Potensi Bisnis Peralatan Outdoor Makin Cuan karena Tren Berwisata Alam dan Segmennya Meluas
thedesignweb.co.id, Jakarta – Aktivitas luar ruangan seperti mendaki gunung, berkemah, panjat tebing, dan lari menjadi semakin populer pascapandemi Covid-19. Aktivitas di luar ruangan tersebar luas tidak hanya di kalangan profesional tetapi juga di kalangan pemula, wanita, dan anak-anak.
Indonesia Adventure Association (IASA) juga mencatat potensi bisnis toko perlengkapan outdoor di Indonesia masih besar. Presiden IASA Tongam Pangabeen mengatakan potensi bisnis toko indoor di Indonesia masih terbuka lebar.
Rata-rata pendapatan bulanan toko outdoor adalah Rp75 juta untuk kategori toko kecil, Rp150 juta untuk kategori toko menengah, dan Rp250 juta untuk kategori toko besar, ujarnya kepada Liputan6 dalam wawancara tertulis. com tim gaya hidup, Jumat, 14 September 2024.
Anggota IASA sendiri kini berjumlah 170 anggota IASA. Berdasarkan perhitungan IASA, jumlah toko asing di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 1.000 toko. Pihaknya menghitung rata-rata pendapatan satu toko per bulan adalah Rp 150 juta, sehingga total omzet toko luar negeri di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp 150 miliar per bulan.
“Seorang pemilik bisa memiliki antara dua hingga lima toko, lebih dari satu. Dan setiap toko mempekerjakan dua hingga 10 orang, tergantung ukuran tokonya,” kata Tangam.
Lanjut Tangam, omzet yang diraih para pengusaha warung outdoor saat ini masih belum pulih hingga 100 persen. Dibandingkan sebelum pandemi, omzetnya baru mencapai 60 persen. Pada tahun 2025, tujuannya agar omzet toko outdoor sama seperti sebelum pandemi.
Sayangnya, tren wisata alam menunjukkan grafik positif, namun ada kekhawatiran akan semakin banyaknya produk China yang membanjiri Indonesia. Ia mengatakan, kecenderungan membeli barang bekas dan bekas dari luar negeri juga mempengaruhi pendapatan kita.
Untuk itu IASA, Tangam, harus mengedukasi para anggotanya agar bisa berdiri dan maju bersama. IASA memberikan berbagai pelatihan terkait manajemen toko, memberikan nasihat tentang penjualan produk secara online, dan melakukan restocking merchandise.
Namun terlepas dari pertumbuhan industri outdoor yang semakin positif, ia berharap pemerintah lebih berperan aktif dan melihat potensi bisnis toko outdoor di Indonesia. “Misalnya dengan melatih para pelaku UMKM dan memudahkan jika ingin menjual produk UMKM melalui pameran atau bazar,” ujarnya.
Sedangkan jika berbicara tentang toko perlengkapan outdoor, hampir tidak bisa dipisahkan dari brand lokal selama puluhan tahun. Public Relations EIGER Ventures, Shulhan Shamsur Rizal mengungkapkan, merek tersebut akan berusia 35 tahun pada tahun 2024.
Dari toko pertamanya di Sihampelas Bandung, EIGER Adventure kini memiliki lebih dari 300 toko di seluruh Indonesia. “Dari Medan hingga Timika, kami punya tiga toko di Malaysia dan satu di Swiss,” kata pria bernama Rizal saat dihubungi tim gaya hidup thedesignweb.co.id, 14 September 2024, Sabtu.
Menurut Rizal, industri outdoor semakin digemari karena masyarakat gemar “bermain” di luar rumah dan beraktivitas di luar ruangan selama pandemi. “Rentang usianya semakin bertambah, tidak hanya di kalangan mapala dan pecinta alam saja, namun juga para pemula dan EIGER kini membuat produk yang ditujukan untuk segmen wanita dan junior,” ujarnya.
Menurut Rizal, EIGER sendiri merupakan merek lokal namun percaya diri bersaing dengan produk luar negeri yang masuk karena memiliki spesifikasi khusus dengan kondisi alam dan iklim Indonesia. “Kalau melihat industri outdoor, kami adalah brand tropis untuk petualangan tropis karena kami lahir di Indonesia. Dengan musim hujan dan panas, kondisi alam pegunungan, hutan, dan Laut Eiger di antara musim-musim tersebut semuanya seperti ini,” dia menjelaskan.
Dengan modal tersebut, EIGER pun berani bersaing dari segi teknologi. Namun brand tersebut juga merupakan distributor resmi dari brand Osprey, sehingga menurut mereka Anda bisa mempelajari dan mentransfer teknologi terkini tentang perkembangan perlengkapan outdoor.
Soal harga, menurutnya merek lokal mampu bersaing karena rata-rata harga perlengkapan outdoor merek luar negeri bisa dua hingga tiga kali lipat lebih mahal. Barang merek lokal juga dikatakan lebih cocok dengan musim di Indonesia, karena merek luar negeri dibuat untuk empat musim.
“Pesaing di luar spesifikasi sepatu jaket memiliki segunung salju di sekelilingnya,” jelasnya.
Padahal, menurut Rizal, negara tetangga seperti Malaysia belum memiliki merek toko perlengkapan outdoor sendiri. Hal ini menyebabkan EIGER membuka toko di negara tersebut.
Terkait kemunculan merek lokal untuk perlengkapan outdoor, Rizal menilai hal tersebut merupakan pertanda positif. “Seiring dengan pembelajaran yang terus kami lakukan, masa depan petualangan alam terbuka tampaknya tidak hanya dimiliki oleh para profesional senior,” lanjutnya.
Ia mencontohkan, mulai banyak pendaki yang menuju Gunung Prau di Wonosobo. Kebanyakan dari mereka adalah entry level seperti wanita, seperti yang Anda lihat, EIGER telah membuat koleksi seri wanita dan seri junior, kelas menengah dan atas juga tersedia.
Sebagai brand yang menjual produk outdoor, Rizal mengaku ingin memadukan sikap dengan edukasi saat berpetualang di pegunungan. Kampanye tersebut berkisar pada kesadaran bahwa gunung bukanlah tempat sampah atau pentingnya memakai peralatan yang memadai dan tidak memakai sepatu yang ceroboh.
“Sepatu, sandal, tas, baju, jaket, kemeja, celana, atasan, tenda masih cukup bersaing dengan serbuan pasar yang mudah mengikutsertakan merek luar negeri,” kata Rizal seraya menambahkan segmennya juga melebar hingga pembuatan tas. Spesifikasi khusus sepeda motor saat berbelok.