Saham

Mutuagung Lestari Raup Pendapatan Rp 127,4 Miliar pada Kuartal II 2024

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU Internasional) mengalami peningkatan kinerja pendapatan yang signifikan pada kuartal II (Q2) tahun 2024. Secara keseluruhan, pendapatan konsolidasi perseroan tumbuh sebesar 21% year-on-year (yoy). 

Hal ini tercermin dari peningkatan pendapatan menjadi Rp127,4 miliar pada kuartal II-2024 dari Rp105,1 miliar pada kuartal II-2023.

Direktur Keuangan MUTU Internasional, Sammarna mengatakan, secara keseluruhan kinerja keuangan yang baik ini menunjukkan MUTU Internasional terus berkembang.

“Hal ini memberikan masa depan yang lebih baik bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Sumarna dalam keterangan resmi dikutip Jumat (2/8/2024).

Beralih ke bidang pengujian, inspeksi dan sertifikasi, peningkatan pendapatan MUTU yang cukup signifikan ini disebabkan oleh sektor inspeksi. Kinerja jasa inspeksi yang lebih baik meningkat 44% dari Rp 26,9 miliar pada triwulan II tahun 2023 menjadi Rp 38,9 miliar pada triwulan II tahun 2024. 

Hal ini merupakan hasil dari berkembangnya usaha pertambangan dan mineral yang berasal dari anak perusahaannya, PT Jasa Mineral Mutu Indonesia (JMMI).

Seiring dengan aktivitas inspeksi, aktivitas pengujian menunjukkan pertumbuhan yang kuat dibandingkan tahun lalu. Pendapatan dari jasa pengujian menunjukkan pertumbuhan yang kuat, meningkat dari Rp 36 miliar pada Q2 2023 menjadi Rp 43,4 miliar pada Q2 2024, atau meningkat sebesar 21% year-on-year (yoy). 

Hal ini didukung dengan pengembangan dan penambahan peralatan laboratorium. Pembangunan dan penambahan fasilitas yang dilakukan MUTU diharapkan dapat memperluas neraca pendapatan MUTU.

Menurut Sumarna, dengan catatan kinerja yang solid, MUTU akan terus berkomitmen mengembangkan peluang bisnis yang ada. 

“Kami senantiasa berupaya meningkatkan kinerja dan menerapkan strategi yang mendukung stabilitas dan keberlanjutan bisnis MUTU,” kata Sumarna. 

Sebelumnya, PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) melaporkan laba Rp 4,39 miliar pada Maret 2024, meningkat 34,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan laba bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi tercermin dari peningkatan pendapatan perusahaan pada Maret 2024 yang mencapai Rp60,51 miliar, meningkat 17,40% dibandingkan pendapatan Maret 2023.

Sumarna, Direktur Keuangan PT Mutuagung Lestari (MUTU) mengatakan divisi sertifikasi MUTU mengalami peningkatan sebesar 13,01% atau Rp 12,9 miliar pada tahun 2023.

Tren serupa juga dicapai oleh sektor pengujian laboratorium dan surveyor yang meningkat sebesar 2,67% atau Rp2,68 miliar, sedangkan sektor riset teknik meningkat 16,28% atau Rp9,97 miliar.

Dengan kinerja pendapatan dan laba perseroan yang baik, aset perseroan meningkat dari Rp 275,44 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp 6,64 miliar pada 31 Maret 2024 menjadi Rp 282,09 miliar.

Di sisi lain, utang perseroan meningkat dari Rp74,85 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp2,66 miliar pada 31 Maret 2024 menjadi Rp77,51 miliar pada 31 Maret 2024.

Sementara itu, ekuitas perseroan dilaporkan mencapai Rp 204,58 miliar, meningkat Rp 3,99 miliar dibandingkan posisi 31 Desember 2023 sebesar Rp 200,59 miliar.

Sammarna menjelaskan perseroan terus melakukan perbaikan dalam pengembangan bisnis dan produksi internasional.

MUTU merupakan lembaga sertifikasi pertama di Indonesia yang terakreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi atau Sertifikasi Gas Rumah Kaca oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

 

 

 

Menurut Direktur Operasional PT Mutuagung Lestari Tbk Irham Budiman, potensi industri pengujian, penelitian dan sertifikasi (TIC) di Indonesia dan dunia sangat besar, diperkirakan akan mencapai nilai pasar TIC global pada tahun 2027. 270 miliar dolar atau sekitar Rp 4.000 triliun.

Irham optimistis prospek industri ini semakin menggiurkan karena nilai pasarnya di Indonesia hanya Rp 20 triliun.

Oleh karena itu, industri TIC akan tumbuh secara signifikan di masa depan berdasarkan kebijakan industri internasional, pengembangan ekonomi hijau, sanitasi, pengembangan ekonomi legal, peningkatan jumlah dunia usaha dan peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi. .

Menurut Irham, pada tahap selanjutnya perseroan akan fokus pada ekonomi hijau, ekonomi syariah, dan ekonomi digital.

Perseroan bermaksud memasuki bisnis perdagangan karbon yang dioperasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk kebutuhan ekonomi hijau.

Untuk kebutuhan ekonomi syariah, perseroan bermaksud berpartisipasi dalam dokumen halal, industri halal, dan pariwisata halal. Saat ini, bagi perekonomian digital, lingkungan digital yang terus diterapkan menjadi kebutuhan bisnis dengan menciptakan sistem pelacakan khususnya sumber daya alam.

“MUTU yakin akan terus mengambil tindakan-tindakan penting berdasarkan kondisi pasar dan . “Kami akan fokus pada ketiga metode bisnis tersebut dan menjadikan MUTU sebagai pusat penilaian ekuitas terkemuka, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di berbagai negara. Seluruh dunia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *