WEB NEWS Pemerintahan Prabowo Akan Prioritaskan Program Cek Kesehatan Gratis Mulai 2025, Efeknya?
thedesignweb.co.id, Jakarta Pemerintahan Prabowo Subianto akan mengadakan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat Indonesia. Dijadwalkan dimulai pada tahun 2025 hingga 2029, proyek ini akan dilaksanakan secara bertahap dengan sasaran total 220 juta masyarakat Indonesia.
“Ada rencana program pemerintah selanjutnya yaitu pemeriksaan kesehatan gratis. Targetnya tahun depan 52 juta orang,” kata Juru Bicara Komite Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Kibran, Hassan, pada Rabu 25 September 2024. Di Jakarta Pusat.
Hasan mengatakan pada awal program pemeriksaan kesehatan di masa pemerintahan Prabowo, program ini akan menyasar masyarakat yang berusia di atas 50 tahun.
Mengingat penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis ini menempati urutan kedua terbanyak di dunia, maka salah satu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah dengan mendiagnosis pasien tuberkulosis (TB).
“Kami anggap ini serius karena ada kekhawatiran, dan ini dilakukan agar aspek pengobatan atau pengobatannya tidak menjadi beban. Kalau (kasus) TBC meningkat lagi maka akan menjadi beban,” kata pria yang saat ini menjabat. menjabat sebagai kepala Kantor Penghubung Presiden.
Selain pemeriksaan tuberkulosis, pemeriksaan kesehatan gratis lainnya meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, radang sendi dan penyakit katastropik – penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang seperti penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal –.
“Pemeriksaan kesehatan bersifat komprehensif, sehingga masyarakat dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, radang sendi, dan penyakit kronis satu atau dua kali dalam setahun,” jelas Hasan.
Anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan proyek ini sebesar Rp3,3 triliun. Namun Hasan mengaku belum mengetahui berapa anggaran yang akan disalurkan ke PBJS Kesehatan atau lembaga lainnya.
“Saya belum tahu apakah PBJS Kesehatan akan ikut pendanaan ini atau disalurkan melalui jalur lain.”
Hasan mengatakan, program skrining gratis ini merupakan upaya preventif untuk mengecek risiko penyakit di kemudian hari. Jika penyakit ini terdeteksi sejak dini, biaya pengobatan akan lebih murah jika penyakitnya tampak serius atau sudah lanjut.
“Pemeriksaan kesehatan gratis merupakan inisiatif preventif dan promosi kesehatan sehingga mengurangi beban pengobatan atau pengobatan kuratif,” kata Hassan.
Adanya program ini untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, apalagi Indonesia akan menghadapi bonus penduduk pada tahun 2045.
“Ini bagian dari sumber daya manusia yang berkualitas. Selain pendidikan yang baik, kesehatan juga harus baik,” lanjutnya.
“Jika kesehatan tidak baik, maka bonus penduduk tidak ada gunanya,” ujarnya.
Lantas, apakah pemerintah selanjutnya sudah berkoordinasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait program ini? Menanggapi hal tersebut, P.T. Citi Nadia Tarmisi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (Kemenkes RI) Kementerian Kesehatan RI, mengatakan belum ada koordinasi terkait hal tersebut.
Kalau tidak ya, perencanaan dan penganggarannya hanya akan kami akomodasi pada kementerian terkait saat itu, kata Nadia Health kepada thedesignweb.co.id melalui pesan tertulis, Senin (30/9/2024) malam.
Nadia yakin jika program ini benar-benar dilaksanakan, masyarakat akan lebih cepat mengetahui kondisi kesehatannya.
“Melalui program skrining ini, masyarakat akan mengetahui status kesehatannya sejak dini, terutama untuk pencegahan penyakit sejak dini,” ujarnya.
Terkait rencana Pemerintahan Prabowo yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, Ketua PBJS Kesehatan Ali Gufron Mukti mengatakan saat ini PBJS Kesehatan sedang melakukan skrining penyakit diabetes dan darah tinggi yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Faktanya, ada 14 tes penyakit seperti kanker, penyakit jantung dan urologi, nefrologi, gagal ginjal kronis.
“Semua sudah dilakukan, namun perlu ditingkatkan,” kata Ghufron di acara yang sama yang dihadiri Hasan.
Jika ada program pemeriksaan kesehatan baru, efektivitasnya akan dipertanyakan. Jadi, lanjut Gufron, penting membicarakan proyek tersebut.
Terkait apakah pemeriksaan kesehatan tersebut tumpang tindih dengan pemeriksaan kesehatan PBJS, Gufron mengatakan perdebatan masih jauh dari selesai. “Saya belum memutuskan. Jadi saya harus berpikir dan mengambil keputusan.”
Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Profesor Dijandra Yoga Aditama menyambut baik rencana pemerintahan Prabowo yang akan melakukan skrining tuberkulosis.
“Saya sangat mendukung pemerintahan baru memberikan prioritas tinggi pada pencegahan TBC,” kata DeJandra dalam pesan tertulis yang diperoleh Health-Libutan6.com.
Namun, Tjandra mengingatkan, selain deteksi, aspek lain juga perlu diperhatikan seperti promosi, pencegahan atau pencegahan penyakit tersebut, salah satunya vaksinasi. Jika terdeteksi, upaya terapeutik atau pengobatan lengkap harus dilakukan.
Tidak boleh dilupakan bahwa aspek pencegahan penularan sosial sangatlah penting, termasuk aspek sosial ekonomi dan sosial budaya.
“Semua upaya yang disampaikan di atas mulai dari promosi, pencegahan, deteksi, penyembuhan dan aspek lainnya sungguh baik dan penting. Semua aspek tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap pengendalian TBC di negara kita,” kata Tjandra.
Dede Nasrullah, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya, mengingatkan, penyakit paru-paru bukan hanya TBC saja. Ada kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif, penyakit paru akibat kerja dan infeksi lainnya.
“Untuk berbagai penyakit juga harus dilakukan pemeriksaan paru-paru agar fokusnya tidak terbatas pada penderita TBC saja,” kata Dede.
Dede meyakini pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan pemerintahan Prabowo tidak hanya diperuntukkan bagi lansia, namun juga bagi generasi muda dan anak-anak. Meskipun tidak dapat disangkal bahwa orang lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit, namun gaya hidup saat ini seperti makanan berlemak dan merokok menyebabkan berbagai penyakit pada orang muda.
“Saya yakin pemeriksaan kesehatan ini tidak hanya diperuntukkan bagi lansia dan orang dewasa saja, namun anak-anak juga harus mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan karena anak juga merupakan generasi emas yang juga harus menjadi fokus pemerintah,” ujarnya.