Berita

Pemprov DKI Sebut Tak Pernah Terjadi Kelangkaan Gas Melon di Jakarta

LIPUTAN6. Hanya ini yang panik di komunitas karena aturannya tiba -tiba berubah.

“Saya harus mengatakan bahwa kemarin pada 1 Februari, pemerintah provinsi DKI Jakarta tidak pernah kekurangan. Tetapi benar -benar ada perubahan dalam mekanisme. Nah, setelah 1 Februari, itu telah dirilis, seperti biasa, mari kita berharap teman -teman juga dapat melihat bahwa itu akan berjalan dengan lancar hari ini,” kata Eli di balai kota (11/.

Eli mengakui bahwa pada tahun 2025 memang ada pengurangan kuota gas bersubsidi untuk DKI Jakarta. Pada tahun 2025, pemerintah provinsi DKI Jakarta menyarankan bahwa kuota distribusi di Jakarta pada tahun 2025 meningkat 4 persen sebesar 4 persen.

Sayangnya, proposal itu tidak disetujui oleh Direktorat -Umum untuk Minyak dan Gas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahun 2025, pemerintah provinsi DKI Jakarta hanya menerima propana -pins 3 kg 407 555 ton (MT). Faktanya, distribusi melon gas pada tahun 2024 adalah 414.134 mt.

Namun, Eli mengajukan banding kepada publik untuk tidak menanggapi penurunan kuota gas melon panik. Alasannya, kata Eli, pemerintah pusat juga memiliki operasi rutin untuk mengantisipasi kurangnya pasokan gas kepada masyarakat.

“Jadi ini terkait dengan kuota kami, yang telah turun 4 persen, berbahagialah bahwa Anda tidak terlibat dalam kepanikan, saya bertahan hidup lagi,” kata Eli.

 

Menurut Eli, direkam dari 2015 hingga 2023, selama liburan seperti Idul Fitri hingga Natal dan Tahun Baru (Nataru), tidak pernah ada kekurangan gas melon di DKI Jakarta.

Meskipun tidak pernah mengalami kekurangan gas melon, pemerintah provinsi (Pemprov) dari DKI Jakarta akan mempertimbangkan untuk meninjau Peraturan Peraturan (Pergub) Gubernur di tingkat utama 2015 dalam hal harga penjualan tertinggi () Gas Liquid (LPG) di tingkat utama.

“Kami saat ini sedang mempelajari revisi peraturan gubernur yang diusulkan, baik untuknya, seperti yang sebenarnya ada dalam tujuan,” kata Eli.

 

Eli mengatakan pengawasan distribusi gas yang meleleh DKI Jakarta juga akan meningkat. Rencana tersebut, pemerintah provinsi DKI Jakarta, akan mengatur pembelian 3 kg LPG dengan sistem pembayaran digital melalui kode kode Batang atau QR.

“Jadi ini masih dalam diskusi. Bayangan kita begitu, penelitian kita holistik, untuk yang termudah di masyarakat dan pengawasan kita lebih baik bahwa kita akan menggunakannya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *