Saham

PLTP Ijen Milik MedcoEnergi Mulai Alirkan Listrik Kuartal I 2025

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Egen, Jawa Timur. PLTP Ijen, perusahaan energi yang didirikan Arifin Panigoro, ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal I 2025.

Direktur dan Chief Operating Officer (CEO) MedcoEnergi Ronald Gunawan menjelaskan pembangkit listrik di Ijen akan berkapasitas 34 Megawatt (MW).

“Pengembangan Panas Bumi Ijen Tahap I berjalan lancar dan akan selesai pada kuartal keempat tahun 2024, serta akan beroperasi komersial pada paruh pertama tahun 2025,” ujarnya dikutip Antara, Selasa (27/8/2024).

Tak hanya PLTP Ijen, pihaknya juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur berkapasitas 25 megawatt peak (MWp).

Dia mengatakan, pembangunan PLTS tepat waktu dan diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Sektor pertambangan 

Selain sektor energi, Ronald mengatakan ada juga beberapa proyek pengembangan di sektor pertambangan emas dan tembaga.

Dia mengatakan, proyek smelter PT Amman Mineral International Tbk (AMMAN, kode emiten: AMMN) memasuki tahap commissioning pada 31 Mei.

Anak perusahaan MedcoEnergi ini diperkirakan akan memulai produksi katoda tembaga pada kuartal keempat tahun 2024.

Amma juga mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kamendag) untuk mengekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024.

 

Sementara di sektor migas, Ronald mengatakan pihaknya mengalami penurunan produksi sebesar 5 persen pada sesi I 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).

Hal ini disebabkan menurunnya minat terhadap koridor operasional seiring dengan perpanjangan Production Sharing Contract (PSC), menurunnya permintaan gas pipa di Singapura serta divestasi Blok 12W di Vietnam.

Namun, dia mengatakan produksi kedua komoditas tersebut saat ini bisa melebihi pedoman produksi migas perseroan tahun ini, yakni 145 – 150 ribu barel setara minyak per hari (mboepd).

Produksi migas perseroan pada semester I tahun ini tercatat sebesar 153 mboepd, didukung kenaikan produksi minyak di Blok 60 Oman dan Natuna.

Perseroan juga menganggarkan belanja modal sebesar USD 152 juta atau sekitar Rp 2,33 triliun (perkiraan kurs 1 dolar AS = Rp 15.310) untuk pengembangan Natuna, koridor, dan biaya produksi di Blok 60 di Oman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *