Saham

Pertamina Geothermal Energy Raup Laba USD 96,27 Juta hingga Semester I 2024

Liputan6.com, Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja keuangan yang beragam sepanjang paruh pertama tahun 2024. Pertamina Geothermal Energy mencatatkan pertumbuhan laba, namun pendapatannya sedikit melemah.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (EIB) yang ditulis Senin (29/07/2024), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk meraup pendapatan sebesar US$203,76 juta pada semester I 2024. Pendapatan tersebut turun 1,4%. dibandingkan dengan periode tahun yang sama. tahun sebelumnya sebesar US$ 206,73 juta.

Beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya meningkat 6,34 persen menjadi 88,19 juta dolar hingga paruh pertama tahun 2024, dibandingkan paruh pertama tahun 2023 sebesar 82,93 juta dolar. Dengan demikian, laba kotor mengalami penurunan sebesar 6,64 persen menjadi 115,57 juta dolar hingga semester I 2024. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba kotor Perseroan tercatat sebesar 123,79 juta dolar.

Penerbit dengan kode saham PGEO ini melaporkan beban umum dan administrasi meningkat menjadi $2,86 juta pada paruh pertama tahun 2024 dari paruh pertama tahun 2023 dari $1,89 juta. Pendapatan finansial meningkat menjadi US$ 19,91 juta pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 7,63 juta. Namun, pendapatan lain-lain turun menjadi $16,92 juta pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2023 sebesar $20,94 juta.

Oleh karena itu, laba usaha sedikit menurun sebesar 0,62 persen, dari $150,49 juta pada semester pertama tahun 2023 menjadi $149,55 juta pada paruh pertama tahun 2024. Sesuai dengan kinerja tersebut, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik. . . Entitas induk naik 3,7 persen menjadi $96,27 juta hingga paruh pertama tahun 2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar $92,77 juta.

 

Laba per saham dasar perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi 0,0023 pada semester pertama tahun 2024 dari 0,0022 pada paruh pertama tahun 2023.

Perseroan mencatatkan aset sebesar US$1,94 miliar hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar US$1,97 miliar. Kewajiban tersebut turun menjadi US$ 959,08 juta pada semester I 2024 dibandingkan periode Desember 2023 sebesar US$ 992,88 juta. Aset Perseroan tercatat sebesar 2,90 miliar hingga 30 Juni 2024 dibandingkan periode Desember 2023 sebesar $2,96 miliar. Perseroan memiliki kas sebesar US$638,92 juta per 30 Juni 2024.

Pada penutupan perdagangan Jumat 26 Juli 2024, harga saham PGEO turun 0,39% menjadi Rp 1.265 per saham. Harga saham PGEO dibuka datar di Rp 1.270 per saham. Harga saham PGEO mencapai level tertinggi Rp 1.285 dan terendah Rp 1.260 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.466 kali dengan volume perdagangan 45.083 lembar saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 5,7 miliar.

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi energi panas bumi. Baru-baru ini, PGEO bersama PT Elnusa Tbk (Elnusa), PT PGAS Solution (PGASOL) dan PT Pertamina Maintenance and Construction, (PertaMC), PGE melaksanakan Perjanjian Studi Bersama (JSA) untuk mengembangkan solusi teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi.

A. Salyadi Saputra, Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina (Persero) yang merupakan induk perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mengapresiasi kemitraan strategis untuk mewujudkan pusat panas bumi yang unggul sebagai pemasok energi. Solusi teknologi panas bumi di Indonesia.

“Ini merupakan inisiatif yang sangat strategis bagi Pertamina yang telah memproduksi energi panas bumi di Indonesia selama lebih dari 40 tahun. “Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung PGE dalam mencapai visinya menjadi perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia dengan kapasitas panas bumi terbesar secara global,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (29/6/2024).

Chief Executive Officer Pertamina Energi Baru dan Terbarukan (PNRE) John Anis menambahkan, energi baru dan terbarukan, khususnya energi panas bumi yang dikelola PGE, merupakan masa depan bisnis Pertamina dan Indonesia.

