Pj Gubernur Kaltim Sebut Lahan Eks Tambang Bisa Jadi Aset Strategis jika Dikelola dengan Baik
thedesignweb.co.id, Jakarta – Penjabat Gubernur (Pj) Kalimantan Timur Akmal Malik menyerukan peran penting pemerintah daerah dalam memanfaatkan lahan bekas tambang secara produktif.
Dalam wawancara eksklusif dengan thedesignweb.co.id, Akmal mengungkapkan ladang ranjau bisa menjadi aset strategis jika dikelola dengan baik, meski masih ada tantangan besar dalam pengelolaannya.
“Ada yang dikelola dengan baik, tidak semuanya. Tidak semua, ada yang menimbulkan masalah, misalnya anak meninggal karena tidak diawasi dengan baik,” kata Akmal, Rabu (20/11/2024).
“Tetapi menurut saya banyak mantan penambang yang beralih ke pertanian,” katanya.
Selain itu, Akmal mencontohkan kerjasama antara perusahaan dengan kelompok petani di Kutai Lordegara. Dengan pendekatan yang tepat, lahan yang telah dirusak tidak hanya menjadi lahan produktif, namun juga memberikan dampak ekonomi yang penting bagi masyarakat.
“Dia menanam padi seluas 10 hektar bekerja sama dengan kelompok tani. Odot memakan pakan ternak dan tumbuh dengan baik. “Lalu dia jual, dan hasilnya luar biasa, sebulan dapat sekitar 50 juta,” ujarnya.
Akmal menekankan perlunya konsistensi kemauan pemerintah daerah untuk mengolah lahan bekas tambang tersebut.
“Saya ingin sampaikan, dalam proses exminaria harus ada itikad baik, tapi kembali lagi pada budaya pemda dan budaya masyarakat. Pemda harus melihat ini sebagai peluang,” jelasnya.
Ia menyebutkan, salah satu inisiatif yang tengah dilakukannya adalah mengajak SMK swasta di Samboza, Kutai Lordegara untuk memanfaatkan lahan bekas tambang.
Akmal dari sekolah tersebut mengatakan, “Sekarang saya mengundang sebuah sekolah kejuruan swasta di Kutai Lordegara wilayah Samboja untuk mengerahkan 300 siswanya untuk mengoperasikan tambang terbuka. Kami menanam jeruk, membuat kolam, memberi mereka sapi dan sekarang mereka sangat bahagia.”
Akmal menegaskan, potensi pertanian di lahan bekas tambang sangat besar, dan ia kembali menegaskan keberhasilannya tidak lepas dari peran aktif pemerintah daerah dan masyarakat.
Menurutnya, diperlukan komitmen bersama untuk fokus pada sektor pertanian dan menjadikannya bagian penting dari pemanfaatan lahan bekas pertambangan.
“Ini soal kembali ke pemerintah daerah (niat) dan masyarakat. Karena sejujurnya Kaltim belum punya budaya pertanian yang cocok. Oleh karena itu, budaya pertanian perlu dipaksakan untuk ikut dimanfaatkan. pertambangan. “Dan lebih memanfaatkan anak-anak sekolah,” tegasnya.