Pemkab Banyuwangi Gelar Pelatihan Kepemimpinan Welas Asih untuk Ratusan Kepala Sekolah
thedesignweb.co.id, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar pelatihan kepemimpinan bagi ratusan kepala sekolah SD dan SMP. Dalam pelatihan ini, kepala sekolah mendapat materi tentang kepemimpinan yang mampu menciptakan lingkungan pendidikan dengan konsep welas asih. Pelatihan tersebut diikuti oleh 420 pimpinan Sekolah Dasar (D) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari sekolah negeri dan swasta di Baniwangi di Aula Sugata besok.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan kepala sekolah merupakan pemimpin di sekolahnya yang dapat menentukan arah dan kebijakan pendidikan di lembaganya. Oleh karena itu, pimpinan sekolah harus terus memperbaharui ilmu kepemimpinannya sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan dunia yang dihadapi anak-anak saat ini.
“Diantara tingginya paparan media sosial dan teknologi, anak-anak sangat rentan terhadap paparan negatif. Belum lagi tekanan akademis, masalah sosial dan interpersonal yang mereka hadapi di rumah dan di lingkungan. Semua tindakan dan kekerasan yang berbeda ini bisa melanggar. jelas Ipuk, Kamis (9/1/2025).
Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya kekerasan dan kekerasan pada anak, Bupati Ipuk berharap sekolah dapat menjadi tempat yang aman bagi anak. Menjadi wadah untuk mengembangkan sikap saling peduli dan empati serta kasih sayang. “Salah satu caranya adalah dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang penuh kebaikan atau kasih sayang di antara seluruh warga sekolah, termasuk pimpinan, guru, dan siswa. Dan kepala sekolah harus menjadi teladan utama,” kata Ipuk.
Harapannya, sekolah tersebut dapat menjadi sekolah welas asih dengan pendekatan humanistik yang berlandaskan prinsip bahwa manusia adalah makhluk terbaik, sehingga terhindar dari pendidikan yang berkonsep reward and punishment, imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Suratno mengatakan, dalam pelatihan ini Pemkab Beniwangi memberikan materi kepemimpinan kepada kepala sekolah tentang konstruksi pendidikan berbasis kasih sayang dengan mengutamakan pengembangan etika dan toleransi. “Khususnya fokusnya untuk menghindari timbulnya tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi,” kata Suratno.
Materi ini, lanjutnya, dibawakan oleh Syed Haider, salah satu pakar pendidikan dari Blueberry Institute of Education. Haider Rahmadal melaporkan beberapa cara untuk menciptakan pendidikan welas asih, antara lain bahwa direktur sekolah harus menjadi model perilaku pertama menurut konsep ini. “Pimpinan sekolah mengajarkan anak untuk berpikir dan tidak sekedar meniru dan bertanya daripada memberi perintah,” kata Haider.
Dalam pelatihan ini, Syed Haider juga mengajak para pimpinan seluruh sekolah untuk mempraktikkan langsung beberapa metode dalam membangun hubungan yang menumbuhkan empati.