THE NEWS Nikmat Bawa Sengsara, Ini 12 Penyakit akibat Doyan Makan Mie Instan Setiap Hari!
thedesignweb.co.id, Jakarta – Siapa yang tidak suka menyantap makanan cepat saji? Makanan cepat saji ini sudah menjadi pilihan praktis bagi banyak orang, terutama di saat waktu terbatas.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik rasa dan kemudahan penyajiannya, makanan cepat saji memiliki risiko bagi kesehatan? Simak daftar penyakit tersembunyi ini bagi Anda yang gemar makan fast food setiap hari: 1. Kanker Perut Stroke
Makanan cepat saji mengandung natrium yang tinggi. Natrium adalah mineral penting agar tubuh dapat berfungsi. Namun jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa sangat berbahaya.
Menurut artikel Healthline yang ditulis ahli gizi Rachael Ajmera MS RD, makanan olahan mengandung terlalu banyak natrium. Satu paket makanan cepat saji mengandung sekitar 1.760 mg sodium, atau 88 persen dari tunjangan harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 2 gram per hari.
Mengonsumsi makanan cepat saji, terutama beberapa kali sehari, dapat meningkatkan penyerapan natrium dalam tubuh secara signifikan. Apa yang terjadi jika kita minum terlalu banyak natrium? Jawabannya menakutkan, dan risiko Anda terkena penyakit seperti perut, jantung, dan stroke bisa meroket. 2. Penyakit jantung dan ginjal
Tingginya natrium pada makanan cepat saji dapat meningkatkan tekanan darah, terutama bagi orang yang sensitif terhadap garam. Kondisi ini berdampak langsung pada kesehatan jantung dan ginjal, sehingga tentunya Anda harus berhati-hati di pagi hari.
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung, yang dapat berujung pada penyakit jantung atau gagal jantung.
Selain penyakit serius seperti kanker dan jantung, terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat menyebabkan sindrom metabolik, suatu kondisi yang ditandai dengan beberapa gejala berbahaya, antara lain lemak perut, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tidak normal.
Penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji memiliki kualitas pola makan yang lebih buruk. Mereka mengurangi makan sayur, buah, kacang-kacangan, dan protein yang semuanya penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh.
Sebuah penelitian di Universitas Harvard mengungkap fakta mengejutkan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan cepat saji setidaknya dua kali seminggu memiliki kemungkinan 68 persen lebih besar mengalami sindrom metabolik dibandingkan mereka yang tidak.
Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan sindrom metabolik tidak bergantung pada pola makan lainnya. Jadi, meski Anda sudah mengonsumsi makanan sehat, mengonsumsi junk food tetap saja berbahaya.
Salah satu bahan utama dalam daging adalah MSG (monosodium glutamat) yang sering digunakan untuk meningkatkan cita rasa. Meskipun MSG disetujui FDA untuk dikonsumsi, banyak penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat menyebabkan gejala kesehatan. Beberapa orang melaporkan mengalami: Sakit kepala, Mual, Tekanan darah tinggi, Kelemahan, Kram otot, Sakit dada, Serangan jantung, Kulit merah
Jika Anda melihat gejala-gejala ini setelah makan daging, Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut gejala kompleks MSG. Meskipun hubungan ini belum sepenuhnya terbukti, penting untuk dicatat bahwa sebagian kecil orang mungkin mempunyai reaksi negatif terhadap MSG.
Hidangan makanan praktis yang populer ini sebenarnya adalah hidangan pembuka. Namun, tahukah Anda kalau ada hal yang harus dihindari saat mengonsumsinya? 1. Jangan hanya menjadikannya sebagai diet Anda
Makanan tubuh tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya makanan. Makan beberapa kali sehari dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Ingat, kita membutuhkan makanan yang bervariasi untuk mendapatkan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita.
Paket perasa atau sup yang biasa disertakan dalam paket makanan cepat saji mengandung natrium yang sangat tinggi. Mengonsumsinya dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah jantung, seperti yang dilaporkan dengan asupan tinggi. Alternatifnya, coba ganti paket perasa dengan kaldu ayam atau tulang rendah sodium. Tidak hanya lebih sehat, tapi rasanya juga lebih enak!
Monosodium glutamat (MSG) umumnya ditemukan dalam bahan tambahan makanan. Jika dikonsumsi berlebihan, MSG dapat menyebabkan kerusakan organ. Usahakan untuk mengurangi bumbu yang mengandung MSG. Sebagai gantinya, tambahkan perasa alami seperti pasta miso atau kecap ikan untuk meningkatkan rasa tanpa risiko.
Pola makan tinggi nutrisi berhubungan dengan kualitas makanan. Ada baiknya untuk memadukan makanan cepat saji dengan bahan-bahan sehat. Sertakan sayuran segar seperti kubis, wortel atau jamur, dan sumber protein berkualitas tinggi seperti telur rebus atau tahu. Menurut Healthline, hal ini akan membuat pola makan Anda lebih lengkap dan bergizi.
Makan terlalu banyak junk food telah dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang. Untuk melindungi kesehatan Anda, sebaiknya batasi konsumsi makanan cepat saji dan kombinasikan dengan makanan bergizi lainnya.