Mitos vs Fakta: Apakah Anak Bisa Kena DBD Dua Kali? Ini Penjelasan Pakar UGM
thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Banyak orang tua yang menganggap anak penderita demam berdarah dengue (DBD) tidak bisa mencegah penyakit tersebut.
Menurut dokter spesialis anak Universitas Gadja Mada (UGM), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), dr. Ida Safitri Lakshnavati, Seseorang dapat tertular demam berdarah lebih dari satu kali dan infeksi berulang dapat mengancam nyawa. Mengapa demam berdarah bisa datang dua kali?
Virus dengue memiliki empat serotipe yang berbeda. Jika seseorang terinfeksi satu serotipe, tubuhnya tidak dapat memperoleh serotipe lain. Namun pembatasan ini tidak berlaku untuk ketiga serotipe lainnya.
Oleh karena itu, anak penderita demam berdarah berisiko tertular kembali jika terpapar serotipe yang berbeda, ujarnya.
Infeksi demam berdarah kedua lebih berbahaya. Kekambuhan pada serotipe yang berbeda lebih serius dan mengancam nyawa, kata Dr. Aida menjelaskan. Frekuensi dan peningkatan gejala demam berdarah menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat akan risiko tersebut. Apa pengobatan demam berdarah? Tidak ada obat khusus!
Sejauh ini belum ada obat khusus untuk demam berdarah. Pengobatan yang diberikan dokter hanya ditujukan untuk mengatasi gejala demam berdarah seperti dehidrasi, mual dan lemas. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangatlah penting.
Untuk mencegah demam berdarah, vaksinasi merupakan solusi yang efektif. Vaksin ini melindungi seluruh anggota keluarga selama diberikan sesuai dosis yang disetujui Asosiasi Dokter Anak (IDAI).
Namun yang terpenting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan tindakan preventif seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindari genangan air dan melindungi diri dari nyamuk.
Bersamaan dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (DINKES) Kalimantan Timur Dr. H. Jaya Mualimin menyampaikan kabar peluncuran program masyarakat vaksinasi demam berdarah pertama di dunia.
Kami bangga menjadi pionir dalam penerapan pencegahan DBD yang baru di Kota Balikapapan, selain itu Balikapapan juga merupakan salah satu daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Kalimantan Timur,” kata Jaya.
Pada November 2023, Jaya akan meluncurkan program percontohan yang menyasar 9.800 anak usia sekolah dasar. Jumlah kasus DBD pada anak usia 6-12 tahun di Kota Balikapapan mencapai 307 kasus dan di wilayah Balikapapan Utara dan Balikapapan Tengah yang pelaksanaan vaksinnya sebanyak 121 kasus.
Pada Oktober 2024, program percontohan ini telah mencapai 90 persen dari total target, kata Jaya.
“Lebih dari 8.800 anak telah menerima dosis penuh dan kami melihat dampak positif dari program ini. Dari 71 anak kelas 1-6 yang tertular DBD di Kabupaten Balikapapan Utara dan Balikapapan Tengah, sebagian besar tidak tertular DBD. vaksin, dan hanya 3 orang yang menerima vaksin dosis pertama.”
“Jadi untuk menjangkau lebih banyak anak, program ini kami perluas ke kabupaten lain yaitu Samar dengan fokus pada 2.750 anak SD di Kabupaten Samar Utara,” jelasnya.
Kiprah Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dalam memulai gerakan pencegahan penyakit DBD diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Sambutan tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Arbovirus, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, Dr. Fudger SM
Ia menegaskan, peran pemerintah daerah bersama masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan ‘kematian DBD pada tahun 2030’.
“Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang meluncurkan program vaksinasi demam berdarah secara umum, setelah itu provinsi lain, termasuk Kabupaten Probolingo, mulai menerapkan program serupa untuk melindungi warganya,” kata Fudger bersamaan.