Global

Penyebab Bulan Memiliki Banyak Kawah dan Terlihat Bopeng

thedesignweb.co.id, JAKARTA – Bulan memiliki sedikitnya 9.000 gunung berapi di permukaannya. Satelit alami bumi seringkali ditandai dengan adanya kawah di bulan.

Selain itu, bulan juga memiliki lembah, bukan gunung berapi, di sisi lain. Melansir laman Live Science, Jumat (27/9/2025), hantaman berulang benda luar angkasa seperti asteroid yang terjadi sekitar 4,3 miliar tahun lalu mengubah keseimbangan permukaan bulan.

Akhirnya, Saat asteroid bertabrakan dengan bulan, satu sisi bulan tertutup lebih banyak kawah dibandingkan sisi lainnya. Lembah Bulan tidak hanya terbentuk oleh asteroid, tetapi juga akibat tumbukan meteor dan komet.

Sebuah asteroid besar menghantam bulan jutaan tahun yang lalu. Efek ini mempengaruhi mantel bulan.

Studi terbaru menunjukkan bahwa kawah yang terbentuk tidak tersebar merata di permukaan bulan. Sisi jauh bulan, yang belum pernah dilihat para ilmuwan dari Bumi, memiliki lebih banyak kawah dibandingkan di dekatnya.

Permukaannya ditutupi oleh kuda betina, atau maria bulan, sehingga lubang di dekat bulan lebih sedikit. Ular adalah dataran padat lava gelap yang besar di bulan.

Area lava padat yang luas yang terlihat dengan mata telanjang dari permukaan tanah akan tampak sebagai bintik hitam. Lava ini mungkin menutupi kawah yang menandai sekitar bulan.

Sebaliknya, sisi jauh bulan tidak memiliki maria sehingga kawah masih terlihat. Beberapa ilmuwan menduga La Maria terbentuk setelah tabrakan besar yang terjadi sekitar 4,3 miliar tahun lalu.

Tabrakan tersebut menciptakan Cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA). Untuk informasi Anda; SPA merupakan kawah dengan lebar maksimum sekitar 2.574 km dan kedalaman maksimum 8,2 km, menjadikannya kawah terbesar di Bulan.

Para ilmuwan mengetahui bahwa lava di dekat bulan berasal dari mantelnya berdasarkan sampel dari misi Apollo. kalium, Mereka membawa sampel bulan yang mengandung unsur radioaktif penghasil panas seperti fosfor dan thorium.

Bahan ini diyakini banyak ditemukan di mantel bulan. Melalui simulasi komputer, mereka menemukan bahwa SPA dapat menciptakan gumpalan panas di mantel yang akan mendorong unsur radioaktif ke permukaan.

Ketika batu luar angkasa bertabrakan dengan bulan, Hal ini dapat menyebabkan aliran lava terlindung, menutupi puncak gunung berapi tua. Oleh karena itu, jumlah kawah di sisi berlawanan bulan akan lebih sedikit.

 

Para ilmuwan telah menemukan banyak lembah di bulan. Salah satunya adalah Procellarum. Diameter bulan ini mencapai 3.000 km.

Gunung berapi ini terbentuk akibat tumbukan raksasa purba di sisi bulan. Diduga ada benda raksasa yang menabrak bulan dan menembus permukaan bumi hingga mengeluarkan magma.

Magma tersebut mengalir menuju area poligon, akhirnya membentuk dataran cekung lebar yang disebut Procellarum. Procellarum juga diyakini terbentuk akibat pemanasan yang tidak homogen selama pembentukan Bulan.

Selain itu, Ada juga Cekungan Kutub Selatan-Aitken, gunung berapi terbesar kedua. Gunung berapi ini merupakan gunung berapi tertua dan terdalam di bulan.

Diameternya sekitar 2.500 km dan kedalamannya antara 6,2 dan 8,2 km. Gunung berapi ini terbagi menjadi dua bagian. Cekungan Aitken berada di utara Bulan.

Saat itu, Kutub Selatan berada di selatan Bulan. Tepi Cekungan Kutub Selatan-Aitken tampak seperti barisan pegunungan di sisi utara Bumi dari Bulan.

Pegunungan ini dikenal sebagai Pegunungan Leibnitz. Pada Januari 2019, pesawat luar angkasa Tiongkok mendarat di kawah ini.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *