Perang Lawan DBD di Kantor, Karyawan Sehat Pengeluaran Perusahaan Selamat
thedesignweb.co.id, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan ancaman kesehatan global, dengan sekitar 70 persen penduduk dunia berisiko tertular penyakit tersebut. Di Indonesia, penyakit demam berdarah banyak menyerang masyarakat, terutama kelompok usia produktif, sehingga dapat berdampak besar pada sektor kesehatan dan perekonomian.
Oleh karena itu, pencegahan penyakit ini khususnya di tempat kerja sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan karyawan dan keberlangsungan operasional perusahaan.
Ketua Satgas Arbovirus Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dr. Fadjar SM Silalahi, Infeksi virus Dengue seringkali diawali tanpa gejala (asimtomatik).
“Ketika seseorang sembuh dari suatu infeksi, maka virus tersebut akan hilang dari tubuhnya tanpa meninggalkan bekas apapun,” kata Fudjar kepada Health thedesignweb.co.id dalam diskusi media bersama Takeda pada Kamis, 21 November 2024.
Namun, menurut Fudger, infeksi tersebut memicu tubuh memproduksi antibodi yang dirancang untuk melawan serotipe virus dengue yang sama.
Sayangnya, ada empat serotipe virus dengue yang berbeda. Fudger menjelaskan, jika seseorang terinfeksi serotipe pertama, maka antibodi yang dihasilkan hanya efektif melawan serotipe tersebut. “Antibodi ini tidak dapat melindungi tubuh terhadap serotipe kedua, ketiga, atau keempat.”
Kekhawatiran lebih lanjut adalah bahwa infeksi demam berdarah yang kedua sering kali menimbulkan gejala yang lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Fudjar menegaskan, Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan wilayah yang luas masih memiliki banyak kasus demam berdarah. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka pertama kali terkena demam berdarah karena tidak menunjukkan gejala.
“Hal ini membuat orang rentan terhadap infeksi lain yang lebih berbahaya,” tambahnya.
Adrian Maulana, profesional keuangan dan investasi serta praktisi gaya hidup sehat, menekankan pentingnya perusahaan memiliki program kesehatan bagi karyawannya.
Menurut Adrian, manfaat program semacam ini sangat besar bagi karyawan dan perusahaan, antara lain: 1. Mengurangi tingkat absensi karyawan.
Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) bisa memaksa pekerja istirahat lebih dari lima hari bahkan berminggu-minggu, kata Adrian. Dengan adanya program wellness, kemungkinan terjadinya ketidakhadiran dapat dikurangi sehingga produktivitas karyawan tetap terjaga dan meningkat. 2. Hindari kehilangan bakat
Meski kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, statistik yang ada justru menunjukkan hal berbeda. Adrian mengatakan, sebelumnya jumlah penderita demam berdarah berkisar 100 ribu, namun kini mencapai 193 ribu. Bahkan, kemungkinan besar menyebabkan kematian.
Bayangkan jika ini terjadi pada talenta-talenta terbaik di perusahaan kita. Ini jelas menjadi peringatan yang patut kita tanggapi dengan serius, kata Adrian kepada Health thedesignweb.co.id di acara yang sama.
Kematian adalah takdir yang pasti. Namun, yang penting adalah kapan dan dalam keadaan apa kita mati. “Harapan kami adalah kami berangkat dalam kondisi yang lebih baik dan lebih baik lagi,” tambahnya. 3. Efisiensi operasional
Adrian menyoroti pentingnya efisiensi operasional melalui tindakan preventif, khususnya dalam pengelolaan biaya kesehatan karyawan. Dia mencontohkan biaya pengobatan para pekerja yang terkena penyakit demam berdarah.
“Kalau bicara biaya rumah sakit, misalnya untuk kamar VIP atau kelas satu, biaya per malamnya lebih dari Rp 1,5 hingga Rp 2 juta,” ujarnya.
Jika seorang pekerja harus dirawat selama lima hingga tujuh hari, total biayanya bisa melebihi Rp 10 juta. Biaya dokter, obat-obatan, dan berbagai biaya lainnya belum diterima, tambahnya.
Total biaya pengobatan Rp. Bisa mencapai 15 hingga Rp 20 juta, pada beberapa kasus bisa mencapai Rp 50 juta tergantung kondisi pasien.
Jika sebuah perusahaan memiliki 1.000 karyawan dan 10 persen di antaranya terkena demam berdarah, maka biaya pengobatannya bisa mencapai miliaran rupee. “Oleh karena itu, tindakan preventif lebih bijaksana dibandingkan biaya pengobatan yang besar,” tutupnya.
Fadjar mengatakan DBD masih menjadi tantangan besar di banyak wilayah tropis, termasuk Indonesia. Penyebaran penyakit ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tetapi juga sifat virusnya yang dapat menginfeksi seseorang lebih dari satu kali.
Infeksi sekunder, ketika seseorang terinfeksi virus dengue untuk kedua atau ketiga kalinya, bersifat lebih serius dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
“Pencegahan yang efektif sangat penting untuk mengatasi penyakit ini,” kata Fudger. Apa peran vaksin dalam mencegah demam berdarah?
Upaya pencegahan yang penting adalah penggunaan vaksin demam berdarah. Vaksin tersebut telah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dan terbukti aman dan efektif memberikan perlindungan terhadap empat serotipe virus dengue yang ada saat ini.
Fudjar menegaskan, vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko terulangnya infeksi demam berdarah. Dengan tersedianya vaksin ini, diharapkan angka kejadian infeksi demam berdarah, khususnya infeksi sekunder yang lebih parah, dapat menurun.
Suntikan vaksin DBD memerlukan dua dosis untuk memberikan perlindungan optimal. Ketua Umum PERDOKI Dr. Dr. Astrid B. Sulistomo mengatakan, sejauh ini belum ada indikasi vaksin demam berdarah perlu diberikan secara rutin, begitu pula vaksin influenza yang perlu diperbarui setiap tahunnya.
“Sejak pengembangan vaksin yang sudah berlangsung selama lima hingga enam tahun, tidak perlu dilakukan penyuntikan berulang-ulang,” ujarnya.
Selain manfaat kesehatan, program wellness juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan. Dengan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan, perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan positif, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.
Karyawan yang merasa dihargai dan diperhatikan akan lebih loyal kepada perusahaan, hal ini penting untuk mempertahankan talenta-talenta terbaik.
Adrian juga menekankan pentingnya tindakan pencegahan. “Jika kita bisa mengambil langkah untuk mencegahnya, itu harus menjadi prioritas,” katanya.
Menurutnya, tindakan preventif lebih cerdas dibandingkan mengeluarkan biaya besar akibat pengobatan yang tidak terduga.