Perubahan Iklim Buat Gurun Sahara Semakin Meluas
thedesignweb.co.id, Jakarta Gurun Sahara merupakan gurun pasir yang melintasi Afrika bagian utara. Tempat ini adalah salah satu gurun terluas di dunia.
Wilayah Sahara memiliki medan yang beragam, banyak terdapat bukit pasir, dataran berbatu, dataran berbatu, bahkan perbukitan. Beberapa gunung tertinggi di Sahara, antara lain Pegunungan Aggar (2.895 m), Pegunungan Tibesti (3.414 m) dan bukit pasir bisa mencapai ketinggian 180 meter.
Menariknya, Gurun Sahara merupakan tanah subur sejak ribuan tahun lalu. Perubahan iklim mengubah Sahara menjadi gurun seperti sekarang ini.
Tidak hanya itu, penelitian menunjukkan bahwa gurun semakin meluas seiring berjalannya waktu. Diambil dari laman Live Science, Rabu (4/9/2024), perbatasan Gurun Sahara berpindah ke luar negeri.
Beberapa penelitian, termasuk yang dilakukan oleh para peneliti selama 93 tahun di Universitas Maryland, telah mengkonfirmasi bahwa gurun telah meluas sejak lama, terutama di bagian selatan hingga kawasan Sahel. Gurun Sahara mengalami peningkatan setidaknya 11 persen dan sebanyak 18 persen pada bulan-bulan kemarau.
Selama berabad-abad, gurun tersebut telah meluas hingga 10 persen lebih luas dibandingkan pada tahun 1920. Perluasan gurun Sahara disebabkan oleh kombinasi perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan perubahan iklim.
Pola perluasan wilayah bervariasi dari waktu ke waktu, dengan perbedaan utama berada di utara dan selatan Sahara. Faktanya, sebuah proses disebut Atlantic Multidecadal Oscillation (AMO).
Kebisingan merupakan fenomena periodik di Samudera Atlantik Utara, yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perluasan ini melalui pengaruh pola curah hujan lokal. Dalam kasus Sahara, selama AMO panas, wilayah tersebut mengalami kekeringan, sehingga meningkatkan penggurunan.
Pemanasan global memperburuk masalah ini dengan mengintensifkan sirkulasi Hadley, sebuah sistem yang menggerakkan gurun Sahara yang gersang ke arah utara. Saat ini, hal ini menyebabkan penggurunan mengalir ke selatan menuju wilayah Sahel yang cukup subur, memperburuk kekeringan dan mempengaruhi mata pencaharian jutaan orang yang bergantung pada pertanian.
Perluasan gurun Sahata mengganggu ekosistem sabana dan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Danau Chad yang terletak di tengah zona transisi ini merupakan tanda perubahan iklim di kawasan Sahel.
Kini, Danau Chad sudah mengering yang menandakan kurangnya curah hujan. Gurun Sahara yang memperluas wilayah Sahel memperburuk masalah kekeringan yang menyulitkan penduduk di wilayah tersebut dalam mengelola pertanian dan peternakan.
Perluasan gurun Sahara juga berkontribusi terhadap produksi flora dan fauna. Hilangnya habitat berbagai tumbuhan dan hewan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.
Sebagian besar spesies juga tidak mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrim. Hilangnya keanekaragaman hayati ini mempengaruhi segala hal mulai dari kualitas tanah hingga ketersediaan air.
Perluasan penggurunan menyebabkan penurunan kualitas lahan, yang pada gilirannya menyebabkan penggunaannya untuk pertanian dan peternakan. Debu dari gurun dapat terbawa angin ke tempat yang jauh, sehingga mempengaruhi kualitas udara dan iklim global.
(Tiffany)