Pemerintah AS Buka Penyelidikan 2,4 Juta Unit Tesla dengan Teknologi FSD
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS), dalam hal ini Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, telah melancarkan penyelidikan terhadap 2,4 juta kendaraan Tesla. Ini menyangkut masalah dengan perangkat lunak Full Self-Driving (FSD) merek Paman Sam.
Menurut Reuters, teknologi FSD Tesla telah menjadi subyek empat laporan kecelakaan, termasuk satu yang menewaskan satu orang pada tahun 2023.
Investigasi awal adalah langkah pertama sebelum NHTSA meminta penarikan kembali kendaraan jika dianggap menimbulkan bahaya keselamatan yang tidak masuk akal.
Selain itu, NHTSA sendiri menyatakan telah melancarkan penyelidikan setelah empat laporan kecelakaan yang mengaktifkan teknologi FSD dalam kondisi jarak pandang jalan berkurang, seperti sinar matahari, kabut, atau debu yang tertiup angin.
Selain itu, pada November 2023, seorang pejalan kaki tewas setelah ditabrak Tesla Model Y 2021 di Rimrock, Arizona. Selain itu, kecelakaan lalu lintas lainnya yang sedang diselidiki melaporkan adanya korban luka.
Detail penyelidikannya meliputi Model S 2016-2024 dan
Tesla mengatakan di situs resminya bahwa perangkat lunak FSD pada kendaraan jalan raya memerlukan kontrol pengemudi aktif dan tidak menjadikan kendaraan otonom.
Indonesia berencana mengekspor bahan berbasis nikel yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat (AS) pada bulan depan. Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, dilansir Reuters, Senin (21/10/2024).
Menteri Bahlil mengatakan Indonesia akan memasok bahan yang disebut prekursor baterai kepada pembuat mobil listrik Amerika, Tesla. Namun politikus Golkar ini tak merinci berapa besaran volume ekspor ke Negeri Paman Sam.
“Kami akan mengekspor prekursornya bulan depan ke Tesla di Veda Bay, AS,” kata Bahlil.
Sebelumnya, Indonesia sendiri mengumumkan akan mengekspor prekursor tersebut ke China.
Sementara itu, Indonesia berencana untuk mengembangkan industri mobil listriknya dan telah mendorong Tesla selama bertahun-tahun untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik baterai dan mobil listrik di dalam negeri, guna memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya untuk diolah. Membuat baterai.
Sementara itu, Tesla belum menanggapi permintaan komentar mengenai sejarah ekspor material Indonesia.