NEC akan Bangun Sistem Komunikasi dan Pengumpulan Data untuk MRT Jakarta Fase 2
thedesignweb.co.id, Jakarta – NEC Corporation akan membangun sistem komunikasi, sistem pemantauan fasilitas, pendataan untuk Proyek Perluasan Jalur Utara-Selatan Fase 2 Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Dalam pembangunan fasilitas MRT Jakarta Fase 2, NEC bekerja sama dengan Larsen & Toubro Limited, perusahaan konstruksi asal India, serta subkontraktor khusus dari kontraktor utama, Sojitz Corporation, perusahaan dagang terkemuka asal Jepang.
“Dengan menggunakan teknologi digital canggih dan secara aktif mengupayakan pengembangan infrastruktur transportasi, NEC akan terus mendorong perkembangan baru di Indonesia dan meningkatkan kenyamanan penumpang,” kata Misako Ebisawa, General Manager Departemen Integrasi Transportasi Global NEC Corporation.
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/08/2024), perseroan menegaskan akan terus meningkatkan kemampuannya untuk menyediakan infrastruktur transportasi yang aman, terjamin, dan efisien.
Sekadar informasi, proyek ini didukung oleh pemerintah Jepang melalui pinjaman bantuan pembangunan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek MRT Jakarta Fase 2 akan memperpanjang jalur sepanjang 16 km (Stasiun Lebak Bulus-Stasiun Bundaran HI) yang dibuka pada fase pertama lebih jauh ke utara sekitar 6 km (antara Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Kota), dengan total panjang sekitar 22km. km.
Jalur ini akan membawa penumpang antara Stasiun Lebak Bulus dan Stasiun Kota dalam waktu sekitar 45 menit dan direncanakan beroperasi penuh pada tahun 2030.
Seperti halnya MRT Jakarta Fase 1 yang selesai pada Maret 2019, NEC akan membangun sistem komunikasi untuk perpanjangannya, serta sistem pengendalian peralatan dan pendataan.
Sistem komunikasinya akan menggunakan teknologi telekomunikasi topologi jaringan sirkular untuk transmisi backbone, sistem alamat publik dan sistem telekomunikasi lainnya yang akan terhubung ke jaringan inti.
Sistem peralatan SCADA akan memantau dan mengendalikan perangkat dan proses yang diperlukan untuk mengoperasikan kereta, serta sistem pengumpulan data.
Mengutip situs resmi MRT Jakarta, pembangunan MRT Jakarta Fase 2 terdiri dari dua tahap.
Fase pertama Fase 2A mencakup jalur utama sepanjang kurang lebih 5,8 kilometer dengan enam stasiun kereta bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok).
Ditambah stasiun pemeringkatan (kota) berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 no. 1728 untuk menentukan lokasi pembangunan Koridor MRT Jalur BHI-Kota.
Tahap kedua yakni Tahap 2B terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo Ancol Barat dengan jarak sekitar 5,2 kilometer. Tahap 2B masih dalam tahap studi kelayakan.
Selain pembangunan infrastruktur utama jalur kereta api, pembangunan Tahap 2 juga mencakup restrukturisasi kawasan Jalan Gajah Mada – Jalan Hayam Wuruk, perluasan akses pejalan kaki (trotoar) dan sepeda.
Hal ini mencakup penyediaan rak sepeda di setiap stasiun MRT di Jakarta dan area naik/turun bus non-BRT, mobil pengangkut penumpang prioritas, dan logistik.