Kesehatan

Menteri PPPA: Keberanian Korban di RSHS Bisa Buka Jalan Korban Lain untuk Bersuara

LIPUTAN6.com, Anak -anak Jakarta (PPPA), Menteri Anak -Anak dan Pertahanan Ariifah Fauzis menghargai keberanian kekerasan seksual di Rumah Sakit Hasana Sadikin (RSHS), Bandung untuk melaporkan kasus yang ia alami di pihak berwenang.

“Kami mendukung para korban dan keluarga mereka yang berani melaporkan kekerasan seksual yang mereka alami,” kata Arifah pada hari Jumat, 11 April 2025.

Menurut ARIF, keberanian korban menyebutkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh anestesi anestesi PPD, dokter dapat memberi tahu korban lain untuk melaporkan peristiwa yang mereka alami.

“Ini adalah bentuk perlawanan perlawanan dan bentuk keberanian yang akan membuat jalan bagi korban lain untuk menciptakan suara,” Arifah terus melaporkan Antar.

Dalam hal ini, dia meminta publik untuk tidak kewalahan ketika dia belajar tentang pelecehan seksual, baik sebagai korban maupun sebagai saksi. Referensi ke lembaga resmi dianggap penting untuk menghentikan rantai kekerasan dan mencegah para korban meningkat.

“Orang -orang yang mengalami, mendengarkan, melihat, atau menemukan kekerasan, berani melaporkan lembaga yang ditugaskan oleh undang -undang TPK, seperti UPTD PPA, UPTD sosial, penyedia layanan berbasis publik,” katanya.

Terakhir, polisi dalam kasus ini menemukan keberadaan dua korban baru. Keduanya adalah wanita antara usia 21 dan 31, yang diduga pelecehan seksual pada 10 dan 16 Maret.

Menteri PPPA juga mengevaluasi langkah cepat dari unit aplikasi regional wanita dan perlindungan perlindungan anak Jawa Barat dan Kota Bandung (UPTD PPA) (UPTD PPA).

“PPA UPTD telah memberikan korban bantuan psikologis dan layanan bantuan psikologis dan berkoordinasi dengan polisi Bandung untuk para pelaku yang akan diadakan sekarang,” kata Arifah.

 

Insiden itu, yang mengalami korban, terjadi pada 18 Maret 2025 sekitar pukul 01.00 WIB 711 MCHC RSHS Building. Pada waktu itu, Dokter PAP, yang adalah seorang dokter PPDS, menggunakan profesinya sebagai dokter untuk memulai tindakannya untuk melakukan pemeriksaan medis.

Dokter tersangka Pap mengejutkan korban sebelum melakukan kekerasan seksual. Priguna menggunakan profesinya sebagai dokter untuk memulai tindakannya dengan mendapatkan pemeriksaan medis. 

Kemungkinan PPD UPTAD Dokter, seorang tersangka kekerasan seksual, ditemukan setelah korban melaporkan sebuah insiden untuk pihak berwenang. Korban mengatakan dia kehilangan kesadaran setelah pelaku menyuntikkan anestesi melalui IV.

Ketika dia bangun sekitar pukul 04.00 WIB, korban merasakan sakit di tubuhnya.

Polisi telah berhasil memberikan beberapa bukti, seperti sperma dan kontrasepsi lain yang akan diuji untuk mendukung pemeriksaan dokter wajib PPD. 

Tersangka telah diancam dengan hukuman penjara maksimum atas pemerkosa keluarga pasien dalam waktu 12 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *