Lifestyle

WEB NEWS Polemik Beach Club Bali Ngotot Gelar Pesta Kembang Api Saat Ritual Suci Umat Hindu Berlangsung

thedesignweb.co.id, Jakarta – Video umat Hindu peserta festival Ngelanus di Pantai Berawa Bali yang dikejutkan dengan peningkatan pesta kembang api oleh Finance Beach Club menjadi viral di media sosial. Terkait kejadian tersebut, Wakil Kepala Desa Berwa Wayan Kumara mengatakan, pihaknya meminta kepada pihak pesisir untuk menghentikan pertunjukan kembang api.

Sebab, pada saat itu ibadah agama Hindu diadakan di kawasan pantai. Pihaknya juga tidak terima dengan dugaan “kurangnya komunikasi” dengan FINNS Beach Club.

“Kalau salah paham, itu tidak benar karena saat ada perayaan penuh sulingih (Orang Suci) sebelum pesta kembang api, ada komunikasi untuk ditunda,” ujarnya saat dimintai penjelasan oleh Satpol PP Bali. Di Denpasar, Jumat 18 Oktober 2024, dilansir dari pesisir pantai.

Namun menurutnya, permintaan tersebut ditolak. Kumar menambahkan, “Jadwalnya menyebutkan kembang api akan diadakan pada waktu yang bersamaan, jadi tidak ada masalah komunikasi.” “Kembang api harusnya bisa dihentikan sebentar. Itu tradisi yang patut dihormati dengan berhenti sebentar, 30 menit saja.”

Desa adat Berwa tak hanya dikecewakan dengan pesta kembang api yang tak bisa ditunda. Di Satpol PP Bali juga disebutkan atraksi tersebut terjadi di kawasan pantai umum, bukan di kawasan FINNS.

Selain itu, berdasarkan aturan adat yang ditetapkan pada Mei 2024, disepakati bahwa klub pantai dapat menampilkan kembang api di pantai dua kali seminggu. Namun, FINNS diduga menggelarnya setiap hari.

Kumara berkata, “Setiap hari FINNS (mengatur kembang api), masyarakat terang-terangan mengadu. Kalau semua klub besar setiap hari mengadakan kembang api, bagaimana dengan kawasan desa adat? Ini di pantai, bukan di kawasan FINNS. .”

Sementara itu, Manajer Keamanan Keuangan Med Sudiyarth mengakui komunikasi dari pihak desa adat sangat diperlukan saat api menyala. “Waktunya singkat. Kita ada pekerja kembang api yang menggunakan peralatan, jadi tidak bisa langsung dilakukan. Semuanya bisa dilakukan asal waktunya tidak terlalu dekat,” ujarnya.

Berdasarkan laporan petugas lapangan, Panitia Ritual Baru meminta untuk menunda sidang pada pukul 18.50 WIT, sedangkan pesta kembang api dimulai pada pukul 19.00-22.00 WIT. “Sebenarnya mungkin 10-15 menit, tapi yang berwenang ada di garda depan, sedangkan yang berhadapan adalah anggota, dan anggota tidak punya kuasa mengambil keputusan,” kata Sudiyarth.

Menyadarkan pihak beach club tempat tenda festival didirikan pada dini hari, FINNS memberikan pembelaan dengan mengatakan bahwa di kawasan Laut Berwa, kegiatan budaya tidak dilanjutkan hingga malam hari, sehingga mereka tidak menyangka hal tersebut akan terjadi secara bersamaan dengan hari itu. pertunjukan kembang api. .

FINNS menegaskan operasi pembakaran Pantai Berwa setiap hari merupakan izin dari Polda Bali. Mereka sepakat untuk memperpanjang izin atraksi setiap bulannya.

Sebelumnya, salah satu yang mengunggah video pertunjukan kembang api tersebut adalah Jerinx yang berdomisili di Bali. Dalam unggahan Instagram, Selasa 15 Oktober 2024, ia menulis, “Hati saya sedih sekaligus marah melihat video yang direkam 13 Oktober lalu di pantai desa Berwa Canggu.”

“Seperti yang Anda lihat, hari raya suci Hindu di Bali sedang “diinjak-injak” oleh kepentingan komersial industri pariwisata dengan nama pembangunan ekonomi Bali (walaupun sebagian besar keuntungan hanya diperoleh melalui Bali). lembaga yang bekerjasama dengan orang asing di Bali).

“Haruskah wilayah spiritual orang Bali serendah di negaranya? Kalau itu terjadi dalam upacara keagamaan yakin tidak akan terjadi kerusuhan? Kadang-kadang. Bermanfaat kalau tidak dibendung.

Masih soal beach club di Bali, rencana pengembang membangunnya di Sanur menuai kontroversi. Penyebabnya, belum ada rencana yang sesuai dengan citra Sanur yang dibangun selama bertahun-tahun sebagai destinasi wisata dari masyarakat dan kedamaian.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperekraf) mengaku telah berkolaborasi dengan tokoh adat daerah untuk rencana tersebut. Rencana pembangunan beach club disinyalir menyesatkan warga sekitar.

“Semua tokoh, termasuk tokoh adat Sanur, menyadari, ‘Ya, bagaimana mungkin?’ “Kami akan terus berkoordinasi,” kata Asisten Usaha Kementerian Pariwisata dan Perekonomian, nee Made Ayu Martini, saat penandatanganan kerja sama Wonderful Indonesia, Jumat malam, Jakarta, 26 Juli 2024.

Dia mengakui keterlibatan GIPI Bali, sebuah organisasi yang membawahi banyak industri pariwisata, dalam upaya koordinasi tersebut. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan kantor Cayman Islands yang membawahi Kementerian Pariwisata dan Perekonomian untuk mengkaji aturan pembangunan beach club di kawasan Sanur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *