Pemimpin Junta Militer Myanmar Akan Kunjungi China, Ada Apa?
thedesignweb.co.id, Naypyitaw – Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing akan melakukan perjalanan ke China minggu ini untuk menghadiri pertemuan puncak regional. Media pemerintah melaporkan pada Senin (11 April 2024) bahwa sang jenderal melakukan kunjungan pertamanya ke tetangganya yang berpengaruh sejak mengambil alih kekuasaan melalui kudeta tahun 2021.
Sejak kudeta, Myanmar sendiri berada dalam kekacauan, termasuk di wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok, di mana gerakan perlawanan bersenjata bekerja sama dengan milisi etnis minoritas untuk mengambil alih wilayah yang luas dari pemerintah militer.
MRTV mengatakan Min Aung Hlaing akan menghadiri Subkawasan Mekong Besar, KTT Strategi Kerja Sama Ekonomi Ayewadi-Chao Phraya-Mekong di Kunming pada 6-7 November dan akan berpartisipasi dalam pertemuan dengan Kamboja, Laos, dan Vietnam.
“Dia akan bertemu dan bernegosiasi dengan pemerintah Tiongkok dan berupaya meningkatkan hubungan bilateral, perekonomian, dan pembangunan beberapa sektor,” lapor CNA pada Selasa (11 Mei), MRTV mengutip ucapan Min Aung Hlaing.
Pemberontak telah membuat kemajuan pesat dalam melawan pemerintah Myanmar sejak serangan mendadak pada Oktober lalu, menurut laporan Reuters, yang membuat Tiongkok khawatir, yang menutup sebagian perbatasannya dan memutus sumber impor penting ke wilayah yang dikuasai pemberontak.
Tiongkok mempunyai kepentingan ekonomi strategis di Myanmar, termasuk rencana membangun jaringan pipa minyak dan gas besar melalui negara tersebut dan pelabuhan laut dalam di Teluk Benggala.
Beijing juga mengimpor elemen langka dari negara tetangganya yang lebih kecil untuk digunakan di sektor otomotif dan energi angin.
Di tempat lain, sensus nasional dilakukan bulan lalu untuk membuka jalan bagi pemilu tahun depan, meskipun junta militer masih menguasai sebagian besar negara dan membubarkan puluhan partai politik.
Media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi Min Aung Hlaing, Tiongkok menjanjikan dukungan dan bantuan teknis untuk pekerjaan sensus dan pemilu.
Beberapa kritikus pertemuan Naypyidaw mengatakan Tiongkok mendukung pemerintah. Aktivis Myanmar sendiri telah menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Tiongkok, dengan mengatakan bahwa hal itu menghambat perjuangan mereka untuk demokrasi.