THE NEWS OCBC Cetak Laba Bersih Rp 2,4 Triliun pada Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun pada semester I 2024. Laba tersebut meningkat 16 persen secara year-on-year atau year-on-year -tahun dibandingkan sebelumnya Rp 2,1 triliun.
Ketua OCBC Parvathy Surjaudaja mengatakan meski kondisi perekonomian saat ini sulit, kinerja bank berkembang dengan baik. Laba bersih bank tersebut meningkat 16% menjadi Rp 2,4 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,1 triliun.
“Selain itu, return on equity (ROE) meningkat menjadi 13,3%. Posisi likuiditas bank juga sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 225,7% di atas ketentuan regulator,” kata Parvathy dalam keterangan resmi. pada hari Senin. . (05/08/2024).
Secara keseluruhan, pertumbuhan laba bersih terutama didorong oleh peningkatan laba bersih sebesar 7% seiring dengan pertumbuhan penyaluran pinjaman dan penurunan penurunan nilai aset keuangan sebesar 116%. Kualitas.
Kredit OCBC juga meningkat sebesar 14%. Kredit ritel meningkat sebesar Rp13,3 triliun, atau 27 persen year-on-year, termasuk kredit dari anak perusahaan OCBC, PT Bank Commonwealth sejak Mei tahun ini. Kredit perbankan kepada dunia usaha meningkat sebesar Rp6,9 triliun, atau 7% dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, per 30 Juni 2024, Bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp34,99 triliun, dimana 43% di antaranya berupa pembiayaan ramah lingkungan.
“Dengan kinerja kuat yang tercatat pada paruh pertama tahun ini, OCBC tetap optimis namun berhati-hati terhadap pertumbuhan berkelanjutan dengan terus berinovasi dalam melayani nasabah ritel dan bisnis,” kata Parvathy.
Prinsip kehati-hatian tercermin dari tingkat NPL gross yang tercatat sebesar 2% pada semester pertama tahun ini. Rasio pinjaman subprime (LAR) sebesar 5,8% pada semester pertama tahun 2024, dibandingkan 6,2% pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi pembiayaan, total dana pihak ketiga (DPK) OCBC meningkat 11% pada semester I 2024 dengan komposisi CASA sebesar 56% dibandingkan total DPK.
Jumlah transaksi OCBC melalui saluran elektronik mencatat pertumbuhan sebesar 46% year-on-year, sementara pengguna aktif personal internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 26% year-on-year.
Pada saat yang sama, untuk klien korporat, jumlah pengguna meningkat sebesar 20% tahun-ke-tahun dan jumlah transaksi dalam aktivitas OCBC meningkat sebesar 60% tahun-ke-tahun.
Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mengumumkan merger dengan PT Bank Commonwealth (PTBC). Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Jumat, 2 Agustus 2024 di Menara OCBC Jakarta.
Ketua OCBC Parvathi Surjaudaja mengatakan merger ini merupakan langkah strategis yang diambil OCBC untuk menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia. Penggabungan ini mencerminkan komitmen untuk meningkatkan layanan nasabah dan memanfaatkan peluang yang ada di pasar perbankan domestik.
“Kami yakin merger ini akan membawa sinergi. Dengan menggabungkan kekuatan yang kami miliki, OCBC mampu melayani basis nasabah yang lebih luas dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif,” kata Parvathy dalam keterangan resmi, Jumat (02/08/2024).
Parvathy menambahkan, merger ini diharapkan dapat memperluas akses klien PTBC terhadap jaringan dan kemampuan OCBC yang luas di kawasan ASEAN, Greater China, dan kawasan lainnya, khususnya di bidang perbankan korporasi.
Integrasi klien ritel dan UKM PTBC akan memperkuat posisi pasar OCBC, memperluas portofolionya dan mengukuhkan OCBC sebagai salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia.
RUPSLB membahas persetujuan merger PTBC dengan OCBC, dimana OCBC akan menjadi bank penerima merger, termasuk persetujuan rencana merger dan rancangan perjanjian merger.
Selanjutnya, persetujuan terhadap rencana penyelesaian terkini terkait akuisisi PTBC oleh OCBC. Dibahas juga perubahan anggaran dasar OCBC untuk memenuhi peraturan OJK terkait penerapan tata kelola syariah.
Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) merilis kinerja kuartal I 2024. Pada tiga bulan pertama tahun ini, OCBC kembali mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih naik 13% menjadi Rp 1,17 triliun menjadi Rp 1,03 triliun pada tahun sebelumnya. Waktu yang sama tahun lalu.
“Pada kuartal pertama, kami mencatatkan peningkatan total aset sebesar 5 persen year-on-year menjadi Rp 252,4 triliun,” jelas Presiden OCBC Parvathi Surjaudaja dalam keterangan tertulisnya, Kamis (05/02/2024).
Laba sebelum pajak OCBC meningkat 13% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp1,48 triliun, dan return on equity (ROE) meningkat 13%. Selain itu, posisi likuiditas bank juga dinilai sehat, dengan rasio cakupan likuiditas (LCR) sebesar 228,3% di atas ketentuan regulator.
Kinerja positif OCBC pada kuartal pertama tahun 2024 disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 6% year-on-year dan penurunan cadangan penurunan nilai sebesar 96% year-on-year, seiring dengan membaiknya kualitas aset akibat dimulainya kembali kegiatan perekonomian.
“Kami selalu optimis dan mengedepankan pertumbuhan dan pelayanan menyeluruh di setiap segmen bisnis, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian,” tambah Parvathy.
Total penyaluran kredit di OCBC meningkat sebesar 11% pada kuartal pertama tahun 2024, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit bank ritel sebesar 13% dan pertumbuhan kredit bank korporasi sebesar 10%. KPR mencatat peningkatan penyaluran sebesar 16% year-on-year, termasuk dukungan terhadap produk kredit pemilikan rumah andalan OCBC, KPR Easy Start dan KPR Kendley.
Sejalan dengan komitmen OCBC untuk tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, NPL gross tercatat sebesar 1,8% dan NPL net sebesar 0,6%, keduanya turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
DPK OCBC meningkat sebesar 7% pada akhir Maret 2024 dengan komposisi CASA sebesar 56,6% dibandingkan total DPK.
Jumlah transaksi OCBC melalui saluran elektronik mencatat pertumbuhan sebesar 58% year-on-year. Selain itu, jumlah pengguna aktif Personal Internet Banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 28% dibandingkan tahun lalu. Untuk pelanggan korporasi, jumlah pengguna dan jumlah transaksi meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun sebelumnya.