“Pengembangan energi panas bumi menghadapi banyak tantangan dan salah satu solusinya adalah efisiensi agar tetap kompetitif. “Upaya menghadirkan center of excellency ke Indonesia akan membantu PGE menjadi lebih efisien dalam mengembangkan energi panas bumi.”

Julfi Hadi, Chief Executive Officer Pertamina Geothermal Energy, menjelaskan penandatanganan JSA ini merupakan langkah strategis PGE dan mitra dalam mengoptimalkan pengembangan energi panas bumi, memanfaatkan kemampuan industri dan pengetahuan teknologi nasional.

“Inisiatif ini merupakan upaya luar biasa yang patut disyukuri bersama karena kedepannya akan ada inovasi dan beberapa kolaborasi lainnya untuk menciptakan portofolio teknologi energi terbarukan yang masif dan terintegrasi. Kami optimis dengan potensi besar energi panas bumi untuk menjadi motor penggerak. dalam mempercepat transisi energi bersih,” kata Julfi Hadi.

                                      

 

JSA ini mencakup, namun tidak terbatas pada, kajian bersama mengenai potensi pengembangan portofolio bisnis yang meliputi: 1) pabrik penukar panas, 2) jasa operasi dan pemeliharaan panas bumi, 3) pabrik menara pendingin, dan 4) EPCC dan konstruksi pipa.

Pemimpin Eksekutif Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja menjelaskan, kerja sama Elnusa dan PGE bukanlah yang pertama, sehingga Elnusa sangat menyambut baik dan siap mendukung serta berkontribusi dalam pengembangan industri panas bumi.

Sinergi dan kolaborasi ini mencerminkan komitmen Elnusa untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi signifikan di bidang energi baru terbarukan, dalam hal ini Geothermal Center of Excellence, kata Bachtiar.

Direktur Utama PGASOL Sabaruddin juga mengatakan, “Konversi energi merupakan tugas baru bagi kita semua. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi sinergi yang sangat bermanfaat ini. “Kami akan tetap optimis dan mendukung negara terkait inovasi dalam aspek transisi energi nasional, salah satunya melalui kajian bersama ini.”

Direktur PT PertaMC Andry Widiasti menambahkan, siap mendukung dan bersinergi untuk pengembangan energi panas bumi PGE melalui sinergi Pertamina Group.

“PertaMC, anak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading (C&T) yang fokus pada Maintenance, Construction, Plant Services, termasuk Technical Inspection dan Labor Supply, serta Consultancy yang melayani seluruh lini bisnis Pertamina”, kata Andry .

 

Kolaborasi ini juga merupakan inisiatif PGE sebagai mitra Pertamina dalam transisi energi nasional. JSA akan mendorong pemanfaatan potensi kemampuan produksi perusahaan energi dan rekayasa nasional dalam menciptakan ekosistem baru dan unggul di sektor panas bumi, terutama dengan menjadikan pengembangan panas bumi lebih mudah diakses.

Hingga saat ini, sebagian besar teknologi yang digunakan untuk pengembangan panas bumi masih diimpor.

Tak hanya itu, JSA merupakan langkah maju dalam mendiversifikasi model bisnis dan menciptakan nilai dari teknologi panas bumi melalui aliran pendapatan baru, menggali potensi bisnis di luar ketenagalistrikan (out of electrical). Melalui sinergi dengan Grup Pertamina, PGE yakin bahwa ekspansi untuk menciptakan aliran pendapatan panas bumi di masa depan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi dan daya tarik komersial.

Julfi Hadi menegaskan, sebagai perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia, PGE terus berinovasi dan bekerja sama dengan mitra untuk memajukan sektor panas bumi.

“Panas bumi merupakan sumber energi yang hampir nol emisi dan sangat potensial, terutama di beberapa Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE yang potensinya dapat dikembangkan hingga 3 GW. Potensi panas bumi harus terus dikelola agar dapat berperan besar dalam transisi energi, kata Julfi Hadi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *