Kesehatan

Menuju Ketahanan Kesehatan Nasional: Fasilitas Fraksionasi Plasma Terbesar di Asia Tenggara Dibangun di Indonesia

thedesignweb.co.id, Jakarta – Badan Investasi Indonesia (INA) dan SK Plasma, anak perusahaan SK Group Korea, bekerja sama membangun fasilitas pemotongan plasma pertama di Indonesia. Proyek ini diharapkan menjadi fasilitas fraksinasi plasma terbesar di Asia Tenggara dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor produk obat turunan plasma (PDMP). Hal ini sejalan dengan Agenda Respon Kesehatan Nasional yang dilaksanakan pemerintah.

Penandatanganan kerja sama ini bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60 dan menandakan komitmen bersama untuk memperkuat layanan kesehatan bangsa. Fasilitas canggih ini terletak di Karawang, Jawa Barat, dan memiliki kapasitas memproses 600.000 liter plasma per tahun. Kini, pekerjaan konstruksi telah dimulai dan pengoperasiannya diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun 2026. Pada tahap awal, rencana pembayaran akan dilaksanakan menggunakan fasilitas SK Plasma di Korea Selatan dan pembangunan fasilitas lokal.

Selain mengurangi ketergantungan pada impor, proyek ini akan memberikan sejumlah manfaat strategis, termasuk melatih petugas kesehatan setempat untuk mengoperasikan fasilitas tersebut, menciptakan lapangan kerja dan memproses 200.000 liter plasma darah Indonesia. Obat.

Proyek Fasilitas Pelarutan Plasma ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang produk PDMP dan manfaatnya serta menyediakan obat-obatan yang terjangkau dan berkelanjutan melalui produksi lokal. Tingkat pemanfaatan PDMP di Indonesia masih rendah

Menurut Biro Riset Pemasaran, konsumsi per kapita Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain yang tergabung dalam PDMP. Misalnya, konsumsi albumin, suatu protein yang penting untuk mengatur volume darah dan digunakan dalam penyakit hati dan pengobatan darurat, hanya 35 mg per kapita di Indonesia, jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (>100 mg) dan Korea. > 500mg)

Penggunaan imunoglobulin untuk pengobatan penyakit autoimun, imunodefisiensi dan penyakit menular lainnya juga sangat rendah di Indonesia (~1 mg per kapita), Malaysia (~10 mg) dan Korea (>30 mg).

 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kesehatan berkelanjutan melalui produksi lokal.

“Pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita bahwa mengandalkan barang asing untuk menyelamatkan nyawa 280 juta penduduk Indonesia memiliki risiko yang sangat besar. Dengan bermitra bersama SK Plasma, kami tidak hanya akan membangun kapasitas produksi obat berbasis plasma dalam negeri, namun juga memperkuat sistem layanan kesehatan untuk menghadapi krisis layanan kesehatan di masa depan. “Kemitraan ini mencerminkan komitmen kami dalam memanfaatkan sumber daya lokal dan memastikan masyarakat memiliki akses tepat waktu terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas,” kata Budi Gunadi. 

CEO INA Ridha Wirakusuma menambahkan, proyek tersebut memiliki nilai strategis bagi kesehatan dan perekonomian Indonesia.

“Kesehatan adalah hak setiap individu. Fasilitas ini merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap obat impor berbasis plasma dengan memenuhi kebutuhan lokal dengan produk produksi lokal. “Dengan adanya transfer teknologi dan berbagi ilmu kepada tenaga kesehatan Indonesia, proyek ini akan berkontribusi dalam membangun kapasitas negara dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat,” jelas Rida.

Seungjoo Kim, presiden SK Plasma, mengucapkan terima kasih atas kerja sama tersebut. “Penandatanganan perjanjian investasi dengan INA merupakan bukti keberhasilan kerja sama Korea dan Indonesia di bidang kesehatan. “Melalui kemampuan manufaktur PDMP yang kami miliki, kami akan berkontribusi untuk meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan dunia dengan bekerja sama dengan negara-negara yang membutuhkan lokalisasi obat-obatan penting,” ujarnya.

 

Kemitraan strategis ini tidak hanya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan, namun juga menunjukkan bagaimana investor global dan pemerintah dapat mendorong investasi asing langsung sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.

Dengan fasilitas ini, Indonesia bergerak menuju sistem kesehatan nasional yang kuat dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *