Bisnis

Pemerintah Perpanjang Insentif PPN DTP untuk Sektor Properti, Ini Alasannya

LIPUTAN6.

Consumer Teperting Index (IK) berlanjut, pada November 125.9, 121.1 lebih tinggi dari bulan sebelumnya. 

2025 Selamat datang di antara situasi global yang sangat aktif, pemerintah telah menawarkan beberapa insentif kebijakan di bidang ekonomi.

Pada tahun 2025. Dari 15 insentif yang disiapkan untuk mulai berlaku pada 1 Januari, pemerintah sangat dirawat melalui insentif aset DTP PPP, dengan harga untuk harga dengan harga RP2 miliar RP5 miliar RP.

“Untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat, itu telah disiapkan melalui paket stimulus yang akan diberikan kepada kelas komunitas yang berbeda,” kata koordinator ekonomi perusahaan.

Perluasan penawaran sektor properti akan menjadi program diskon 100% pada 2025 dan diskon 50% pada Juli 2025.

“Kami memperluas DTP PPN, karena industri terkait akan langsung dan tidak langsung, karena akan berdampak positif pada industri real estat yang terkait dengan industri tidak langsung.

 

Selain suku bunga suku bunga KPR dan faktor penjualan, penawaran pemerintah diharapkan menjadi udara segar, karena pengembang akan memiliki waktu untuk membangun tempat tinggal.

PT Metropolitan Land TB (MTLA) Olivia Surodjo juga mengungkapkan bahwa Metland menyambut upaya pemerintah untuk memperluas implementasi PPN insentif di bidang aset DTP.

Kebijakan insentif diharapkan akan lebih lanjut mengubah aset dan memberikan kemarahan kepada ekonomi, termasuk semua perusahaan bisnis tergantung pada bisnis.

2021. Dalam aset PPN DTP preferensial yang disajikan selama periode CIVI-19 terus memperluas pemerintah, mengingat bahwa sektor aset juga merupakan bidang strategis.

Selain mempromosikan kepentingan publik dalam membeli rumah, penyediaan aset DTP PPP juga merupakan upaya untuk terus mempertahankan kekuatan pemerintah untuk melanjutkan dan melindungi tingkat kesejahteraan masyarakat.

 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menteri Keuangan) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa tarif pajak nilai (PPN) secara bertahap dan matang pada 12% menjadi 12% pada awal 2025. 12 persen dari PPN 721. 721% tergantung pada otoritas yang harmonis dari undang -undang pajak (HPP).

Sri Mullyiani menjelaskan undang -undang HPP, pada 29 September 2021, termasuk Transcha pada 29 September, tidak hanya menyesuaikan peraturan pajak, tetapi juga kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya secara bertahap menyesuaikan rasio PPN.

Rasio PPN sebelumnya meningkat 10 hingga 20 persen dari 1 April 2022 untuk mendukung pemulihan ekonomi pandemi. Ini juga akan berlaku dari 11 hingga 12 persen hingga 12 persen pada awal Januari 2025.

“Pada waktu itu, setelah pandemia, kami meningkat dari 10 % menjadi 1 April 2022. Setelah itu, ia memutuskan untuk menunda DPR hingga 1 Januari 2025.

Kebijakan untuk mendukung orang dalam hukum HPP

Menteri Keuangan menekankan bahwa ketika membahas undang -undang HPP, pemerintah masih berfokus pada kebutuhan masyarakat, terutama di tengah kelompok ekonomi yang lebih rendah.

 

Melalui undang -undang ini, pemerintah menyediakan fasilitas untuk membebaskan atau mengurangi kebutuhan dasar masyarakat. Ini termasuk makanan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan bidang layanan sosial lainnya. Tujuannya adalah untuk membawa beban di masyarakat dan memastikan akses yang relatif lebih mudah ke barang dan jasa penting.

“Hampir semua faksi sepakat bahwa negara harus menunjukkan bahwa orang yang dapat mengontrol ditargetkan pada orang -orang pusat. Untuk kebutuhan dasar, itu dibuat oleh fasilitas PPN, baik dalam konsumsi barang maupun jasa dari komunitas yang lebih luas,” kata Sri Mulyani.

Detail dan hati -hati

Sri Mullyani menambahkan bahwa dalam proses membahas undang -undang HPP, semua kebutuhan masyarakat diberikan rincian rinci dan mendalam.

“Karena itu, ketika membahas hukum HPP, kami benar -benar berpikir bahwa kebutuhan masyarakat dan kebutuhan situasi yang ada secara rinci,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *