Saham

Potensi Arus Modal Keluar di Tengah Intervensi Bank Indonesia Imbas Rupiah Lesu

LIPAN6.

Menanggapi kondisi ini, intervensi pasar perbankan Indonesia (BI) untuk mempertahankan keseimbangan penawaran dan permintaan mata uang dan mempertahankan kepercayaan pada pasar. Direktur Eksekutif Perbankan Indonesia dari manajemen moneter EDI Susanto berpendapat bahwa langkah ini adalah untuk memastikan pemeliharaan stabilitas Rupiáh dalam meningkatkan ketidakpastian global.

Ekonom manajemen aset, level AJI Prasetya Arfian, melemahnya RS disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal.

“Ketidakpastian kebijakan moneter Fed dan dinamika global perdagangan meningkatkan tekanan pada menu negara -negara berkembang, termasuk Rupia.

Namun, kesenjangan saat ini diperkuat oleh 16 444 terhadap dolar AS. Harfian menambahkan bahwa upaya intervensi BI dan langkah -langkah di pasar keuangan akan sangat menentukan pergerakan RS di masa depan.

Namun, gangguan BI tidak selalu menghilangkan masalah investor. Jika suasana hati pasar dalam kebijakan moneter domestik terus melemah, arus keluar modal memiliki potensi untuk meningkat, terutama jika investor global mencari aset yang lebih aman di tengah -tengah ketidakpastian ekonomi global.

Di sektor energi, beberapa pembeli batubara dari Cina menolak untuk membuat harga batubara baru (HBA). Eksportir batubara Indonesia juga meminta periode transisi enam bulan untuk memberikan perubahan ini, mengingat sosialisasi dan implementasi kebijakan, dianggap terlalu cepat.

Tujuan kebijakan HBA adalah untuk memberikan kontrol yang lebih besar atas Indonesia dengan biaya ekspor batubara dan mempertahankan stabilitas harga perumahan. Namun, potensi penurunan permintaan dari Cina dapat menyebabkan negosiasi kontrak atau bahkan pembatalan pesanan yang mempengaruhi ekspor dan pendapatan sektor batubara Indonesia. Menurut Arfian, solusi Cina ini harus diharapkan menggunakan strategi diversifikasi pasar.

“Jika ketergantungan China masih tinggi, dampak dari penyimpangan ini dapat menjadi signifikan pada ekspor Indonesia. Pemerintah dan pemain industri harus mulai mencari pasar alternatif untuk mengurangi risiko di masa depan,” kata Arpan.

Indonesia Bank (BI) mendukung program perumahan yang tersedia yang telah memulai presiden Prabovo, memberikan RP 130 triliun.

Dia berpendapat bahwa dukungan ini sejalan dengan kebijakan ekonomi makro untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.

Program perumahan ini didukung dalam beberapa bentuk dasar, termasuk Asta Cita Security berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil, memberikan likuidasi yang merangsang bagi bank yang membagi pinjaman menjadi sektor prioritas, termasuk perumahan dan pemeliharaan program perumahan melalui akuisisi Efort Government Securities (SBN) di pasar kedua.

Terlepas dari kenyataan bahwa kebijakan ini dapat memberikan dorongan kepada industri perumahan dan terkait, beberapa pihak takut mempengaruhi kemerdekaan Indonesia. Beberapa investor percaya bahwa BI, yang terlalu dalam dalam kebijakan publik, dapat mengurangi kepercayaannya sebagai badan moneter independen.

Harpian percaya bahwa meskipun kebijakan ini memiliki manfaat ekonomi yang luas, risiko stabilitas sektor keuangan harus diperhitungkan. “Jika kepercayaan BI memburuk, potensi modal pengeringan dapat meningkat dan mempengaruhi ketidakstabilan pasar keuangan,” ringkasnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *