$61,83 juta, biaya subkontrak sebesar US$61,83 juta, dan biaya penyusutan sebesar US$9,51 juta. Kemudian beban usaha dan beban usaha lainnya masing-masing sebesar US$ 9,21 juta dan US$ 3,79 juta.
Pada saat yang sama, perusahaan mencatat kerugian biaya restrukturisasi sebesar $445.278, pendapatan keuangan sebesar $197.013, beban keuangan sebesar $11,75 juta, dan laba bersih lainnya sebesar $3,07 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar $13,3 juta atau sekitar Rp 206,33 miliar. Dibandingkan pendapatan semester I tahun lalu sebesar $2,86 juta, laba ini meningkat 556,21 persen.
Aset perseroan per 30 Juni 2024 turun menjadi $422,92 juta dari $540,02 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi $721,05 juta dari $761,18 juta pada akhir tahun lalu. Sedangkan ekuitas per 30 Juni 2024 sebesar -USD 298,13 juta dibandingkan USD 311,16 juta pada Desember 2023.
Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) berencana melakukan penambahan modal dengan menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Dalam transaksi ini, Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11.736.512.323 saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya adalah 41,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dalam rencana right issue ini, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) selaku induk perusahaan akan ikut serta dalam rencana right issue tersebut dengan melakukan penyetoran non tunai (inbrung) dalam bentuk properti GIAA.
Perseroan menilai rencana penerbitan HMETD kepada pemegang saham perseroan akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan, antara lain optimalisasi pengelolaan aset yang akan berdampak positif terhadap kegiatan operasional perseroan, pengembangan ekuitas perseroan. , dan pengembangan. Bisnis perseroan dan pada akhirnya right issue akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham perseroan secara keseluruhan.
Pelaksanaan right issue ini memberikan dampak langsung berupa peningkatan aset tetap perseroan sedikitnya Rp 418,3 miliar yang berasal dari penyertaan modal non tunai berupa aset GIAA yang terdiri dari Hangar I, Hangar II, dan Hangar. III, Fasilitas Penunjang. Selain aset tetap, pelaksanaan right issue ini juga berdampak pada peningkatan posisi kas dan setara kas perseroan dengan partisipasi pemegang saham lainnya.
Dampak dari penggunaan right issue terhadap pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan HMETD yang diperolehnya adalah berkurangnya persentase kepemilikan saham perseroan menjadi sebanyak-banyaknya 29,36% apabila seluruh HMETD yang diterbitkan perseroan digunakan oleh pihak yang diklaim. HMETD. Pemiliknya
Selain akuisisi aset GIAA melalui Inbring, dana hasil right issue ini akan digunakan Perseroan sebagai modal kerja untuk menunjang operasional bisnis Perseroan. Selain itu, Perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 16 Oktober 2024 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait Rencana Aksi ini.