THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Saham

Pedagang Aset Kripto Siap Debut di BEI, Incar Dana Rp 1 Triliun Lewat IPO

thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap menyambut kehadiran perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan aset kripto melalui proses penawaran umum (IPO). Tanpa itu, dana yang menyasar bisnis kripto mencapai Rp 1 triliun.

Presiden Datindo Entricom E Agung Setiawati mengungkapkan, pihaknya telah mendapat izin dari perusahaan kripto untuk bertindak sebagai Agen Bisnis (BAE). Langkah ini merupakan bagian dari persiapan perseroan untuk menjadi emiten atau emiten di IDEX.

“Kalau kita diterima di BAE biasanya harga IPOnya besar. Target perusahaan kripto ini sekitar Rp 1 triliun,” kata Agung di Exchange Center, Kamis (5/12/2024).

Sebagai bagian dari proses IPO, calon investor bisnis kripto ini telah menunjuk dua perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi yaitu Ciptadana Securitas dan Mandiri Securitas. Namun Agung belum bersedia membeberkan detail siapa perusahaan tersebut.

“Perusahaan ini bekerja di ruang komersil, bukan materialnya,” imbuhnya.

Operasi ini mungkin merupakan pencatatan pertama perusahaan kripto di bursa Indonesia. Namun, sudah banyak perusahaan kripto yang terdaftar dan dijual di bursa lokal, di bursa eksternal. Perusahaan-perusahaan ini mewakili berbagai bagian ekosistem kripto, mulai dari bursa hingga pertambangan dan infrastruktur teknis.

Antara lain Coinbase Global Inc. (COIN), salah satu platform pertukaran kripto terbesar yang terdaftar di Nasdaq. Coinbase menghasilkan pendapatan dengan membeli dan menjual aset digital di platformnya.

Dan MicroStrategy Inc. (MSTR). Perusahaan perangkat lunak ini memiliki cadangan Bitcoin yang besar sebagai bagian dari strategi investasinya. Kerusuhan Platform Inc. (RIOT), berfokus pada penambangan Bitcoin di Amerika Utara. Riot Blockchain mengoperasikan fasilitas penambangan besar dan juga terdaftar di Nasdaq.

Lalu ada Marathon Digital Holdings (MARA), perusahaan pertambangan bitcoin lainnya yang memiliki cadangan bitcoin.

Sahamnya juga diperdagangkan di pasar saham Amerika. Hive Blockchain Technologies (HIVE), yang berbasis di Kanada, menggunakan energi ramah lingkungan untuk operasi penambangan kripto-nya. Blokir Inc. (SQ), sebelumnya dikenal sebagai Square, adalah perusahaan teknologi keuangan yang mengintegrasikan fitur kripto melalui produk seperti Cash App.

Juga, Nvidia Corporation (NVDA). Meskipun dikenal terutama sebagai produsen perangkat keras grafis, Nvidia juga menjadikan perangkat keras penting untuk penambangan mata uang kripto. Kemudian, PayPal Holdings Inc. (PYPL), memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, dan menyimpan mata uang kripto, meskipun ini adalah bagian kecil dari bisnis intinya.

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatatkan 25 perusahaan dalam pipa pencatatan saham perdana di BEI hingga saat ini. Lima dari 25 perusahaan yang menawarkan saham perdana atau penawaran umum perdana (IPO) berasal dari basis klien non-siklus.

Hingga 29 November 2024, sudah ada 39 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di IDEX dengan dana terkumpul Rp 5,87 triliun, kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

POJK No. 53/POJK.04/2017 menunjukkan klasifikasi aset lancar perseroan dalam pipa antara lain:

-2 Perusahaan kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-6 perusahaan menengah (berpendapatan antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-17 perusahaan aset besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Detail Perusahaan:

-1 rumah dari basis fasilitas kompleks

– 3 perusahaan dari sektor konsumen

-5 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

4 perusahaan dari sektor energi

– 3 perusahaan dari sektor uang

2 perusahaan dari industri kesehatan

– 3 perusahaan dari sektor industri

-0 bangunan dari sektor infrastruktur

– 3 perusahaan dari sektor properti dan real estate

– 0 perusahaan dari sektor teknologi

– 1 gedung dari kompleks transportasi dan logistik

Sementara dari penerbitan surat utang dan sukuk, terdapat 124 penerbitan dari 65 emiten EBUS yang menghimpun dana sebesar Rp 116,6 triliun.

“Pada 29 November 2024, terdapat 24 emisi dari 18 emiten EBUS,” kata Nyoman.

Klasifikasi sektor industri meliputi:

2 perusahaan dari sektor peralatan dasar

-1 rumah dari sektor siklus konsumen

-0 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

– 3 perusahaan dari sektor energi

-7 perusahaan dari dana swasta

-0 Perusahaan dari sektor kesehatan

– 2 perusahaan dari sektor industri

1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 rumah dari kompleks penjualan properti dan rumah

-0 perusahaan dari sektor teknologi

1 rumah dari sektor transportasi dan logistik

 

Sedangkan dari right issue, terdapat 15 emiten yang telah melakukan right issue senilai Rp 34,42 triliun per 29 November 2024.

“BEI juga memiliki 8 perusahaan yang terdaftar dalam right pipeline,”

Bidang-bidang ini:

3 perusahaan dari sektor infrastruktur

-0 perusahaan dari sektor konsumen siklis

-0 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

2 perusahaan dari sektor energi

-0 Perusahaan dari sektor keuangan

2 perusahaan dari industri kesehatan

-0 perusahaan dari industri

1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-0 Perusahaan dari sektor properti dan real estate

-0 perusahaan dari sektor teknologi

-0 bangunan dari sektor transportasi dan logistik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *