Polusi Udara Parah Picu Seluruh SD di New Delhi India Tutup, Mata Sampai Iritasi
thedesignweb.co.id, New Delhi – Ibu kota India, New Delhi, menutup proses belajar mengajar di seluruh sekolah dasar (SD) karena polusi udara yang semakin parah.
Dalam postingan di X, Ketua Menteri New Delhi Atishi Marlena Singh mengatakan bahwa kelas akan dipindahkan secara online hingga pemberitahuan lebih lanjut karena kabut yang menyelimuti kota. Karena meningkatnya tingkat polusi, semua sekolah dasar di Delhi akan beralih ke kelas online, sambil menunggu arahan lebih lanjut. – Atishi (@AtishiAAP) 14 November 2024
New Delhi dan kota-kota sekitarnya mengalami tingkat polusi yang dianggap berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Pada Kamis (14/11/2024), partikel halus di udara 50 kali lebih banyak dari yang dianggap aman oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dilansir BBC, pada Jumat (15/11), Delhi dan negara bagian utara menghadapi kabut asap setiap tahun selama musim dingin akibat kombinasi penurunan suhu, asap, debu, kecepatan angin rendah, emisi kendaraan, dan pembakaran tanaman.
Menurut IQAir, kelompok pemantau Indeks Kualitas Udara (AQI) yang berbasis di Swiss, Delhi memiliki rata-rata 254 partikel halus – atau PM 2,5 – per meter kubik udara pada hari Kamis. WHO menganggap tidak lebih dari 15 item dalam periode 24 jam sebagai aman.
Sebab, partikel halus bisa menembus paru-paru dan mempengaruhi organ. Hal ini dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernafasan, sementara penelitian menunjukkan hal ini juga dapat mempengaruhi perkembangan anak kecil.
Pada saat yang sama, pemantauan oleh IQAir menunjukkan bahwa kota tetangga, Gurugram dan Noida, memiliki polusi udara yang berbahaya, begitu pula kota Chandigarh di India utara.
Karena polusi, penduduk di Delhi melaporkan ketegangan mata dan masalah pernapasan.
Pihak berwenang di Delhi – yang diperkirakan berjumlah sekitar 33 juta.
Konstruksi yang tidak penting juga dilarang, dan warga diminta untuk tidak membakar batu bara.
Namun para kritikus mengatakan langkah-langkah tersebut terbukti tidak efektif.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di The Lancet pada bulan Juli menemukan bahwa 7,2 persen kematian harian di kota tersebut disebabkan oleh polusi partikel halus.
Polusi udara diperkirakan akan menurun dalam beberapa hari mendatang, namun akan tetap berada pada tingkat yang tidak sehat.
Padahal, pencemaran udara di wilayah tersebut termasuk dalam kategori parah karena kabut asapnya terlihat dari luar angkasa. Baru-baru ini, NASA membagikan gambar satelit yang menunjukkan kabut asap menyebar di India utara dan Pakistan.