Lifestyle

Modest Fashion Beradaptasi dengan Gaya Hidup Lebih Ramah Lingkungan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Bicara fashion saat ini, pelaku industri kreatif mulai dari perajin, desainer, penjahit, hingga produsen tekstil. Dan konsumen juga akan melihatnya dari perspektif berkelanjutan. Fashion berkelanjutan berkembang karena adanya isu keberlanjutan di baliknya.

“Masalah lingkungan seperti pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini menjadi masukan bagi fokus global dalam mengurangi emisi karbon dan konsumsi berlebihan,” kata pembicara desain fesyen Trend Forecaster pada seminar “Humble Fashion Innovation: Menemukan Kembali Kreativitas dengan Strive 25/26” Kamis, 31 Oktober 2024

Memulai dengan prinsip ekonomi sirkular adalah satu-satunya solusi. Konflik global kemudian menjadi tantangan akibat pergulatan antara globalisasi dan regionalisme dalam pola konsumsi. “Pada akhirnya, hal ini membantu produsen mengukur efisiensi produksi untuk mengimbanginya, sama seperti masyarakat yang belum sadar akan gaya hidup ramah lingkungan,” kata Dinah.

Teknologi memegang peranan penting dalam efisiensi produksi. Kepraktisan akan berdampak besar. Di masa depan, gaya hidup masyarakat yang lebih sadar akan menciptakan ekosistem berkelanjutan menuju bisnis berkelanjutan. Desain Berkelanjutan Bahan Berkelanjutan Proses Produksi Berkelanjutan Ritel Berkelanjutan Konsumsi Berkelanjutan Dan Melampaui Konsumsi Berkelanjutan

Sementara itu, Dina juga membahas tentang perspektif konsumen terhadap peramalan tren di dunia fashion. Pertama, pemberontakan indie, bentuk ekspresi pribadi melalui desain kontemporer yang mutakhir.

Tema untuk desainer ini memiliki gaya dasar yang menggabungkan elemen aneh, surealis, dan avant-garde. Pola yang digunakan bersifat abstrak dan geometris, menggunakan bahan katun, linen, denim, vinil, dan logam. Bahan Permukaan Unik Ada yang aneh dengan tren ini. Namun ada beberapa gaya modern dan dasar yang benar-benar berfungsi.

Yang kedua adalah Fluks Hyperconnected. Artinya, desain teknologi wearable cenderung inovatif. Menurut Dina, gaya busananya juga modern. Terlihat muda dan bersemangat Memperkenalkan konsep fluiditas.

Detail yang digunakan berupa lantai asimetris. Bahan yang dicetak pada permukaan bahan, termasuk origami lipat, antara lain nilon, poliester daur ulang, katun, neoprene, dan spandeks, dan warnanya antara lain abu-abu, metalik, biru, dan hijau neon.

Berikutnya, yang ketiga sangat artistik. Dengan kata lain, ini adalah desain minimalis dengan estetika berkelanjutan. Gaya busananya tercermin dalam desain sederhana dan futuristik yang menonjolkan esensi. Pola sering kali menggunakan gradien dan detail tambal sulam dan gorden tambahan.

Bahan yang relatif artistik untuk trem biasanya berwarna-warna pastel seperti biru tua, krem, sage, biru pastel, atau merah muda pastel. Pewarna ini digunakan pada potongan kapas, linen, sutra, rayon dan kain.

Terakhir, tren keempat adalah gaya neo-nostalgia. Ini termasuk desain retro klasik, meskipun dengan tema nostalgia, dengan estetika artistik nostalgia, eklektik, dan artisanal. Meski demikian, pertunjukan ini tetap memiliki nuansa modern melalui pola geometris retro dan pola bunga vintage.

“Gaya busana ini secara khusus menunjukkan keindahan perpaduan budaya dan seni. “Ini adalah produk dengan sentuhan craftmanship, termasuk hasil kerajinan tangan yang mahal,” tegas Dinah.

Sedangkan untuk polanya, desain tren ini menggunakan perpaduan pola tradisional dengan sentuhan modern. Ini sering dipadukan dengan tambal sulam dan bordir. Palet warnanya berfokus pada warna-warna eksotis seperti terakota, nila, hijau zaitun, merah bata, dan coklat tua. Kami menggunakan bahan katun, linen, sutra, dan rayon yang nyaman di tubuh pemakainya. dan kain tradisional

Koleksi desainer Malaysia Melinda Looi akan debut pada upacara pembukaan Indonesia International Fashion Festival (IN2MF) 2024 pada Rabu, 30 Oktober 2024. Desainer asal Malaysia berusia 24 tahun ini menunjukkan bahwa tidak jarang kain tenun jambani disulap menjadi kain siap pakai. Saya membuat pakaian.

Usai tampil di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta, Melinda berkata, “Ini pertama kalinya saya ke sini. Dan IN2MF bisa dikatakan merupakan acara yang benar-benar spesial. “Merupakan suatu kehormatan untuk dapat menggunakan tenun ikat untuk menciptakan produk buatan tangan yang menakjubkan.”

Saat pertama kali melihat Zumba menenun, Melinda mengaku langsung jatuh cinta. “Ketika saya melihat kain yang akan saya gunakan, saya langsung setuju untuk tampil. Saya baru mengerjakan koleksi ini kurang dari sebulan,” kata desainer yang merupakan penggemar berat sastra Indonesia ini.

Keyakinan akan pelestarian karya seni menjadi alasan lain Melinda bersedia menghadiri acara pembukaan IN2MF 2024. “Saya percaya dalam mencoba menginspirasi generasi baru untuk menggunakan tekstil tradisional,” katanya. Khususnya penggunaan (wastra) yang bergaya modern namun terkesan timeless sehingga menjadikannya sebuah karya yang dapat dilestarikan selamanya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *