Mentan Amran Tegaskan Food Estate Tetap Dilanjutkan
thedesignweb.co.id, Menteri Pertanian Jakarta Amran Sulaiman mengatakan program food estate akan terus berlanjut di bawah pemerintahan Prabowo Subianto. Ia mengatakan dimulainya proyek Badan Pangan adalah demi masa depan negara.
“Kita akan terus memulai pengerjaannya. Food complex adalah masa depan negara, untuk pangan,” kata Amran, Jakarta, Rabu (23/10/2024) di Kompleks Istana Kepresidenan.
Mentan Amran menegaskan, ketahanan pangan erat kaitannya dengan stabilitas negara. Jadi, kalau ada masalah pangan, maka negara juga ikut bermasalah. “Kami tidak bisa berbuat apa pun tanpa makanan,” kata Imran.
Ia yakin tujuan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabow bisa tercapai dalam waktu empat tahun. Apalagi, menurut Amran, Indonesia sudah melakukan hal tersebut di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Targetnya empat tahun, sebelumnya kita bisa mengamankan diri sebanyak empat kali, kita dapat medali Agricola,” kata Amran.
Selain itu, Amran bercerita tentang potensi ratusan hektar lahan untuk lahan pangan di Kalimantan Tengah.
“Di Kalimantan Tengah ada lahan irigasi 100.000 hektar, bisa dikembangkan untuk sawah 200.000 hektar dan sekarang sudah kita lakukan. Sayangnya ada irigasi tapi tidak ada sawah, kita lanjutkan,” ujarnya.
“Ada 100.000, mungkin 200.000, dan target kita 400.000 sampai 500.000 hektare di Kalteng,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan sektor pertanian sangat penting karena berkaitan dengan kedaulatan dan ketahanan pangan.
“Tentu saja pertanian merupakan sektor yang sangat penting terkait dengan kedaulatan dan ketahanan pangan kita, salah satunya adalah kekuatan dan kedaulatan bangsa kita di bidang pangan,” kata Sudaryono, Jakarta, Kamis (18/7/2024). di Istana Kepresidenan. .
Menurutnya, program pertanian yang digagas Presiden Jokowi akan ditingkatkan. Belakangan, program tersebut dilanjutkan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.
Sudaryono mengatakan, program sektor pertanian yang sedang berjalan antara lain petak pangan, intensifikasi, jaringan pipa, dan pompa. Sudah memiliki tujuan yang jelas agar Indonesia bisa berdaulat di bidang pangan.
“Mungkin lebih detailnya, menurut saya bisa lebih lama, ada food complex, lalu ada intensifikasi, lalu ada pipa, ada pompa, lalu ada perbaikan tanah dari lahan basah, daerah pasang surut, untuk meningkatkan hasil pangan kita, misalnya, Saya kira tujuan kita jelas, yaitu kita berdaulat di bidang pangan,” ujarnya.
Khudori, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), mengatakan program pangan atau lumbung pangan yang akan dilaksanakan pemerintahan Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada dan kedaulatan pangan harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang.
Khudori mengingatkan agar pemerintahan mendatang tidak mengulangi kesalahan masa lalu.
Khudori mengatakan, pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa proyek fasilitas pangan yang dilaksanakan secara tergesa-gesa dan tanpa perencanaan yang matang, gagal.
Perencanaan pangan sudah dilakukan sejak tahun 1970-an, pemerintah berusaha membuka lahan yang sangat luas dan biasanya monokultur, sejak itu relatif tidak ada yang bisa dirayakan sebagai keberhasilan, kata Xudori, dilansir Antara, Rabu. (16.10.2024).
Dia mengatakan bahwa proyek kompleks pangan harus didasarkan pada studi komprehensif mengenai kondisi tanah, iklim dan sosial ekonomi di wilayah tersebut.
Selain itu, menurut Khudori, pemerintah harus memperhatikan aspek lingkungan dan mencegah kerusakan ekosistem.
Khudori menambahkan, pemerintah harus bersabar dan tidak terburu-buru untuk mencapai hasil segera.
“Karena kalau membuka lahan baru dari hutan, pasti butuh beberapa musim tanam dan dalam beberapa musim tanam bisa gagal, persentase tertentu bisa berhasil, itu bagian dari proses yang harus dilalui,” kata Khudori.
“Pemerintahan tiga tahun, empat tahun, lima tahun belum tentu membuahkan hasil seperti itu. Namun jika dilakukan dengan benar, maka akan menjadi landasan bagi pemerintahan berikutnya, tidak peduli siapa presidennya,” tutupnya.
Swasembada pangan merupakan salah satu misi program Asta Cita bagi Presiden dan Wakil Presiden baru terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuminga Raku.
Sejumlah program kerja yang akan dilaksanakan antara lain pemeliharaan dan peningkatan program sentra produksi pangan atau food estate, khususnya tanaman padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.
Pada tahun 2029, setidaknya 4 juta hektar tanaman pangan tambahan direncanakan dapat dipanen.
Koresponden: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com