Kesehatan

Pasien Kolesterol Tinggi Gampang Kena Stroke, Ketahui Proses yang Perlu Kamu Waspadai!

thedesignweb.co.id, Jakarta – Salah satu penyebab utama stroke adalah kolesterol tinggi, yang terjadi ketika jumlah kolesterol dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini perlu mendapat perhatian karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius. Apa pengaruh kolesterol terhadap sirkulasi?

Jika kolesterol tinggi tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan jaringan parut pada arteri. Ahli saraf Sahat Aritonang menjelaskan, seiring berjalannya waktu, hal ini menyebabkan dinding pembuluh darah menebal.

Menurut Sahat, “Jika kondisi ini terus berlanjut, maka terjadi penebalan dinding pembuluh darah yang disebut aterosklerosis.” Penebalan ini mempersempit pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang membawa sel darah ke seluruh tubuh. Penyumbatan aliran darah dapat menyebabkan stroke.

Dalam wawancara eksklusif dengan Health thedesignweb.co.id, Sahat mengatakan, “Risiko stroke meningkat karena kolesterol tinggi dan penumpukannya. Apa itu stroke dan jenisnya?

Stroke merupakan penyakit yang ditandai dengan kelainan neurologis progresif cepat. Ada dua jenis stroke yang umum: Stroke iskemik: Disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, hal ini terjadi pada sekitar 87% pasien stroke. Stroke hemoragik: Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.

Saat stroke terjadi, aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak terganggu sehingga menyebabkan jaringan otak mati.

Menjaga kadar kolesterol sehat dalam tubuh merupakan salah satu variabel penting. Ada berbagai cara untuk mencapai tujuan ini.

Menurut Hour, ada dua langkah utama yang bisa Anda lakukan: aktif dan menjaga pola makan. 1. Ambil tindakan untuk kolesterol sehat

Aktivitas fisik adalah kunci untuk menjaga kesehatan kolesterol. Olah raga dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung kondisi fisik individu.

Opsi populer sedang berjalan. Bergabung dengan komunitas lari mungkin bisa menjadi pilihan tepat untuk meningkatkan motivasi Anda. “Lari sedang menjadi tren saat ini, jadi bergabunglah dengan komunitas ini,” kata Sahat. 2. Pola makan seimbang

Selain berolahraga, penting juga untuk memperhatikan pola makan Anda. Ikuti prinsip pola makan seimbang dan hindari makanan tinggi gula, lemak, dan garam.

Mengonsumsi nutrisi sehat pasca-latihan itu penting. “Langkah sederhana ini bisa menurunkan risiko kolesterol tinggi,” tambah Sahat.  

Kolesterol tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas, jadi pemeriksaan rutin sangatlah penting.

Pemeriksaan rutin ke dokter untuk memeriksa kadar kolesterol dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Berapa kolesterol baik?

Hasil tes kolesterol memberikan gambaran kesehatan jantung Anda. Jika kadar kolesterol total Anda di bawah 200 mg/dL, berarti kolesterol Anda berada dalam batas normal.

Namun, ada dua jenis kolesterol lain yang harus diwaspadai: Kadar LDL (kolesterol jahat): Idealnya, kadarnya harus di bawah 100 mg/dL. Kadar HDL (kolesterol baik): Harus di atas 60 mg/dL.

Anda dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya dengan menjaga kadar kolesterol dalam kisaran yang sehat.

Pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan bicarakan dengan dokter Anda tentang langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjaga kesehatan kolesterol.

Stroke adalah penyakit serius yang mengancam jiwa. Memahami faktor risiko stroke penting untuk pencegahan.

Menurut Sahat, faktor risiko ini terbagi dalam dua kategori: tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi

Beberapa faktor risiko stroke tidak dapat diubah: Usia: Orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki peningkatan risiko. Jenis Kelamin: Laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan. Keturunan: Riwayat stroke dalam keluarga dapat meningkatkan risiko. Riwayat stroke sebelumnya: Orang yang pernah mengalami stroke lebih mungkin mengalami stroke kedua. Ras: Orang kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi. Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi

Selain genetika dan usia, ada juga faktor risiko yang dapat dimodifikasi: Tekanan darah tinggi: Mengontrol tekanan darah penting untuk mengurangi risiko stroke. Diabetes: Manajemen diabetes yang baik dapat mengurangi risikonya. Merokok: Merokok meningkatkan risiko stroke. Kegemukan atau obesitas: Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko. Kurangnya aktivitas fisik: Aktivitas fisik yang teratur berperan penting dalam pencegahan stroke. Pola Makan Tidak Sehat: Pola makan yang baik dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *