Polemik PPN 12 Persen, Said PDIP: Energi Kita Diperlukan untuk Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
LIPUTAN6.
“Faktanya, peningkatan PPN bukanlah insiden langsung. Pada 1 April 2022, tarif PPN adalah 10% efektif. Setelah Undang -Undang No. 7 tahun 2021 diterapkan, April 2022 dari yang pertama, frekuensi PPN akan meningkat menjadi 11 Untuk meningkat menjadi 11 akan meningkat menjadi 11 %, dan kemudian PPN Bea Cukai pada 1 Januari 2025 akan menjadi 12 %, jadi secara bertahap akan meningkat, ā€¯katanya pada hari Selasa (12/24/2024).) Mengatakan ini dengan pernyataan tertulis.
Ketua Otoritas Anggaran DPR (Banggar) menjelaskan bahwa jika pemerintah tampaknya diperlukan, ia memiliki ruang diskresioner untuk mengurangi PPN pada batas bawah ke level 5% dan mengurangi batas atas sebesar 15%. Gunakan catatan untuk mempertimbangkan keadaan ekonomi nasional.
“Di bawah ketentuan ini, pemerintah dan Kongres telah sepakat untuk menyatakan asumsi tambahan tentang pendapatan pajak dari pendirian PPN 12 ke target pendapatan negara dalam anggaran negara 2025,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pada tahun 2025 APBN diumumkan melalui undang -undang No. 62 tahun 2024. Undang -undang tersebut menyetujui semua pecahan DPR. Namun, fraksi PKS DPR RI memberikan persetujuan dalam memo.
“Oleh karena itu, ada kekuatan hukum dalam mengimplementasikan 12% dari PPN,” katanya.
Dia mengatakan dia setuju untuk itu, tetapi peningkatan 12% dalam PPN memenangkan kontroversi. Diskusi dan cerita tentang kelebihan dan kekurangan.
“PDIP percaya bahwa itu akan mengarah pada situasi yang efisien. Pada saat yang sama, energi negara harus bersatu dan menghadapi tantangan ekonomi pada tahun 2025 yang tidak sederhana,” sarannya.
Situasi ini diperburuk oleh masa jabatan negatif tentang penguatan ekonomi AS di bawah Presiden Donald Trump, yang diharapkan investor dari dolar AS terhadap Rupiah.
“Bank Indonesia, bersama dengan pemerintah yang dikomunikasikan ke Amerika Serikat (DPR), telah mencoba menstabilkan Rupiah dengan upaya terbesarnya dan berharap untuk menstabilkan hasil rupiah lagi,” kata penutupan itu.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah bahwa partainya mengutuk kritik PDIP tentang peningkatan PPN menjadi 12%. Tetapi dia mengingatkan saya bahwa peningkatan yang direncanakan dalam PPN 12% telah menjadi perjanjian bersama oleh fraksi mayoritas DPR, termasuk PDIP.
“Tidak, saya membaca semuanya. Saya mengikuti semuanya. Hanya satu teman Gerindra yang ingin mengatakan bahwa ini juga merupakan undang -undang yang disetujui,” kata Muzani pada hari Senin (12/33/2024) di Kompleks Parlemen Senayan di Jakarta. .
Muzani meminta semua partai politik untuk tidak saling menyalahkan. Menurutnya, Presiden Indonesia Prabowo Subianto menerima semua upaya yang terkait dengan PPN 12%.
“Kesannya adalah bahwa ini adalah produk bersama. Ini tentang itu. Jika Anda ingin melihatnya, jadi, hampir demikian,” kata Muzani.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Deddy Yevri Sitorus menekankan bahwa partainya tidak meningkat menjadi 12% bahwa itu bukan inisiator PPN. Dia menjelaskan bahwa rencana untuk meningkatkan PPN sebesar 12% sebelumnya diusulkan oleh pemerintah ketika presiden ketujuh Indonesia melayani.
Fraksi PDIP Parlemen Indonesia kemudian ditunjuk sebagai Ketua Komite Kerja (PANJA) untuk membahas rencana tersebut.
“Jadi starter perjuangan Partai Demokrat Indonesia salah. Mereka yang mengusulkan peningkatan dikutip pada hari Senin melalui pemerintah (waktu Presiden Jokowi) dan Kementerian Keuangan (12/2024).