Otomotif

THE NEWS Pegas Katup Bermasalah, Hyundai Recall Palisade 2023 di Australia

thedesignweb.co.id, Jakarta – Kampanye recall untuk perbaikan atau recall wajib dilakukan Hyundai untuk model Palisade 2023 di Australia.

Program perbaikan ini disebabkan oleh rusaknya pegas katup pada mesin SUV asal Korea Selatan tersebut.

Menurut Drive, model yang terkena penarikan adalah Hyundai Palisade 2023 dengan mesin bensin V6 3,8 liter. Namun penarikan ini juga dapat berdampak pada unit yang belum terjual.

“Karena cacat produksi, dalam kondisi tertentu pegas katup mesin bisa retak. Jika ini terjadi, mesin bisa mati sehingga mengakibatkan hilangnya tenaga penggerak,” tulis Hyundai dalam pemberitahuan penarikan kembali, Selasa (09-07-2024). .

Sementara itu, Hyundai juga mengatakan hilangnya tenaga saat berkendara dapat meningkatkan risiko kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kematian bagi penumpang kendaraan dan/atau pengguna jalan lainnya.

Pemilik Hyundai Palisade yang berpotensi terkena recall dapat menghubungi dealer resmi terdekat. Kemudian Anda dapat membuat janji temu untuk penggantian perakitan sub-mesin gratis.

 

 

Pabrik sel baterai terbesar di Asia Tenggara di Indonesia, tepatnya di Karawang, Jawa Barat, resmi mulai beroperasi.

Fasilitas manufaktur baterai kendaraan listrik ini merupakan perusahaan patungan antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution, yakni PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.

Dengan dimulainya produksi di pabrik baterai ini, juga mengisyaratkan bahwa salah satu mobil listrik pabrikan asal Korea Selatan, yakni New Hyundai Kona Electric, akan menjadi model pertama yang menggunakan baterai produksi dalam negeri.

Dijelaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, tingkat komponen dalam negeri pada kendaraan listrik Hyundai meningkat pesat.

Hal ini tidak bisa dibedakan dengan penggunaan baterai produksi dalam negeri yang sudah digunakan Kona EV.

“Nilai TKDN Kona EV untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang awalnya 40 persen, kini naik jauh hingga 80 persen. Ini merupakan langkah awal untuk mendorong nilai tambah dari industri dalam negeri,” kata Luhut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *