Penjualan Chery Naik di Akhir Tahun, Kenaikan Pajak Jadi Pemicu
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kabar kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen pada tahun depan membawa berkah bagi PT Cherry Sales Indonesia. Pasalnya, penjualan mereka justru meningkat di akhir tahun.
“Penjualan meningkat di akhir tahun karena momentumnya tepat. Konsumen tahu bahwa PPN akan naik dan ada banyak masalah dengan pajak daerah dan hal-hal lain tahun depan sehingga mereka sudah memikirkannya dan memutuskan untuk mengambil keputusan. Desember ini jadi harganya sudah ditentukan sekarang,” jelas Head of Brands PT Cherry Sales Indonesia (CSI) Rifki Setiawan di Jakarta baru-baru ini.
Cherry J6 saat ini menjadi model yang paling banyak dicari. Produk baru menjadi salah satu alasan mengapa model ini begitu populer.
“Yang pasti J6 karena baru diluncurkan. Bisa dilihat di GJAW kemarin, dari total SPK lebih dari 1.000 unit, lebih dari 50 persennya adalah J6,” kata Rifki.
Menurut Rifki, kenaikan kewajiban PPN dan perpajakan yang berlaku mulai tahun depan akan berdampak pada sektor otomotif. Meski demikian, insentif pemerintah sebesar 3 persen untuk mobil hybrid juga memberikan angin segar.
“Selain mengeluarkan kebijakan kenaikan PPN dan cukai, mereka juga memberikan subsidi. Artinya ini menjadi peluang bagi kita di industri otomotif, khususnya Chery, untuk mendapatkan insentif tersebut untuk tahun depan,” ujarnya.
Chery sendiri berencana memperkenalkan model mesin hybrid dan PHEV pada tahun depan untuk memanfaatkan subsidi tersebut.
Lebih lanjut Rifki mengatakan, pihaknya masih menghitung kenaikan harga produk akibat kenaikan PPN tersebut.
“Kenaikannya masih kita hitung, tapi mungkin ada penyesuaian komposisi karena semua bahan perlu ditambah. Jadi mungkin nanti ada penyesuaian harga,” ujarnya.
Tapi untuk berapa, saat ini kami belum tahu berapa harganya yang akan kami umumkan pada Januari 2025, imbuhnya.
Ia juga mengatakan, pihaknya selalu melakukan riset pasar dan lebih memperhatikan masalah harga. Sebab, mereka tak ingin terjebak dalam persaingan harga yang perlahan menyusut.
“Tapi sebetulnya kalau kita keluarkan harganya memang terjangkau atau bisa diterima masyarakat. Apalagi dengan adanya subsidi 3 persen, kita rasa cukup kita bisa melepas produk dengan harga yang sangat bisa diterima. Bagi masyarakat,” jelasnya. Rifki.
“Kami menikmati sisi EV pada tahun ini. Memang kami telah mencetak rekor EV pada tahun 2024 dan lebih jauh lagi ke tahun 2025, kami sangat mengapresiasi insentif pemerintah untuk PHEV. PHEV sudah memiliki regulasi dan akan kami dukung dengan produk baik Hybrid dan PHEV tahun depan,” tutupnya.