Bisnis

DESIGN WEB OJK Cabut Izin Usaha Rindang Sejahtera Finance, Ini Alasannya

thedesignweb.co.id, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin operasional PT Rindang Sejahtera Finance (RSF). Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK tanggal 3 Oktober 2024 bernomor KEP-49/D.06/2024.

Sebelumnya, OJK telah menetapkan PT RSF sebagai perusahaan keuangan dengan status Pengawasan Khusus dengan alasan Tingkat Kesehatan (TKS) Tidak Sehat. Sesuai ketentuan, OJK memberikan waktu kepada pimpinan, direksi, dan pemegang saham PT RSF untuk mengambil langkah-langkah peningkatan derajat kesehatan dan mematuhi ketentuan.

Namun hingga jangka waktu yang disepakati, PT RSF belum dapat meningkatkan derajat kesehatannya dan memenuhi ketentuan tersebut di atas. Demikian dikutip dari keterangan resmi tertanggal Senin (7/10/2024).

“Tindakan pengawasan yang dilakukan OJK tersebut di atas, termasuk pencabutan izin operasional PT RSF, merupakan bagian dari penerapan ketentuan hukum secara konsisten dan tegas yang bertujuan untuk menciptakan industri perusahaan keuangan yang sehat dan andal, serta melindungi konsumen.” Literasi Keuangan dan Komunikasi dan M. Ismail Riyadi, Wakil Kepala Departemen Partisipasi, seperti dikutip.

Dengan dicabutnya izin usaha yang dimaksud, maka PT RSF dilarang melakukan kegiatan komersial di bidang perusahaan keuangan dan harus menyelesaikan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, antara lain:

1. Menyelesaikan hak dan kewajiban Debitur, Kreditur dan/atau pihak lain;

2. Menyelenggarakan rapat umum pemegang saham dalam waktu 30 hari kerja sejak tanggal pencabutan izin usaha untuk memutuskan pembubaran badan hukum PT RSF dan membentuk Tim Likuidasi;

3. Memberikan informasi yang jelas kepada Debitur, Kreditor dan/atau pihak lain yang berkepentingan mengenai mekanisme penyelesaian hak dan kewajiban;

4. Menyediakan Pusat Informasi dan Pengaduan Pelanggan internal di lingkungan Perusahaan; DAN

5. Memenuhi kewajiban lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.  PT RSF juga dilarang menggunakan kata-kata dalam nama perusahaan yang mencirikan kegiatan perusahaan pembiayaan, pembiayaan dan/atau keuangan.

PT RSF berlokasi di Gedung Jaya Lantai 3, R L03-A1, Jalan M.H. Thamrin Nomor 12, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10340.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha PT BPR Nature Primadana Capital yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km 43, Ruko Graha Cibinong Kompleks F Blok No 5, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Tindakan tersebut sesuai dengan Keputusan anggota Dewan Komisioner OJK tanggal 13 September 2024 bernomor KEP-70/D.03/2024 tentang pembatalan izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Alam Primadana Capital.

Pencabutan izin usaha PT BPR Alam Primdana Capital merupakan bagian dari tindakan pengawasan yang dilakukan OJK untuk menjaga dan memperkuat sektor perbankan serta melindungi konsumen, kata Roberto Akyuwen, Kepala OJK Provinsi Jabodebek dan Banten. , keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024)

Pada tanggal 29 Januari 2024, OJK menetapkan PT BPR Alam Primadana Capital sebagai bank yang berstatus pengawasan bank dalam rangka penyehatan bank (BDP), dengan memperhatikan rasio modal minimum (KPMM) yang dipersyaratkan (negatif 31,21 persen) dan tingkat sesuai ketentuan. ketentuan. ketahanan (TKS). ) Memiliki predikat tidak sehat.

Selain itu, pada 22 Agustus 2024, OJK menetapkan PT BPR Alam Primdana Capital sebagai bank berstatus pengawasan perbankan terselesaikan (BDR). Berdasarkan evaluasi tersebut, OJK memberikan waktu yang cukup kepada manajemen BPR dan pemegang saham untuk melakukan upaya restrukturisasi.

Termasuk mengatasi permasalahan permodalan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 28 Tahun 29 Desember 2023 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Ekonomi Rakyat dan Bank Ekonomi Syariah Populer.

“Tetapi manajemen BPR dan pemegang saham tidak bisa menghidupkan kembali BPR,” tambah Roberto.

 

Selain itu, sesuai dengan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Program Penjaminan Simpanan dan Keputusan Bank No. 109/ADK3/2024 tanggal 6 September 2024 tentang Likuidasi Bank dalam Keputusan PT BPR Alam Primdana Capital, maka Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan tidak menyelamatkan PT BPR Alam yang diambil Primdana Capital. Pihaknya juga meminta OJK mencabut izin operasional BPR.

“Atas permohonan LPS, berdasarkan Pasal 19 POJK tersebut di atas, OJK mencabut izin usaha PT BPR Nature Primadana Capital,” kata Roberto. 

Dengan dicabutnya izin usaha tersebut, LPS akan memenuhi fungsi penjaminan dan melakukan proses likuidasi sesuai dengan Undang-Undang Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 24 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembinaan dan Penguatan Keuangan. Sektor.

Roberto menutup, “OJK mengimbau nasabah PT BPR Alam Primdana Capital untuk tetap tenang karena dana masyarakat di perbankan, termasuk BPR, dijamin oleh LPS sesuai ketentuan yang berlaku.”

 

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) banyak memberikan sanksi kepada pelaku pasar modal karena berbagai kasus. Di antaranya pencabutan izin usaha dan pengenaan denda.

“Pada Agustus 2024, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Indosterling Asset Management,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Pasar Modal, Pembiayaan Derivatif, dan Kantong Karbon OJK itu. PMDK) Inarno Djajadi, Sabtu (9/7/2024) saat konferensi pers hasil rapat bulanan Dewan Komisaris (RDK) Agustus 2024.

Indosterling Asset Management terbukti melanggar peraturan perundang-undangan di industri pasar modal.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap bahwa perseroan melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Beberapa poin yang dilanggar adalah kantor tidak dapat ditemukan. Perusahaan juga tidak memiliki karyawan untuk menjabat sebagai Manajer Investasi.

PT Indosterling Asset Management tidak dapat memenuhi perintah OJK setelah waktu dan kesempatan yang diberikan berlalu. Kemudian tidak memenuhi komposisi minimal Direksi dan Dewan Komisaris. Perseroan tidak memiliki Komisaris independen.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *